Sopir Barracuda yang Tabrak Mahasiswa Segera Disidang

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Minggu, 29 September 2019 16:50
Sopir Barracuda yang Tabrak Mahasiswa Segera Disidang
Propam Sulsel sudah periksa 9 polisi terkait kasus kerusuhan demo mahasiswa di Makassar

Dream - Dicky Wahyudi, mahasiswa semester III Universitas Bosowa (Unibos) Makassar, dilindas oleh mobil barrcuda milik kepolisian. Kondisinya saat ini masih menjalani perawatan di RS.

Kasus ini mendapat perhatian publik. Kepolisian pun mendapat kritikan keras. Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Mas Guntur Laupe, akhirnya angkat bicara. Menurutnya, sopir barracuda yang menabrak Dicky akan segera disidangkan.

" Jadi saya luruskan yah soal sopir barracuda ini. Bukan saya katakan tidak bersalah tapi tidak sengaja dan tentu memang tidak sengaja. Tapi yang bersangkutan tetap akan kena sanksi berdasarkan pasal 360 KUHP. Telah diperiksa Propam dan akan segera disidang," ujar Guntur dikutip dari Merdeka.com, Minggu 29 September 2019.

Propam Polda Sulsel saat ini telah memeriksa sembilan polisi diduga telah melakukan kesalahan, empat diantaranya terkait barracuda, tiga anggota soal penganiayaan wartawan dan dua lainnya mengenai masuk masjid menggunakan sepatu.

Menurut Guntur, kondisi saat ini sudah semakin membaik meski perlu perawatan intensif akibat luka yang dideritanya.

" Kemarin sempat sesak tapi sekarang tambah baik," ucap dia. 

1 dari 5 halaman

Kapolda Sulsel angkat anak korban tabrak barracuda

Guntur yang sudah menjenguk Dicky dua kali pun meminta izin kepada ibunya, Mila Tamrin untuk mengangkat mahasiswa semester III itu sebagai anaknya.

" Orang tua Dicky (bapaknya) sudah meninggal dan dia tulang punggung. Sekarang dia semester III, saya angkat anak angkat sampai dia meninggal dunia dan saya meninggal dunia," kata dia. (mut)

(Sumber: Merdeka.com/Salviah Ika Padmasari)

2 dari 5 halaman

Aniaya Wartawan Saat Aksi Mahasiswa, Dua Polisi Ditahan

Dream - Dua wartawan diketahui mendapat aksi kekerasan saat meliput aksi mahasiswa beberapa hari lalu di Makassar. Terkait kasus ini, Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Mas Guntur Laupe mengatakan, pihaknya telah menahan dua polisi yang menganiaya wartawan saat demo mahasiswa menolak RUU KPK dan RKUHP.

" Dua anggota yang ditahan adalah anggota yang lakukan pemukulan terhadap wartawan," ujar Guntur dikutip dari Merdeka.com, Minggu 29 September 2019.

Saat melakukan pengamanan, aparat kepolisian melakukan tindakan represif dengan memukul sejumlah massa yang ada di sekitarnya agar mereka membubarkan diri.

Akibatnya, lima polisi menjalani pemeriksaan dan dua ditahan. Pada saat melakukan pengamanan, Polres Makassar mendapat bantuan kendali operasi (BKO) dari Polres Jeneponto.

Iya anggota dari Jeneponto sudah dikembalikan karena situasi di Makassar sudah mereda. Sehingga perkuatan yang awalnya banyak, mulai dikurangi. Jadi bukan karena gagal pengamanan," kata dia. (mut)

(Sumber: Merdeka.com/Salviah Ika Padmasari)

3 dari 5 halaman

Demo Rusuh Kendari, Ibu Hamil Terkena Peluru Nyasar

Dream - Demonstrasi menolak Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) di Kendari, Sulawesi Tenggara pada Kamis, 26 September 2019 kemarin tak hanya membuat dua mahasiswa tewas.

Seorang ibu yang sedang hamil enam bulan, Putri Yulia, turut menjadi korban peluru nyasar.

" Korban diberitahu suaminya jika itu luka karena tembakan. Setelah dicek, ternyata benar," ujar 
Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Goldenhardt dikutip Liputan6.com.

Menurut Harrym Putri terkena tembakan sekitar pukul 16.25 WITA di bagian betis kanan. Mulanya korban mengira kalau mengalami luka biasa.

Dokter Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kendari kemudian melakukan pembedahan dan menemukan proyektil berukuran 9 milimeter atau 0,9 sentimeter.

Saat ini, Putri masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kendari terkait luka tembak yang dideritanya.

(Sumber: Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

4 dari 5 halaman

Hasil Autopsi Mahasiswa Korban Aksi Demo Kendari, Peluru Menembus Dada

Dream - Hasil autopsi kematian mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, Randi saat unjuk rasa pada Kamis, 26 September 2019 telah keluar. Dokter Raja Alfath Atfath Widya Iswara memastikan korban meninggal akibat luka tembak.

Dari hasil autopsi, dokter menemukan peluru masuk melalui dada samping kiri dan keluar di dada kanan depan.

" (Peluru) tembus, jalurnya panjang, kedalamannya tak bisa kami ukur," ujar Alfath dikutip dari Liputan6.com.

Akibat peluru yang menembus di area dada itu, beberapa organ vital korban mengalami kerusakan seperti, bagian paru-paru kanan dan kiri terjadi pendarahan.

" Mengenai sedikit pembuluh darah, ada namanya Media Stinum, terletak di tengah paru-paru kanan dan paru-paru kiri," ucap dia.

Saat melakukan operasi, polisi tidak menemukan peluru bersarang di tubuh korban. Diduga, peluru tersebut sudah keluar saat menembus dada kanan.

" Lebar luka pada dada kiri yakni 0,9 sentimeter, sementara lebar lubang dada kanan sekitar 2,1 sentimeter," kata dia.

Tim dokter menduga, korban ditembak dari jarak jauh. Sebelum meninggal, korban mengalami pendarahan di paru-paru.

(Sumber: Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

5 dari 5 halaman

Polisi Bentuk Tim Investigasi Kasus Kematian Mahasiswa di Kendari

Dream - Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal menyatakan, Mabes Polri akan membentuk tim investigasi untuk mengusut penyebab kematian dua mahasiswa dalam aksi demonstrasi di Kendari, kemarin. 

" Pak Kapolri sudah membentuk tim investigasi gabungan untuk mencari tahu siapa pelakunya,"  ujar Iqbal dikutip dari Liputan6.com. 

Menurut Iqbal, jika hasil scientific menunjukan pelaku penembaakan adalah aparat keamanan, polisi memastikan akan melakukan proses hukum pidana sesuai mekanisme yang berlaku.

Mantan Kapolrestabes Surabaya ini mengungkapkan Polri sudah mengirimkan dua tim dari Propam dan tim pengawas yang dipimpin langsung oleh perwira tinggi berpangkat Brigjen.

" Mereka sedang bekerja memastikan apakah ada kesalahan SOP (standar operasional prosedur) atau tidak," ucap dia.

Terkait peristiwa aksi demonstrasi yang berakhir dengan kericuhan di Kendari, Iqbal mengimbau semua pihak untuk tidak terprovokasi dengan informasi yang disebarkan di media sosial terkait penyebab kematian dua mahasiswa Kendari.

(Sumber: Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Beri Komentar