Dream - Kementerian Agama mulai menerapkan penggunaan gelang berbasis Global Positioning System (GPS) bagi para jemaah haji Indonesia. Ini lantaran terinspirasi dari peristiwa Mina pada musim haji tahun lalu yang banyak menelan korban jiwa.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan penerapan gelang berbasis lokasi si pemakan itu masih bersifat uji coba. Ini lantaran pengadaan gelang jemaah haji berbasis GPS dalam skala besar membutuhkan biaya cukup tinggi.
" Kita akan khususkan tahun ini bagi jemaah lanjut usia (Lansia)," ujar Lukman, dikutip dari laman kemenag.go.id, Rabu, 17 Februari 2016.
Lukman menilai, jemaah haji Lansia berpotensi tersasar saat menjalankan ibadah haji. Butuh pengamatan ekstra agar para jemaah ini tidak terpisah jauh dari rombongan.
" Uji coba ini dilakukan untuk melihat alat ini bekerjanya seperti apa. Simulasi di Tanah Air oleh beberapa vendor sudah dilakukan dan relatif tidak ada kendala, tapi tentu berbeda bila diaplikasikan di Tanah Suci dengan jumlah jemaah yang banyak," kata dia.
Selain gelang GPS, Lukman memastikan pemerintah juga akan melakukan perbaikan pada penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Salah satunya adalah menambah jadwal penyelenggaraan manasik haji menjadi 10 kali.
Manasik akan dijalankan sebanyak tujuh kali di tingkat kecamatan dan tiga kali di kabupaten/kota. Ini dimaksudkan agar para calon jemaah haji dapat lebih siap menjalankan haji.
" Ini tuntutan jemaah haji yang ingin memperbanyak porsi pembinaan manasik haji," ucap dia.
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
