Ilustrasi Seorang Perempuan Sedang Membaca Al-Quran. (Foto: Pexels.com)
Dream - Agama Islam memiliki rukun iman yang menjadi dasar kepercayaan. Rukun Iman yang ke tiga adalah iman kepada kitab-kitab Allah SWT sebelum Al-Quran. Setiap umat Islam wajib mengimani atau meyakini keberadaan kitab-kitab sebelum Al-Quran yang diturunkan kepada para nabi pilihan-Nya.
BACA JUGA: Memahami Firman Dan Penyebutannya Dalam Al-Qur'an
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT sebelum Al-Quran telah disebutkan dalam Surat Al-Imran ayat 3 berikut ini:
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَاَنْزَلَ التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَۙ
" Dia menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil."
Allah SWT menurunkan Al-Quran kepada nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW dengan tidak ada keraguan di dalamnya. Allah juga telah menurunkan kitab-kitab sebelum Al-Quran melalui para nabi yang dipilih-Nya. Kitab-kitab yang turun sebelum Al-Quran isinya juga membenarkan keberadaan Al-Quran melalui apa yang diberitakannya dan apa yang disiarkan-nya sejak zaman dahulu kala.
Sementara Al-Quran pun juga membenarkan keberadaan kitab-kitab sebelumnya. Lantaran Al Quran isinya sesuai dengan apa yang disampaikan kitab-kitab sebelumnya. Isinya membawa kabar gembira yang luar biasa, yaitu bahwa Allah akan mengutus Nabi Muhammad Saw dan menurunkan Al-Quran yang agung sebagai mukjizat terbesarnya.
Dengan demikian, umat Islam wajib hukumnya meyakini adanya kitab-kitab sebelum Al-Quran. Lantas bagaimana cara beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran?
Kali ini Dream sudah merangkum dari berbagai sumber tentang cara beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran. Mari simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Cara beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran telah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Nabi SAW menginstruksikan kepada umatnya tentang cara beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ أَهْلُ الْكِتَابِ يَقْرَءُونَ التَّوْرَاةَ بِالْعِبْرَانِيَّةِ وَيُفَسِّرُونَهَا بِالْعَرَبِيَّةِ لِأَهْلِ الْإِسْلَامِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُصَدِّقُوا أَهْلَ الْكِتَابِ وَلَا تُكَذِّبُوهُمْ وَقُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ الْآيَةَ
Artinya:
Dari Abu Hurairah berkata, Ahli kitab membaca Taurat dengan bahasa ibrani dan menafsirkannya dengan bahasa Arab untuk pemeluk Islam! Spontan Rasulullah Shallallahualaihiwasallam bersabda: " Jangan kalian benarkan ahli kitab, dan jangan pula kalian mendustakannya, dan katakan saja (Kami beriman kepada Allah, dan apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu)." (HR. Bukhari)
Berdasarkan hadis yang disampaikan di atas, cara beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran bisa dijabarkan sebagaimana berikut ini:
Cara beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran yang pertama adalah dengan memercayai keberadaan Kitab Taurat, Zabur, dan Injil.
Percaya kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran termasuk rukun iman yang ketiga. Umat Islam di manapun berada wajib memercayai adanya kitab-kitab sebelum Al-Quran tersebut. Termasuk kepada para Nabi yang menerima kitab-kitab sebelum Al-Quran.
Cara beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran selanjutnya adalah dengan mempelajari isi kandungan Al-Quran. Memahami isi kandungan Al-Quran tentu saja akan menambah keimanan umat Islam. Terlebih isi kandungan Al-Quran merupakan bekal yang penting untuk menjalani hidup di dunia dan di akhirat.
Selain itu, dengan memahami isi kandungan Al-Quran, seseorang juga akan semakin percaya bahwa kitab-kitab sebelumnya juga mengajarkan hal yang sama dengan Al-Quran. Namun Al-Quran lebih lengkap karena menyempurnakan isi kitab-kitab sebelumnya.
