Proses Pembangunan Rumah Sakit D China (YouTube/ CGTN)
Dream - Di tengah sorotan dunia karena wabah virus Corona di Wuhan, China menunjukkan gebrakan yang membuat semua mata terbelalak. Negeri Tirai Bambu itu membangun dua rumah sakit berkapasitas 2.300 tempat tidur untuk pasien terinfeksi virus Corona.
Tak main-main, yang membuat banyak orang heran, kedua rumah sakit itu ditarget kelar hanya dalam tempo sepuluh hari. Rencananya, kedua rumah sakit tersebut sudah beroperasi mulai minggu depan.
Cuplikan video drone pembangunan rumah sakit itu sungguh kolosal. Proses ground breaking memang disiarkan langsung oleh televisi China, CCTV. Menurut laman South China Morning Post, tayangan live streaming dari lokasi pembangunan rumah sakit itu ditonton 18 juta pemirsa.
Dalam tayangan itu terlihat buldoser bertebaran di tanah lapang, bak jangkrik merayap di persawahan.
Mereka menggali tanah untuk menancapkan pondasi. Truk-truk berparade, mengangkut kabel baja, semen, bahan bangunan, dan generator. Para pekerja juga berjuang keras sepanjang waktu untuk mengejar deadline.
Menurut Quartz, Rumah Sakit Huoshenshan, yang dibangun sejak 24 Januari lalu tersebut, dijadwalkan beroperasi pada 3 Februari mendatang. Rumah sakit di tepi kota Wuhan itu dibangun di atas lahan seluas 269.000 kaki persegi dan punya kapasitas 1.000 tempat tidur.
Sementara, Rumah Sakit Leishenshan dibangun di atas tanah seluas 323.000 kaki persegi dan berkapasitas 1.300 tempat tidur. Rencananya, rumah sakit ini dibuka dua hari setelah Rumah Sakit Huoshenshan.
Namun, pembangunan dua rumah sakit ini memunculkan sejumlah tanya. Di antaranya, bagaimana China bisa mendirikan kedua rumah sakit itu dalam waktu singkat?
Arsitek terkemuka yang bergelut di bidang pembangunan fasilitas kesehatan, Scott Rawlings, mengatakan bahwa yang sedang dibangun oleh China bukanlah rumah sakit permanen, melainkan rumah sakit darurat untuk menangani infeksi massal.
" Saya ragu untuk menyebut rumah sakit yang didirikan hari ini di Wuhan sebagai rumah sakit permanen, dan tentu saja ini bukan fasilitas layanan lengkap," kata Rawling, dikutip dari Quartz.
Rawling menambahkan, rumah sakit yang mereka rancang selalu diproyeksikan bertahan minimal 75 tahun ke depan.

Dalam masa itu, rumah sakit dipastikan aman digunakan. Namun, dia menyebut rumah sakit yang sedang dibangun China tidak diciptakan dengan pertimbangan itu.
" China tidak memiliki kemewahan dalam merancang rumah sakit baru di Wuhan," tambah Rawling. Dia menambahkan, rumah sakit seperti di Wuhan aman digunakan meski tidak akan bertahan lama.
Menurut CEO EIR Healthcare --sebuah perusahaan perancang pusat-pusat kesehatan, Grant Geiger, juga menyoroti rumah sakit yang dibangun oleh China tersebut.
" Apa yang berbeda dari bangunan-bangunan ini adalah mereka terutama dirancang menggunakan struktur baja kotak, yang memungkinkan ditumpuk satu sama lain," kata Geiger, dikutip dari Fox News.
Geiger memang tidak terlibat langsung dengan proyek di Wuhan tersebut. Namun perusahaannya fokus pada pembangunan 'rumah sakit pintar' dengan waktu singkat dan anggaran yang cekak.
Dia membandingkan struktur kedua rumah sakit di Wuhan itu dengan peti-peti kemas, atau kontainer yang dimodifikasi. Geiger menyebut rumah sakit di Wuhan itu dibangun hanya sebagai respons darurat dan tidak dibangun sesuai aturan bangunan konvensional.
" Rumah sakit rawat inap tradisional mungkin membutuhkan waktu dua tahun lebih untuk membangunnya karena ada perlindungan negara bagian dan pemerintah lokal, seperti hukum zonasi, kode persyaratan, dan lain-lain," kata Geiger.
Namun, " Dalam situasi tanggap darurat, menyediakan perawatan klinis adalah yang terpenting," tambah dia.
Dalam kondisi darurat, seperti di Wuhan, kata Geiger, semua bahan bangunan sudah dipersiapkan sebelumnya sehingga tingal dipasang. Dalam program darurat, rumah sakit dibangun dari bagian-bagian yang sudah disiapkan dan bisa langsung digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.
" Semuanya sudah dirancang dan direkayasa agar cocok saat dirangkai bersama," ujar Geiger.
Advertisement
Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Bye Kering & Kaku, 7 Tips Agar Rambut Pria Terasa Lembut

Ferry Irwandi Galang Donasi Banjir Sumatera Tembus Rp10 Miliar: dari Rakyat untuk Rakyat

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya


PLN Percepat Pemulihan Jaringan Listrik di 3 Wilayah Bencana
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego