Paus Fransiskus: Gosip Merupakan Wabah yang Lebih Buruk dari Covid-19

Reporter : Sugiono
Senin, 7 September 2020 14:29
Paus Fransiskus: Gosip Merupakan Wabah yang Lebih Buruk dari Covid-19
Paus Fransiskus menyebut bahwa iblis adalah "penggosip terbesar".

Dream - Paus Fransiskus mengatakan bahwa bergosip merupakan " wabah yang lebih buruk daripada Covid-19" yang berusaha memecah belah Gereja Katolik.

Paus Fransiskus mengeluarkan pernyataan itu saat memberikan pemberkatan pada Minggu 6 September 2020. Paus keluar dari teks yang telah disiapkan dan menyoroti masalah gosip di dalam komunitas gereja dan birokrasi Vatikan.

Paus Fransiskus tidak menjelaskan secara spesifik tentang masalah bergosip yang sedang diulasnya itu. Tapi dia menyebut bahwa iblis adalah " penggosip terbesar" yang berusaha memecah belah gereja dengan kebohongannya.

" Tolong saudara-saudari, mari kita coba tidak bergosip," kata Paus Fransiskus, dikutip dari Al Arabiya, Senin 7 September 2020.

1 dari 5 halaman

" Gosip adalah wabah yang lebih buruk dari Covid. Lebih buruk. Mari berusaha keras: Jangan bergosip!," tegas Paus Fransiskus.

Komentar Paus Fransiskus muncul saat dia menguraikan bagian Injil tentang perlunya mengingatkan orang lain secara pribadi ketika mereka melakukan sesuatu yang salah.

Hierarki Katolik telah lama mengandalkan " koreksi persaudaraan" di antara para imam dan uskup untuk mengoreksinya ketika mereka melakukan kesalahan tanpa menyiarkan masalah di depan umum.

2 dari 5 halaman

Paus Fransiskus Serukan Puasa Sehari untuk Cegah Covid-19

Dream - Paus Fransiskus menyerukan penganut semua agama di dunia untuk berpuasa sehari dan berdoa meminta pertolongan Tuhan untuk mengakhiri pandemi virus corona.

Komite Tertinggi Persaudaraan Manusia (HCHH) mengorganisasikan jadwal berdoa bersama di seluruh dunia pada 14 Mei 2020, yang juga bertepatan dengan bulan suci Ramadhan.

Imam Besar Al Azhar Mesir, Syeikh Ahmad Al Tayeb menyambut baik inisiatif Paus Fransiskus. Dia menyerukan seluruh dunia agar berdoa dan melakukan kegiatan amal demi bersama-sama melawan pandemi Covid-19.

" Demi Allah Yang Maha Besar, agar mengangkat pandemi ini dari kita dan seluruh dunia," tulisnya dalam sebuah unggahan Facebook dilansir dari Alarabiya.

3 dari 5 halaman

Ajudan Paus Fransiskus yang juga pendeta dari Mesir, Monsignor Yoannis Lahzi Gaid, mengatakan hari berpuasa bersama tersebut akan menjadi momen bersejarah bagi umat beragama.

" Ini akan menjadi pertama kalinya semua manusia bersatu demi satu tujuan, berdoa bersama menurut keyakinan masing-masing, membuktikan agama itu menyatukan, bukan memecah belah," jelas Yoannis.

Seperti diketahui, virus corona dapat menyerang siapa saja dengan agama dan latar belakang apapun.

" Virus ini membuat kita paham kerentanan kita dan perlunya bersatu sebagai saudara. Kita tiba bisa mengatasi ini sendiri-sendiri," jelas Gaid, yang merupakan anggota HCHH.

" Covid-19 membuat kita semua lemah. Tapi kelemahan tersebut adalah posisi terbaik untuk kita berdoa," tambahnya.

 

4 dari 5 halaman

HCHH yang dibentuk tahun lalu atas dukungan Uni Emirat Arab juga menyatakan orang-orang berdoa untuk para ilmuwan agar dapat menemukan vaksin Covid-19 secepatnya.

Walaupun sains ilmiah dan keyakinan tradisional dianggap tidak setara, Gaid mengatakan tak ada kontradiksi antara keduanya, seperti yang ditunjukan oleh pendemi ini.

" Ada sebuah sifat yang saling mengisi. Sains tanpa agama hanya cakrawala dan agama tanpa sains hanya sebuah wacana. Ini pelajaran hebat dari Covid-19," jelas Gaid.

 

5 dari 5 halaman

Ini bukan pertama kalinya para pemimpin dan cendikiawan agama dunia mendukung ilmu pengetahuan.

Merefleksikan kemajuan ilmiah dan teknis merupakan fokus dari pertemuan antaragama HCHH yang mengarah pada penandatanganan " Dokumen Persaudaraan Manusia" oleh Paus Fransiskus dan Ahmad Al Tayeb tahun lalu.

Para pemimpin dunia lainnya juga telah berdoa bersama pada 14 Mei, termasuk Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Presiden Lebanon Michel Aoun, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres dan Patriark Ekumenis Konstantinopel Bartholomew.

Sumber: Alarabiya

Beri Komentar