Cara beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran yang ketiga adalah dengan membaca Al-Quran secara baik dan benar. Membaca Al-Quran memerlukan ilmu yang harus dipelajari terlebih dahulu, yaitu Ilmu Tajwid. Mempelajari ilmu tajwid hukumnya fardu kifayah.
Akan tetapi membaca Al Quran dengan baik dan benar sesuai ilmu tajwid adalah fardu 'ain bagi setiap orang Islam. Selain itu, dengan membaca Al-Quran secara benar dan tepat akan mendapat pahala 10 kali per huruf hijaiyah.
Tak hanya itu, dengan membaca Al-Quran dengan baik dan benar, kamu juga bisa merasakan bahwa Al-Quran benar-benar mukjizat terbesar yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kamu semakin bangga menjadi bagian dari umat Nabi yang paling dicintai Allah SWT.
Cara beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran yang terakhir adalah dengan mempraktikkan ajaran Al-Quran untuk kehidupan sehari-hari.
Tak hanya membaca saja dengan rutin, namun mempraktikkan ajaran yang terkandung dalam Al-Quran di kehidupan sehari-hari juga penting dilakukan. Antara lain menghargai orang lain, menjaga toleransi, berbuat baik kepada semua makhluk, jujur, berbakti kepada orang tua, dan memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi.
Setelah mengetahui cara beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran, kamu juga perlu mengetahui apa saja kitab yang turun sebelumnya dan kepada siapa kitab itu diturunkan.
Kitab dari Allah SWT yang turun pertama kali adalah Kitab Taurat. Kitab ini diturunkan kepada Nabi Musa AS pada 6 Ramadan sekitar abad 12 SM (Sebelum masehi). Pada saat itu, Nabi Musa AS menyampaikan ajaran yang terkandung dalam Kitab Taurat kepada bangsa Bani Israil. Bahasa Kitab Taurat adalah Bahasa Ibrani. Kitab Taurat mengandung ajaran tentang beberapa hukum syariat dan sistem kepercayaan yang dapat dibenarkan.
Seperti yang tertulis dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Imran ayat 3 berikut:
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَاَنْزَلَ التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَۙ
" Dia menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil."
Setelah Taurat, Allah SWT menurunkan Kitab Zabur kepada Nabi Daud AS pada 18 Ramadan sekitar abad 10 SM di Yerusalem. Sama seperti Nabi Musa AS, Nabi Daud AS menyampaikan ajaran Kitab Zabur juga kepada Bani Israil.
Ajaran dalam Kitab Zabur berupa doa, dzikir, nasihat, dan hikmah. Akan tetapi dalam Kitab Zabur tidak ada hukum syariat, sehingga umat Nabi Daud AS diperintahkan mengikuti hukum syariat yang disampaikan Nabi Musa AS.
Selain itu, bahasa dalam Kitab Zabur adalah bahasa Qibti. Bahasa ini merupakan bahasa yang digunakan bangsa Mesir dalam berkomunikasi sehari-hari. Pada saat bangsa Arab masuk ke tanah Mesir, perlahan bahasa Qibti digantikan oleh bahasa Arab. Namun demikian bahasa Arab yang berkembang di Mesir tetap dipengaruhi dialek bahasa asli orang Mesir.
Firman Allah dalam Al-Quran yang menyebutkan tentang berita Kitab Zabur terletak dalam Surat An-Nisa ayat 163 berikut:
۞ اِنَّآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ كَمَآ اَوْحَيْنَآ اِلٰى نُوْحٍ وَّالنَّبِيّٖنَ مِنْۢ بَعْدِهٖۚ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَعِيْسٰى وَاَيُّوْبَ وَيُوْنُسَ وَهٰرُوْنَ وَسُلَيْمٰنَ ۚوَاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًاۚ
Artinya: " Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Dawud."
Setelah Kitab Zabur, kemudian Allah SWT menurunkan Kitab Injil kepada Nabi Isa AS pada abad ke-1 Masehi di Yerusalem. Pda mulanya, Kitab Injil dipercaya pertama kali ditulis menggunakan bahasa Suryani.
