Saat Marbot dan Tukang Becak ke Tanah Suci

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 25 Agustus 2017 14:00
Saat Marbot dan Tukang Becak ke Tanah Suci
"Ini pelajaran baik. Cita-cita dapat kita wujudkan selama bersungguh-sungguh dalam mewujudkannya," ucap Lukman.

Dream - Selama berada di Mekah, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengunjungi para jemaah haji di sejumlah hotel. Selain memastikan fasilitas yang diberikan memadai, Lukman juga menyapa dan berbincang dengan para jemaah.

Seperti Kamis pagi kemarin waktu setempat, Lukman terlibat perbincangan hangat dengan Maksum yang menginap di sebuah hotel di Syisyah, Mekah. Maksum adalah pengayuh becak yang biasa mangkal di Pasar Atom Surabaya.

Kepada Lukman, Maksum mengungkapkan upayanya menabung selama 20 tahun agar bisa menunaikan ibadah haji. Sebagai pengayuh becak, jelas pendapatan Maksum tidak menentu.

Namun demikian, Maksum mengumpulkan sebagian pendapatannya sedikit demi sedikit. " Jika sudah terkumpul Rp300-500 ribu, baru saya tabung di Simpedes," ujar Maksum kepada Lukman, dikutip dari kemenag.go.id, Jumat 25 Agustus 2017.

Maksum kini tengah menunggu puncak pelaksanaan ibadah haji yaitu wukuf di Arafah pada Kamis pekan depan, 31 Agustus 2017. Satu kekhawatiran Maksum, dia tidak bisa menjadi pribadi lebih baik saat pulang ke Tanah Air nanti.

" Saya takut kalau sebelum haji berusaha baik misalnya sembahyang, lalu setelah pulang ke Indonesia malah tidak lebih baik. Itu yang suka saya pikirkan," ucap Maksum, kepada Lukman.

Usai berbincang dengan Maksum, Lukman berpamitan dan mengunjungi kamar 601 di hotel yang sama. Kamar itu ditempati beberapa jemaah haji pria, salah satunya Mulyono.

Lukman berbincang dengan Mulyono

Mulyono, 75 tahun, merupakan seorang marbot di Masjid Am Munawwar, Tulungagung, Jawa Timur. Niat kuatnya melaksanakan haji mengantarkannya memenuhi panggilan Allah SWT meski dengan susah payah.

" Kesibukan sehari-hari saya adalah marbot masjid, tukang ngepel dan bersih-bersih masjid. Ini sudah berjalan 30 tahun," kata Mulyono.

Mulyono mengaku bisa berhaji dengan mengumpulkan uang pemberian jemaah masjid dan tamu. Dia tabung uang itu hingga 20 tahun dan baru mendaftar haji pada 2011 lalu.

" Sepulang berhaji, saya akan ke masjid lagi. Saya senang saat pertama kali melihat Kabah. Tapi cukup capai juga saat Tawaf dan Sa'i," kata Mulyono.

Dia pun berpesan kepada masyarakat Indonesia untuk segera berhaji. " Segeralah berhaji. Mudah-mudahan menjadi haji mabrur. Semoga pada bisa daftar haji dan hajinya diterima," kata Mulyono.

Lukman pun bersyukur bisa bertemu Maksum dan Mulyono. Bagi dia, dua sosok ini memberikan inspirasi tentang bagaimana tekad yang kuat bisa mewujudkan keinginan melaksanakan ibadah haji.

" Ini adalah bukti betapa komitman dan tekad yang kuat untuk menjalankan rukun Islam ke lima, meski dalam kondisi seperti ini, dengan tekad besar akhirnya mereka mampu mewujudkan keinginan untuk berhaji," kata Lukman.

" Ini pelajaran baik. Cita-cita dapat kita wujudkan selama bersungguh-sungguh dalam mewujudkannya," ucap Lukman melanjutkan.

Beri Komentar