Ilustrasi (Foto: Freepik.com)
Dream – Iman merupakan meyakini keberadaan Tuhan dengan hati, menuturkan dengan lisan, dan melakukan dengan perbuatan. Keimanan seseorang bisa diukur dengan ibadah dan amal sholeh yang ia kerjakan. Tentu saja keimanan berkaitan erat dengan islam dan ihsan.
Terdapat enam rukun iman yang perlu dipahami oleh setiap Muslim. Rukun iman dan rukun Islam merupakan pilar penting yang dijadikan sebagai pedoman hidup umat. Iman artinya percaya atau membenarkan. Menurut syariat, Iman bermakna mengakui dengan lisan, membenarkan dengan hati dan mengamalkan dengan perbuatan. Rukun iman adalah amalan yang bersifat batiniyah atau keyakinan yang ada di dalam hati.
Kondisi iman seseorang juga akan menentukan sikap dan perilakunya dalam kehidupan beragama dan bersosial. Inilah mengapa penting bagi kita untuk mempertahankan dan memperkuat keimanan.
Berikut penjelasan tentang rukun iman ada 6 lengkap dengan pengertian dan beriman kepada hal gaib. Langsung saja simak informasi selengkapnya berikut ini!
Sebelum memahami tentang rukun iman ada 6, Sahabat Dream juga perlu mengetahui pengertian iman itu sendiri. Iman berkaitan dengan meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan. Berikut pengertian iman menurut para ulama yang penting diketahui:
Menurut Abdul Majid Az-Zandani, iman adalah keyakinan yang terbentuk dalam hati, dituturkan lewat lisan dan diamalkan dengan perbuatan. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 143 yang artinya:
“ Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) 'umat pertengahan' agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.”
Pengertian iman juga tentunya telah disampaikan oleh para imam mazhab terkemuka. Menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i dan Ishak bin Rahawaih menyatakan, iman adalah pembesaran dengan hati, pengakuan mengguanakn lisan, dan mengamalkan melalui anggota badan. Amal perbuatan dalam ibadah yang dilakukan seseorang adalah terbentuk dari unsur keimanan.
Banyak ulama Mazhab Hanafi yang mengikuti definisi sebagaimana yang disebutkan oleh Ath-Thahawi, bahwa iman adalah pengakuan dengan lisan dan pembenaran dengan hati.
Sebagai umat Muslim, sudah semestinya beriman kepada Allah SWT, yang artinya percaya akan keberadaan Allah. Dia ada sebagai Tuhan alam semesta yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya.
Makna dari rukun iman kepada Allah adalah kita meyakini bahwa tiada Tuhan yang pantas disembah selain Allah SWT. Rukun Iman yang pertama ini berarti kita harus meyakini dengan sepenuh hati tentang sifat-sifat Allah yang tercantum dalam 99 Asmaul Husna, sifat-sifat wajib Allah dan sifat-sifat muhal bagi Allah.
Rukun iman yang kedua adalah iman kepada malaikat Allah. Makna rukun iman kepada malaikat adalah meyakini jika malaikat itu ada dan senantiasa mengawasi perbuatan baik dan buruk setiap manusia.
Malaikat adalah mahluk yang diciptakan Allah dari cahaya yang bersifat ghaib. Tugas malaikat adalah menjalankan perintah dari Allah untuk mengawasi seluruh aktivitas umat manusia. Malaikat adalah satu-satunya mahluk yang paling taat kepada Allah dan senantiasa bertasbih kepada-Nya tanpa henti.
Walaupun tidak bisa melihat para malaikat, tetapi manusia bisa meyakini dan mengetahui nama-nama dan tugas-tugas mereka. Sepuluh malaikat Allah yang perlu diketahui adalah Jibril (penyampai wahyu), Mikail (pembagi rezeki), Israfil (peniup terompet sangkakala), Izrail (pencabut nyawa), Munkar dan Nakir (penanya di alam kubur), Raqib dan Atid (pencatat amal), Malik (penjaga neraka), Ridwan (penjaga surga).
Rukun Iman yang ketiga adalah iman kepada kitab-kitab Allah. Kita harus meyakini apapun yang diturunkan kepada Rasul datangnya dari Allah, terutama empat kitab Allah. Pertama adalah Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as sekitar abad ke 12 SM. Taurat berisi firman-firman Allah yang ditujukan untuk bangsa Israel dan berisi sejarah para nabi terdahulu hingga Nabi Musa serta kumpulan hukum.
Kedua adalah kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud as sekitar abad ke 10 SM. Kitab Zabur berisi syariat meneruskan apa yang disampaikan oleh Nabi Musa as.
Kitab suci yang ketiga adalah Injil diturunkan kepada Nabi Isa as. Kitab Injil mula-mula ditulis oleh murid-murid Nabi Isa untuk bangsa Israel sebagai penggenap ajaran dari Nabi Musa as.
Kitab suci yang terakhir adalah Al-Quran merupakan kumpulan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pelengkap seluruh ajaran sebelumnya. Bahasa Al-Quran berbentuk prosa indah berirama dengan Bahasa Arab. Al-Quran berisi panduan hidup, filsafat, sejarah, peringatan, ilmu pengetahuan, hukum dan doa-doa.
Rukun Iman yang keempat adalah iman kepada para nabi dan rasul. Artinya kita harus meyakini bahwa nabi dan rasul adalah manusia utusan Allah yang diperintahkan untuk menyampaikan kabar gembira dan ancaman di muka bumi.
Beriman kepada nabi dan rasul artinya memercayai segala ajaran baik lisan maupun tindakan sebagai tauladan para nabi dan rasul. Jumlah nabi dan rasul sangatlah banyak, namun kita diwajibkan memercayai 25 nama-nama nabi dan rasul: Adam, Idris, Nuh, Hud, Sholeh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’kub, Yusuf, Ayyub, Syu’aib, Musa, Harun, Zulkifli, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasaa, Yunus, Zakariya, Yahya, Isa dan Muhammad SAW.
Rukun iman yang kelima adalah iman kepada hari kiamat. Maknanya adalah memercayai jika hari akhir itu benar adanya. Hari kiamat merupakan hari dimana seluruh alam semesta dihancurkan dan dimusnahkan.
Iman kepada hari kiamat berarti meyakini dan memercayai tanda-tanda akhir jaman seperti munculnya dajjal, munculnya ya’juj dan ma’juj, turunnya Nabi Isa as, terbit matahari dari barat, munculnya binatang Dabbah, munculnya Imam Mahdi, semakin banyak kejahatan dan kriminalitas, serta banyaknya amanah yang tidak dijalankan.
Kemudian, kita juga harus memercayai adanya kehidupan setelah kematian, dimana kehidupan yang kekal sesungguhnya itu ada di akhirat kelak.
Rukun iman yang keenam adalah iman kepada qada dan qadar. Umat Muslim wajib percaya kepada qada dan qadar yang merupakan takdir Allah yang baik maupun buruk. Takdir merupakan ketentuan yang terjadi di alam semesta.
Mengutip laman Kemdikbud, qadha yaitu ketetapan Allah SWT sejak zaman azali (zaman dahulu sebelum diciptakan alam semesta) sesuai dengan kehendak-Nya tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan mahluk-Nya. Sementara qadar adalah perwujudan dari qadha atau ketetapan Allah SWT dalam kadar tertentu sesuai dengan kehendak-Nya.
Iman yang keenam ini kita mengimani bahwa apapun yang terjadi di muka bumi juga kepada diri sendiri sebagai manusia baik maupun buruk merupakan kehendak Allah. Bahwa Allah menciptakan mudharat pasti ada maslahatnya. Di setiap keburukan ada hikmah mendalam.
Takdir ada dua jenis, yaitu takdir mu’allaq (takdir yang bisa berubah) dan takdir mubram (takdir yang mutlak seperti jodoh dan kematian).
Mengimani sesuatu hal yang gaib termasuk perintah Allah SWT yang tercantum dalam Al-Quran. Rukun iman ada enam yang di antaranya adalah perintah untuk beriman kepada Allah dan malaikat. Keduanya adalah sesuatu yang gaib karena tak dapat dilihat secara kasat mata.
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 3, Allah menegaskan beriman kepada yang gaib adalah salah satu ciri orang yang bertaqwa:
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ
" (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka."
Ayat ini menerangkan bahwa manusia terbagi atas dua golongan. Pertama, mereka yang hanya mempercayai hal nyata namun tidak mempercayai sesuatu di balik kenyataan itu. Orang-orang seperti itu, biasanya tidak mempercayai adanya Tuhan, malaikat, kiamat, akhirat, dan lain-lain.
Sedangkan golongan kedua adalah orang yang mempercayai adanya hal yang nyata dan gaib.
Kata “ yang gaib” dalam ayat tersebut dapat diartikan dengan yang tidak dapat disaksikan oleh panca indera, tidak tampak oleh mata, tidak dapat didengar oleh telinga, namun keberadaannya dapat dirasakan.
Advertisement
Begini Beratnya Latihan untuk Jadi Pemadam Kebakaran
Wanita Ini Dipenjara Gegara Pakai Sidik Jari Orang Meninggal Buat Perjanjian Utang
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
Menkeu Lapor Capaian Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Tingkat Pengangguran Turun
Cerita Darsono Setia Rawat Istrinya yang Tak Bisa Kena Cahaya Selama 32 Tahun
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca