`Hamil` Selama 15 Tahun, Astaga! Saat Dilahirkan Bayinya.....

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 6 Desember 2017 10:15
`Hamil` Selama 15 Tahun, Astaga! Saat Dilahirkan Bayinya.....
Kasus yang terjadi ini sangat langka.

Dream - Seorang wanita di India mengandung janin berusia empat bulan yang telah meninggal selama 15 tahun di dalam perutnya. Janin yang sudah mengeras seperti batu tersebut tidak tumbuh di dalam rahim, namun di dalam perutnya.

Ahli bedah yang menanganinya, Nilesh Junankar berhasil mengeluarkan janin itu. Dia membebaskan wanita itu dari rasa sakit perut yang menderanya selama bertahun-tahun.

Ini adalah bayi kedua wanita itu, yang telah dia aborsi sesuai petunjuk dokter kandungan dan ginekolog yang merawatnya. Sebelumnya keluarga tersebut memutuskan untuk tidak memiliki anak kedua.

Viral! Pemuda `Hamil` di Grobogan

Laporan Times of India, bayi batu atau dalam dunia medis sering disebut dengan lithopedion merupakan kejadian yang sangat langka. Hanya sekitar 300 kasus tersebut yang telah dilaporkan dalam 400 tahun terakhir di seluruh dunia.

 

1 dari 2 halaman

Bayi yang Tak Diinginkan

Bayi yang Tak Diinginkan © Dream

Kasus pertama lithopedion dilaporkan oleh seorang dokter Arab, Abu-al-Quasim (936-1013), pada abad ke-10.

Mangala Ketkar menjelaskan kasus tersebut muncul karena telur yang telah dibuahi kadang-kadang berpindah ke perut dan mulai tumbuh di sana.

" Tapi tidak bisa tumbuh sempurna dan tersedot ke dalam peritoneum dan diubah menjadi batu. Dalam kasus ini, karena pasien melakukan aborsi, dan menstruasinya kembali normal, baik dia maupun orang lain tidak bisa mengira dia hamil kecuali dilakukan sonografi," ucap Mangala.

Junankar menambahkan pasien tersebut mengandung bayi pertamanya pada 2000. Tapi, dia hamil lagi pada 2002. Tapi keputusan mengejutkan dibuat pasangan itu. Mereka....

 

2 dari 2 halaman

Dokter Ikut Terkejut

Dokter Ikut Terkejut © Dream

Keluarga tersebut tidak menginginkan bayi kedua sehingga mereka memilih aborsi. Setelah aborsi, wanita itu mendapat menstruasi seperti biasanya.

Karena tidak dilakukan sonografi, baik dia maupun dokter tidak mengira bayi itu masih di sana. Karena aborsi dilakukan di awal kehamilan, maka tidak diperlukan sonografi. Tapi, akibatnya dia menderita sakit perut yang tidak sembuh-sembuh meski mengunjungi beberapa dokter.

" Dokter memberikan penanganan sesuai dengan gejala yang dia katakan. Sehingga dokter juga menganggap pasien sakit perut biasa," katanya.

Sakit perutnya semakin menjadi-jadi dan dia mulai muntah-muntah. Setelah diperiksa ternyata itu adalah janin wanita itu yang sudah dia aborsi 15 tahun silam.

(Sah)

Beri Komentar