Fawzi Al Junaidi, Saat Diamankan Tentara Israel (Foto: Al Jazeera)
Dream - Sosok Fawzi al-Junaidi, remaja laki-laki Palestina menyita perhatian dunia. Penangkapan remaja yang baru berusia 16 tahun di Hebron, Tepi Barat, awal Desember lalu itu harus dilakukan Israel dengan mengerahkan belasan tentara. Dengan matanya ditutup kain dan dua tangannya diapit, Fawzi dibawa paksa beberapa tentara.
Israel menuduh Fawzi melempar batu ke sekelompok militer yang menghadapi demonstran. Aksi demonstrasi tersebut muncul sebagai protes atas pengakuan Amerika Serikat (AS) mengenai kedudukan Yerusalem.
Tetapi, Fawzi membantah tuduhan itu. Dia mengaku disergap saat melarikan diri dari daerah di mana ada bom suara dan tabung gas air mata.
Sempat ditahan, Fawzi akhirnya dibebaskan tentara Israel. Pamannya, Rashad al-Junaidi, mengatakan kepada Al Jazeera, banyak memar di tubuh Fawzi usai dibebaskan dari penjara Ofer.
" Ketika kami menjemputnya dari penjara Ofer, kami membawanya ke rumah sakit Ramallah, dan ternyata bahu kanannya patah, seluruh tubuhnya memar," kata Rashad.
Arwa Hlehel, salah satu dari dua pengacara yang mewakili Fawzi, mengatakan ketika terakhir kali dia menemuinya di penjara, remaja itu " sangat kesal" . Ini karena Fawzi tidak dapat menemui dokter, meski beberapa kali meminta.
" Dia bilang dia masih mengalami sakit dada yang parah sejak dia dipukuli pada saat penangkapannya," kata Arwa.
Pada sidang pertamanya pengadilan militer Israel, Fawzi mengaku dipukuli dengan sebuah senapan oleh hampir setiap prajurit yang membawanya.
" Pada satu titik dia bersembunyi di bawah meja di pusat penahanan, dan mereka menariknya kembali dan terus-menerus memukulnya. Mereka kemudian melemparkannya ke bak yang dipenuhi air dingin dan melepas sepatunya," kata Arwa.
" Jadi praktis, kita berbicara tentang pelecehan yang telah mencapai tingkat penyiksaan, terutama untuk anak seusianya."
Keluarga Fawzi membantah anak itu ikut demonstrasi. Dia keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan keluarganya yang berjumlah sembilan orang.
Ayah dan ibu Fawzi saat itu sedang sakit. Ayahnya mengalami cedera kaki dan ibunya sedang sakit parah.
" Kepulangannya telah membuat kami sangat gembira. Ini adalah perasaan yang tak terlukiskan, terutama karena Fawzi tidak pernah dipaksa untuk berpisah dari ibu dan ayahnya selama ini," ujar Rashad.
Untuk membebaskan Fawzi, keluarga mengumpulkan uang hingga 10 ribu shekel Israel, setara Rp38 juta.
" Saya memberikan apa yang bisa saya ajukan, dan sisanya kami mendapat pinjaman dari teman dan saudara," ucap Rashad menjelaskan.
Meski telah dibebaskan, Fawzi diminta untuk selalu hadir di setiap persidangan.
Pengorbanan Fazwi mendapat penghormatan dari Turki. Pada Selasa kemarin, 16 Januari 2018, remaja itu diundang secara khusus ke Istanbul.
(Sah)
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta