Dream - Pernikahan massal adalah hal yang lumrah. Tapi pernahkah Anda mendengar tentang perceraian massal?
Tapi itulah yang terjadi di sebuah desa di Provinsi Jiangsu, China bagian timur. Anehnya, perceraian massal itu terjadi bukan karena masalah rumah tangga, tapi urusan yang berkaitan dengan kompensasi.
Ketika pemerintah lokal mengumumkan pembangunan zona teknologi baru, penduduk desa mendapati kenyataan bahwa rumah mereka akan dibongkar.
Kabar bagusnya, mereka semua telah memenuhi syarat untuk mendapatkan kompensasi. Menurut aturan, setiap pasangan akan berhak mendapatkan rumah seluas 220 meter persegi di area relokasi sebagai kompensasi.
Tapi syarat selanjutnya yang membuat orang-orang berlomba untuk bercerai secara massal.
Ternyata, untuk pasangan yang telah bercerai, selain rumah, masing-masing juga akan diberikan uang senilai 131.000 yuan (sekitar Rp253 juta) dan rumah seluas 70 meter persegi sebagai bagian dari kompensasi.
Menurut laporan Nanjing Morning Post, 160 atau lebih pasangan di desa itu mengajukan gugatan cerai demi mendapatkan 'penawaran' yang lebih baik.
Dari pengantin baru hingga para manula, pasangan dari desa Jiangbei sepakat bahwa selama mereka bisa mendapatkan lebih banyak kompensasi, mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan dengan melakukan 'perceraian palsu'.
Seorang warga desa berusia 80-an mengatakan ia dan pasangannya telah menikah selama puluhan tahun, tapi tetap dia akan bercerai dari istrinya.
Warga lain mengatakan ia tidak khawatir tentang apakah ia bisa menikah lagi dengan mantan istrinya di masa depan. " Semua orang (di desa) melakukan hal ini. Kami akan berurusan dengan hal-hal lainnya nanti," katanya kepada Nanjing Morning Post.
Koran tersebut melaporkan bahwa meskipun sebagian besar pasangan telah bercerai, namun mereka masih hidup bersama. Sayangnya, kemungkinan ada masalah dengan rencana mereka memanfaatkan syarat kompensasi tersebut.
Menurut peraturan proyek pembebasan lahan, hanya yang mengurus perceraian di kantor urusan sipil lokal atau telah bercerai selama lebih dari lima tahun yang dinyatakan memenuhi syarat untuk mendapatkan tambahan rumah dan uang tunai.
Sementara itu penduduk desa telah diberitahu sebuah firma hukum, jika pasangan mengurus perceraian melalui proses pengadilan, mereka bisa mendapatkan kompensasi tambahan terlepas dari berapa lama mereka telah bercerai.
Sebuah firma hukum dilaporkan memasang tarif sampai 15.000 yuan (sekitar Rp29 juta) untuk membantu pasangan di desa itu mengurus perceraian dengan cara ini.
Bagian proyek yang mengurus pembebasan lahan telah diberitahu tentang situasi tersebut, termasuk celah yang bisa digunakan penduduk desa untuk mendapatkan kompensasi tambahan tersebut.
Namun pihak proyek tidak yakin apakah cara tersebut akan mengecualikan mereka yang memanfaatkan celah tersebut saat pembongkaran rumah-rumah mereka.
Seorang pengacara mengatakan 'perceraian palsu' bisa memiliki konsekuensi hukum. " Tidaklah bijaksana untuk memanfaatkan celah tersebut untuk kepentingan sendiri. Itu sangat berbahaya," kata pengacara tersebut.
Kasus perceraian palsu untuk mendapatkan lebih banyak kompensasi juga pernah terjadi di tempat lain di Nanjing, seperti di Jiangxinzhou, Jiangning dan Pukou.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi