Undangan Sudah Disebar, Pengantin Wanita Pasang Spanduk Batal

Reporter : Sandy Mahaputra
Selasa, 10 Mei 2016 09:13
Undangan Sudah Disebar, Pengantin Wanita Pasang Spanduk Batal
Banyak orang menangis saat membaca spanduk yang dipasang di depan tembok rumah pengantin perempuan. Lantaran calon suaminya...

Dream - " Jangan khawatir, aku akan jadikan kamu wanita terakhir dalam hidupku."

Itulah di antara kata-kata terakhir yang diucapkan almarhum Nor Helmee Roslan (23) kepada calon istrinya, Nur Khaiun Illyasha Musa (23), beberapa hari sebelum meninggal akibat kecelakaan jalan raya di Singapura, 28 April lalu.

Kisah Nur Khaiun Illyasha atau lebih akrab dipanggil Echa menjadi viral di Facebook setelah keluarganya membentangkan spanduk di depan rumahnya di Johor Bahru. Spanduk itu menginformasikan acara pernikahannya terpaksa dibatalkan karena calon suaminya sudah tiada.

Echa sangat kehilangan dan masih terngiang-ngiang dengan kata-kata mesra yang diucapkan oleh calon suaminya itu.

" Dia selalu ingatkan supaya aku kuat. Jika suatu hari dia tidak bisa memberi dukungan dan membuatku tenang, aku harus kuat," kata Echa sambil terisak, mengenang hubungan yang terjalin selama dua tahun harus berakhir dengan kepergian bakal suaminya.

Mengisahkan kepiluan yang harus ditanggung, Echa mengaku selalu sedekahkan Al-Fatihah jika teringat almarhum.

" Bila teringat barang-barang yang dia bawa untuk lamaran seperti gelang, cincin pertunangan dan jam tangan yang diberikan saat aku ulang tahun, aku sangat sedih dan terharu. Aku hanya mampu sedekahkan Al-Fatihah dan doa supaya dia tenang di sana.

" Meskipun aku terlihat tabah, tapi hatiku sangat sedih. Susah juga sebenarnya menerima kenyataan namun aku harus rela," katanya.

Menurut Echa, setelah foto spanduk di depan rumahnya viral di FB, dia banyak menerima komentar positif.

" Banyak rupanya yang sayang dia dan turut memberi semangat kepada aku. Banyak orang sedekahkan Al-Fatihah kepada dia" .

" Spanduk itu adalah ide salah satu anggota keluarga karena kami khawatir sudah menyebar undangan. Memasang spanduk itu adalah cara terbaik kami untuk memberitahu tamu," katanya.

(Ism, Sumber: harian metro)

1 dari 3 halaman

Masya Allah, Pemuda Ini Menikah Bermahar Hafalan Alquran

Masya Allah, Pemuda Ini Menikah Bermahar Hafalan Alquran © Dream

Dream - Selasa, 3 Mei 2016 menjadi momen spesial bagi pemuda Indonesia, Munawar Juanan Raden. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai staf di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus itu menikahi perempuan Suriah bernama Douha Muawiyah Kharraji.

Ada yang spesial dari pernikahan yang bertempat di aula KBRI Damaskus itu. Selain diadakan dengan kebudayaan Betawi, pernikahan itu bermahar hal spesial.

Mahar pernikahan tersebut adalah hafalan Al-Quran dan 300 hafalan hadits. Kabar gembira itu termuat di laman Facebook KBRI Damaskus.

Saat akan dimulainya resepsi pernikahan, lantunan ayat suci Alquran tampak mengalun indah. Kekhidmatan pernikahan ini sangat terasa.

Bahkan, guru mempelai pria dari Perguruan Mujamma Syeikh Ahmad Kuftaro, Dr. Abdul Salam Rajih, juga menghantarkan kedua mempelai dengan doa dan petuah khusus.

Menurut Duta Besar RI untuk Damaskus Djoko Harjanto, pernikahan dua warga beda kewarganegaraan itu sekaligus untuk membangun hubungan budaya.

" Diharapkan dengan menghadiri dan menyaksikan secara langsung resepsi pernikahan ala Indonesia, para warga Suriah dan warga asing non-Suriah semakin mengenal pakaian khas, adat istiadat, dan kearifan lokal Indonesia secara halus," ujar Djoko.

