Pemerintah Umumkan Pemangkasan Libur Panjang Akhir Tahun Besok

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 26 November 2020 16:00
Pemerintah Umumkan Pemangkasan Libur Panjang Akhir Tahun Besok
Pengumuman dijalankan usai rapat koordinasi di Kemenko PMK.

Dream - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, menyatakan, keputusan terkait pemangkasan libur panjang akhir tahun akan diumumkan Jumat, 27 November 2020.

Libur panjang dikurangi sesuai permintaan Presiden Joko Widodo untuk menekan penyebaran Covid-19 dengan mengantisipasi terjadinya kerumunan. " Insya Allah besok Jumat (diumumkan)," kata Muhadjir.

Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Tjahjo Kumolo, mengatakan, Menko PMK akan mengumumkan keputusan tersebut setelah rapat bersama pada Jumat Pagi.

" Nanti rapat di Menko PMK Jumat pagi, langsung diumumkan oleh Menko PMK," kata Tjahjo.

Sebelumnya, dalam rapat terbatas Jokowi meminta libur panjang cuti bersama dan pengganti Idul Fitri dikurangi untuk mencegah kerumunan yang dapat memicu peningkatan kasus Covid-19. Rencana awal Pemerintah, libur Natal 2020 pada 24-25 Desember digabung dengan cuti bersama Idul Fitri 2020 yang digeser menjadi akhir tahun yaitu pada 28-31 Desember.

1 dari 4 halaman

Libur Panjang

Libur semakin panjang dengan penambahan 1 Januari 2021 sebagai tanggal merah Tahun Baru 2021. Jokowi juga meminta ketentuan mengenai libur akhir tahun dibahas dalam rapat koordinasi menteri.

" Secara khusus nanti akan kita bicarakan mengenai libur panjang yang nanti juga akan ada di bulan Desember. Ini akan kita bicarakan dalam rapat hari ini secara khusus," ujar Jokowi dalam ratas pada Selasa 24 November 2020.

Menurut Muhadjir, pertimbangan utama mengurangi libur akhir tahun yaitu adanya lonjakan kasus positif Covid-19 usai tiga kali masa libur panjang.

" Lonjakan kasus sehabis libur panjang memang menjadi salah satu pertimbangan," kata Muhadjir.

Sumber: Merdeka.com

2 dari 4 halaman

Antisipasi Libur Panjang, Pemerintah Siapkan Rekayasa Lalin

Dream - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar jatah libur panjang akhir 2020 nanti dikurangi. Hanya saja, pemerintah belum memutuskan berapa jumlah jatah libur panjang yang akan dipangkas itu.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, tetap menyiapkan sejumlah strategi guna mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat libur panjang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 (Nataru) nanti.

Hal itu disampaikannya saat melaksanakan Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI, Rabu 25 November 2020.

 

3 dari 4 halaman

Pemberlakuan Contraflow hingga Buka Tutup

Pemerintah diutarakannya akan melakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas di semua transportasi. Tentunya dengan membentuk dan memberlakukan proses ketat oleh operator.

" Pada moda angkutan jalan kami koordinasi dengan Korlantas, skenarionya kita sudah cukup padu. Dan Korlantas akan berlakukan contraflow (bila terjadi kemacetan), buka tutup rest area, dan imbauan tidak mudik di hari bersamaan," tuturnya.

Menhub Budi Karya menyampaikan, pihaknya terus melakukan koordinasi intensif serta mengambil berbagai langkah antisipasi jelang libur Nataru.

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 menteri tentang hari libur nasional dan cuti bersama, diputuskan libur panjang akhir tahun dimulai sejak 24 Desember 2020 hingga 1 Januari 2021.

" Total ada 11 hari secara berturut-turut sampai 3 Januari (2021). Kementerian Perhubungan juga mengantisipasi kemungkinan libur panjang di akhir 2020," ujar dia.

 

 

4 dari 4 halaman

Armada Transportasi Telah Bersiap Hadapi Libur Nataru

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) disebutnya terus melakukan kesiapan sarana dan prasarana hingga akhir November ini. Kemenhub akan melakukan pemantauan selama 18 hari sejak 18 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021.

Mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 2020, instansinya akan melakukan pengendalian transportasi dengan menerapkan proses ketat pencegahan Covid-19 lewat program 3M. Itu dilakukan baik di sektor angkutan darat, laut, maupun udara.

" Selanjutnya secara fisik sudah disediakan kereta api 265 unit, walaupun ini turun dari 2019. Laut sebanyak 1.186 kapal, udara terjadi penurunan 10.442 flight, tetapi ini fleksibel bisa dinaikan karena keberadaaan bisa setiap saat ditambah," ungkap Budi Karya.

Sumber: merdeka.com

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More