Kabar Terbaru Remaja yang Jadi Ikon Perlawanan Palestina

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 17 Januari 2018 16:20
Kabar Terbaru Remaja yang Jadi Ikon Perlawanan Palestina
Fawzi yang ditangkap belasan tentara Israel itu menceritakan pengalamannya selama ditahan.

Dream - Sosok Fawzi al-Junaidi, remaja laki-laki Palestina menyita perhatian dunia. Penangkapan remaja yang baru berusia 16 tahun di Hebron, Tepi Barat, awal Desember lalu itu harus dilakukan Israel dengan mengerahkan belasan tentara. Dengan matanya ditutup kain dan dua tangannya diapit, Fawzi dibawa paksa beberapa tentara. 

Israel menuduh Fawzi melempar batu ke sekelompok militer yang menghadapi demonstran. Aksi demonstrasi tersebut muncul sebagai protes atas pengakuan Amerika Serikat (AS) mengenai kedudukan Yerusalem.

Tetapi, Fawzi membantah tuduhan itu. Dia mengaku disergap saat melarikan diri dari daerah di mana ada bom suara dan tabung gas air mata.

Sempat ditahan, Fawzi akhirnya dibebaskan tentara Israel. Pamannya, Rashad al-Junaidi, mengatakan kepada Al Jazeera, banyak memar di tubuh Fawzi usai dibebaskan dari penjara Ofer.

" Ketika kami menjemputnya dari penjara Ofer, kami membawanya ke rumah sakit Ramallah, dan ternyata bahu kanannya patah, seluruh tubuhnya memar," kata Rashad.

Arwa Hlehel, salah satu dari dua pengacara yang mewakili Fawzi, mengatakan ketika terakhir kali dia menemuinya di penjara, remaja itu " sangat kesal" . Ini karena Fawzi tidak dapat menemui dokter, meski beberapa kali meminta.

" Dia bilang dia masih mengalami sakit dada yang parah sejak dia dipukuli pada saat penangkapannya," kata Arwa.

Pada sidang pertamanya pengadilan militer Israel, Fawzi mengaku dipukuli dengan sebuah senapan oleh hampir setiap prajurit yang membawanya.

" Pada satu titik dia bersembunyi di bawah meja di pusat penahanan, dan mereka menariknya kembali dan terus-menerus memukulnya. Mereka kemudian melemparkannya ke bak yang dipenuhi air dingin dan melepas sepatunya," kata Arwa.

" Jadi praktis, kita berbicara tentang pelecehan yang telah mencapai tingkat penyiksaan, terutama untuk anak seusianya."

Keluarga Fawzi membantah anak itu ikut demonstrasi. Dia keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan keluarganya yang berjumlah sembilan orang.

Ayah dan ibu Fawzi saat itu sedang sakit. Ayahnya mengalami cedera kaki dan ibunya sedang sakit parah.

" Kepulangannya telah membuat kami sangat gembira. Ini adalah perasaan yang tak terlukiskan, terutama karena Fawzi tidak pernah dipaksa untuk berpisah dari ibu dan ayahnya selama ini," ujar Rashad.

Fawzi saat diundang ke Turki

Untuk membebaskan Fawzi, keluarga mengumpulkan uang hingga 10 ribu shekel Israel, setara Rp38 juta.

" Saya memberikan apa yang bisa saya ajukan, dan sisanya kami mendapat pinjaman dari teman dan saudara," ucap Rashad menjelaskan.

Meski telah dibebaskan, Fawzi diminta untuk selalu hadir di setiap persidangan.

Pengorbanan Fazwi mendapat penghormatan dari Turki. Pada Selasa kemarin, 16 Januari 2018, remaja itu diundang secara khusus ke Istanbul.

(Sah)

Beri Komentar