Ilustrasi Seorang Anak Memeluk Al-quran. (Foto: Shutterstock.com)
Dream – Sebagai manusia yang telah dibekali akal pikiran mungkin muncul pertanyaan di dalam kamu tentang Mengapa manusia memerlukan kitab Allah SWT? Pertanyaan ini kemungkinan datang karena pengetahuan kita tentang agama Islam dan ajarannya yang masih belum sempurna. Latar belakang pengetahuan tentang agama akan menentukan pemahaman seorang Muslim mengenai keutamaan kitab Allah SWT.
Sebagai umat Islam, tentunya kita telah mengetahui bahwa terdapat rukun iman yang wajib diyakini. Salah satu poin dari enam rukun iman adalah iman kepada kitab Allah SWT.
Dalam perjalanan perkembangan Islam terdapat empat kitab suci yang telah diturunkan Allah SWT kepada umat manusia dan wajib diimani. Keempat kitab itu adalah Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran.
Al-Quran merupakan kitab suci yang terakhir sekaligus penyempurna dari kitab sebelumnya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril. Al-Quran menjadi pelengkap sekaligus penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Inilah mengapa isi kitab Allah yang terakhir ini lebih lengkap dan detail daripada kitab-kitab sebelumnya.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Imran ayat 3 berikut ini:
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَاَنْزَلَ التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَۙ
Artinya: " Dia menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil."
Lantas mengapa manusia memerlukan kitab Allah SWT? Untuk menjawab alasan dari pertanyaan tersebut, mari kita simak penjelasannya berikut ini sebagaimana dirangkum Dream.co.id dari berbagai sumber.
Allah SWT menurunkan Al-Quran kepada nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW dengan tidak ada keraguan di dalamnya. Allah juga telah menurunkan kitab-kitab sebelum Al-Quran melalui para nabi yang dipilih-Nya. Kitab-kitab yang turun sebelum Al-Quran isinya juga membenarkan keberadaan Al-Quran melalui apa yang diberitakannya dan apa yang disyiarkan-nya sejak zaman dahulu kala.
Sementara Al-Quran juga membenarkan keberadaan kitab-kitab sebelumnya. Lantaran isi Al-Quran sesuai dengan apa yang disampaikan kitab-kitab sebelumnya. Isinya membawa kabar gembira yang luar biasa, yaitu bahwa Allah akan mengutus Nabi Muhammad Saw dan menurunkan Al-Quran yang agung sebagai mukjizat terbesarnya.
Dengan demikian, umat Islam wajib hukumnya meyakini adanya kitab-kitab sebelum Al-Quran. Cara beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran telah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Nabi SAW menginstruksikan kepada umatnya tentang cara beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Quran.
Dari Abu Hurairah RA ia berkata, Ahli kitab membaca Taurat dengan bahasa ibrani dan menafsirkannya dengan bahasa Arab untuk pemeluk Islam! Spontan Rasulullah SAW bersabda: " Jangan kalian benarkan ahli kitab, dan jangan pula kalian mendustakannya, dan katakan saja (Kami beriman kepada Allah, dan apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu)." (HR. Bukhari)
Kitab Allah SWT yang paling akhir diturunkan adalah Al-Quran. Kitab suci yang paling akhir ini telah difirmankan oleh Allah SWT sebagai kitab yang menyempurnakan kitab-kitab suci sebelumnya. Sebagai agama samawi, Islam adalah agama yang isi ajarannya menyempurnakan agama-agama sebelumnya.
Mengapa manusia memerlukan kitab Allah SWT? Jawabannya adalah karena manusia membutuhkan suatu pedoman yang digunakan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Al-Quran adalah kitab Allah SWT yang memenuhi kriteria tersebut.
Pasalnya Al-Quran merupakan sumber hukum utama dan sarat informasi mengenai petunjuk bagi manusia. Bahkan di dalam Al-Quran berisi setiap detail sumber hukum dan sejarah. Selain itu, hal-hal di masa depan pun juga telah tergambar jelas di dalam Al-Quran.
Artinya kitab Allah SWT yang satu ini merupakan kitab Maha Dahsyat yang isinya selalu relevan di setiap zaman. Bahkan sejak 1445 tahun yang lalu diturunkan, kitab Allah SWT bernama Al-Quran ini masih sangat relevan dijadikan sumber hukum dan pedoman kehidupan.
Mulai dari akhlak, sejarah, hukum, ilmu pengetahuan, hingga gambaran masa depan manusia telah tercantum secara rinci di dalamnya. Lantas masihkah kita meragukan kebenarannya? Hanya orang-orang yang mendustakan Allah yang tidak memercayai kebenaran isi dari Al-Quran.
Turunnya kitab Allah SWT menjadi petunjuk bagi manusia di alam semesta. Dengan adanya petunjuk yang benar melalui kitab Allah, maka manusia akan bertindak sesuai aturan. Sebaliknya, jika manusia bertindak sesuka hati maka keseimbangan dunia tentu akan hancur.
Kriminalitas merajalela, hukum dilanggar, orang bertindak sesuka hati, saling menyakiti dan menyiksa, hubungan sosial yang rusak, perbuatan tercela terjadi di mana-mana, dan masih banyak lagi hal buruk apabila tidak ada petunjuk atau pedoman yang bisa dijadikan pegangan manusia.
Inilah alasan mengapa manusia memerlukan kitab Allah SWT, yakni sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia dalam menjalankan kehidupannya. Dalam Surat Al-Maidah ayat 46, Allah SWT berfirman:
وَقَفَّيْنَا عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ بِعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرٰىةِ ۖواٰتَيْنٰهُ الْاِنْجِيْلَ فِيْهِ هُدًى وَّنُوْرٌۙ وَّمُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَهُدًى وَّمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِيْنَۗ
Artinya: “ Dan Kami teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putra Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami menurunkan Injil kepadanya, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan membenarkan Kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, dan sebagai petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.”
Al-Quran merupakan kitab Allah SWT yang paling sempurna dan detail penjelasannya. Namun demikian, sebagai Muslim kita juga wajib beriman kepada kitab-kitab Allah SWT sebelum Al-Quran. Maka dari itu kita juga perlu mengetahui apa saja kitab yang turun sebelumnya dan kepada siapa kitab itu diturunkan.
Kitab dari Allah SWT yang turun pertama kali adalah Kitab Taurat. Kitab ini diturunkan kepada Nabi Musa AS pada 6 Ramadan sekitar abad 12 SM (Sebelum masehi). Pada saat itu, Nabi Musa AS menyampaikan ajaran yang terkandung dalam Kitab Taurat kepada bangsa Bani Israil. Bahasa Kitab Taurat adalah Bahasa Ibrani. Kitab Taurat mengandung ajaran tentang beberapa hukum syariat dan sistem kepercayaan yang dapat dibenarkan.
Seperti yang tertulis dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Imran ayat 3 berikut:
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَاَنْزَلَ التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَۙ
" Dia menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil."
Setelah Taurat, Allah SWT menurunkan Kitab Zabur kepada Nabi Daud AS pada 18 Ramadan sekitar abad 10 SM di Yerusalem. Sama seperti Nabi Musa AS, Nabi Daud AS menyampaikan ajaran Kitab Zabur juga kepada Bani Israil.
Ajaran dalam Kitab Zabur berupa doa, dzikir, nasihat, dan hikmah. Akan tetapi dalam Kitab Zabur tidak ada hukum syariat, sehingga umat Nabi Daud AS diperintahkan mengikuti hukum syariat yang disampaikan Nabi Musa AS.
Selain itu, bahasa dalam Kitab Zabur adalah bahasa Qibti. Bahasa ini merupakan bahasa yang digunakan bangsa Mesir dalam berkomunikasi sehari-hari. Pada saat bangsa Arab masuk ke tanah Mesir, perlahan bahasa Qibti digantikan oleh bahasa Arab. Namun demikian bahasa Arab yang berkembang di Mesir tetap dipengaruhi dialek bahasa asli orang Mesir.
Firman Allah dalam Al-Quran yang menyebutkan tentang berita Kitab Zabur terletak dalam Surat An-Nisa ayat 163 berikut:
۞ اِنَّآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ كَمَآ اَوْحَيْنَآ اِلٰى نُوْحٍ وَّالنَّبِيّٖنَ مِنْۢ بَعْدِهٖۚ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَعِيْسٰى وَاَيُّوْبَ وَيُوْنُسَ وَهٰرُوْنَ وَسُلَيْمٰنَ ۚوَاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًاۚ
Artinya: " Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Dawud."
Setelah Kitab Zabur, kemudian Allah SWT menurunkan Kitab Injil kepada Nabi Isa AS pada abad ke-1 Masehi di Yerusalem. Pda mulanya, Kitab Injil dipercaya pertama kali ditulis menggunakan bahasa Suryani.
Bahasa suryani juga dikenal dengan bahasa Suriah. Bahasa Suryani adalah bahasa Aram Timur yang dulu digunakan sebagian besar masyarakat yang hidup di daerah Arab Timur dan Bulan Sabit Subur (mencakup Asia Barat, lembah Sungai Nil, delta sungai Nil).
Secara luas, Bahasa Suryani merupakan bahasa Aram Timur yang sering digunakan oleh beragam komunitas Kristen yang hidup di Timur Tengah.
Kitab Injil merupakan pedoman hidup bagi Kaum Nasrani. Ajaran yang terkandung di dalam Kitab Injil adalah mengenai perintah untuk percaya kepada Allah SWt. Serta menghapus beberapa hukum yang ada di Kitab Taurat lantaran beberapa ajaran di Kitab Taurat tidak sesuai dengan zaman saat itu.
Perintah untuk memercayai Kitab Injil telah ditulis dalam firman Allah SWT dalam Surat Maryam ayat 30.
قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِ ۗاٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّاۙ
Artinya: “ Dia (Isa) berkata, “ Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.”
Advertisement
Begini Beratnya Latihan untuk Jadi Pemadam Kebakaran
Wanita Ini Dipenjara Gegara Pakai Sidik Jari Orang Meninggal Buat Perjanjian Utang
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
Menkeu Lapor Capaian Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Tingkat Pengangguran Turun
Cerita Darsono Setia Rawat Istrinya yang Tak Bisa Kena Cahaya Selama 32 Tahun