Dilansir dari brainly.co, bahasa suryani juga dikenal dengan bahasa Suriah. Bahasa Suryani adalah bahasa Aram Timur yang dulu digunakan sebagian besar masyarakat yang hidup di daerah Arab Timur dan Bulan Sabit Subur (mencakup Asia Barat, lembah Sungai Nil, delta sungai Nil).
Secara luas, Bahasa Suryani merupakan bahasa Aram Timur yang sering digunakan oleh beragam komunias Kristen yang hidup di Timur Tengah.
Kitab Injil merupakan pedoman hidup bagi Kaum Nasrani. Ajaran yang terkandung di dalam Kitab Injil adalah mengenai perintah untuk percaya kepada Allah SWt. Serta menghapus beberapa hukum yang ada di Kitab Taurat lantaran beberapa ajaran di Kitab Taurat tidak sesuai dengan zaman saat itu.
Perintah untuk memercayai Kitab Injil telah ditulis dalam firman Allah SWT dalam Surat Maryam ayat 30.
قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِ ۗاٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّا ۙ
Artinya: “ Dia (Isa) berkata, “ Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.”
Telah dijelaskan sebelumnya tentang jawaban dari pertanyaan bagaimana cara beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran. Namun tentu saja, sebagai Muslim kita memang juga perlu memahami isi kitab-kita sebelum Al-Quran seperti zabur, taurat dan injil. Selain cara-cara di atas, masih ada lagi cara-cara lain yang dapat umat Islam lakukan untuk beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran.
Sebagai umat Muslim, beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran adalah bagian dari rukun iman. Berikut adalah beberapa cara beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran:
Pelajari sejarah dan konteks kitab-kitab suci sebelum Al-Quran, seperti Taurat (Torah) yang diberikan kepada Nabi Musa (as), Injil yang diberikan kepada Nabi Isa (as), dan Zabur yang diberikan kepada Nabi Daud (as). Ketahui isi, tujuan, dan ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab-kitab tersebut.
Percayalah bahwa kitab-kitab sebelum Al-Quran adalah wahyu yang Allah berikan kepada para nabi dan rasul-Nya untuk mengajarkan manusia tentang kebenaran, jalan yang lurus, dan tuntunan-Nya. Yakini bahwa kitab-kitab tersebut adalah wahyu ilahi yang memiliki otoritas dan kebenaran.
Sadari bahwa meskipun ada perbedaan dalam tata ibadah, peraturan, dan peristiwa sejarah di kitab-kitab sebelum Al-Quran, ajaran dasarnya adalah bersumber dari Allah yang Maha Esa. Mengakui kesamaan ajaran dasar, seperti keesaan Allah, keadilan, kebaikan, dan nilai-nilai moral yang sama dalam semua kitab suci.
Sambut Al-Quran sebagai penutup wahyu yang terakhir dan terbaik yang diberikan oleh Allah kepada umat manusia. Pahami bahwa Al-Quran adalah kitab suci yang sempurna, menggantikan dan menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya, serta menjadi petunjuk hidup yang universal untuk semua umat manusia.
Meskipun Al-Quran merupakan kitab suci yang terakhir, tetaplah menghormati kitab-kitab sebelumnya dan jangan mencela atau merendahkan kitab-kitab tersebut. Berpegang teguh pada keyakinan bahwa kitab-kitab sebelumnya adalah wahyu Allah, meskipun ada perbedaan dalam penyalinan, interpretasi, atau penyimpangan yang mungkin terjadi seiring waktu.
Jika memungkinkan, bacalah dan pelajari kitab-kitab sebelumnya secara akurat dan dalam konteks yang benar. Anda dapat mempelajarinya melalui terjemahan atau dengan bantuan ulama yang kompeten. Ini akan membantu Anda memahami ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran juga berarti menghormati keyakinan orang lain yang menganut kitab-kitab tersebut. Bersikap adil, terbuka, dan toleran terhadap pemeluk agama lain serta menjalin dialog yang baik untuk saling memahami dan tidak mengusik kepercayaan umat lain.
Advertisement
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Bahas Asam Urat dan Pola Hidup Sehat, Obrolan Raditya Dika dan dr. Adrian Jadi Sorotan