2 dari 3 halaman

Mahar Nikah Segelas Air Putih, Pasangan di Aceh Bikin Haru

Mahar Nikah Segelas Air Putih, Pasangan di Aceh Bikin Haru © Dream

Dream - Kemarin, terdapat kabar menghebohkan seputar pernikahan. Sepasang pengantin di Malaysia menikah hanya setengah jam lalu bercerai lantaran uang seserahan dari mempelai pria dianggap kurang.

Kali ini, kabar mengejutkan sekaligus mengharukan datang dari Kabupaten Aceh Singkil, tepatnya di Kampung Pea Jambu, Kecamatan Singkohor, Aceh. Sebuah pernikahan sederhana berlangsung pada tanggal 24 Maret lalu.

Sepintas, pernikahan tersebut tampak biasa saja. Sepasang pengantin duduk di sebuah masjid, dengan mempelai wanita tengah meminum segelas air.

Ternyata, air minum itu bukan air minum biasa. Segelas air minum itu merupakan mahar yang diberikan oleh mempelai pria kepada mempelai wanita.

Momen ini diabadikan oleh pengguna Facebook Purwanto. Dia mengabadikan momen itu dalam sebuah foto yang diunggah di akun miliknya.

" Prnikhan hari & rohani dngn mahar segelas air minum. Langsung dminum mharnya... Semoga mnjdi kluarga yg bhgia,"  tulis Purwanto.

Dalam kolom komentar, Purwanto menyebut pengantin pria merupakan penyuluh agama honorer di Kantor Urusan Agama (KUA) Singkohol.

" Ia. Yg nikah mrupkn pnyuluh agama honorer. Prnikhan dilaksanakn dimasjid alfalah kmpung pea jambu hari kamis tnggal 24 maret 2016,"  tulis Purwanto.

Banyak pengguna Facebook yang kaget dengan unggahan tersebut. Mereka seperti tidak percaya pernikahan bisa terjadi hanya dengan mahar segelas air putih.

" betul itu pak? Mharnya..,"  tulis pemilik akun Rodli El Jundy. (Ism) 

3 dari 3 halaman

Masjid Gorontalo Ini Dibangun untuk Mahar Pernikahan

Masjid Gorontalo Ini Dibangun untuk Mahar Pernikahan © Dream

Dream - Hunto Sultan Amay. Inilah masjid dengan sejarah unik. Tempat ibadah di selatan Kota Gorontalo itu dibangun sebagai mahar pernikahan.

Nama Hunto merupakan singkatan dari “ Ilohuntungo”. Artinya basis atau pusat perkumpulan agama Islam. Sementara nama Sultan Amay merujuk pada salah seorang pemimpin Kerajaan Gorontalo yang pertama kali memeluk Islam.

Masjid Hunto Sultan Amay didirikan oleh Sultan Amay pada tahun 1495. Masjid tertua di Gorontalo ini merupakan mahar pernikahannya dengan Putri Boki Antungo, anak perempuan Raja Palasa dari Mautong Sulawesi Tengah.

Mahar masjid ini merupakan permintaan keluarga Sang Putri saat Sultan Amay berniat menikahinya tak lama setelah mengikrarkan diri masuk Islam.

Sejak awal, masjid ini dijadikan basis perkembangan agama Islam di kota berjuluk “ Serambi Madinah” ini. Sultan Amay mengundang bahkan ulama terkemuka Arab Saudi, Syekh Syarif Abdul Aziz, untuk menyebarkan Islam. Makam syekh itu kini bisa ditemui di masjid ini.

Masjid yang dibangun di atas tanah 12 x 12 meter ini terletak berada di Kelurahan Biawu, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo. Saat ini tercatat sebagai cagar budaya pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gorontalo.

Bangunan utama masjid ini masih terjaga keasliannya. Begitupun dengan keberadaan Makam Sultan Amay dan Syekh Syarif Abdul Aziz yang terletak di depan pengimaman.

Sedangkan pada bagian depan dan samping telah dibangun beberapa ruangan tambahan. Di depannya kini ada ruangan tambahan seluas 60 meter persegi, dan di sebelah utara ruang utama juga dibangun ruangan tambahan dengan ukuran 8 x 12 meter.

“ Ini bangunan bersejarah dan sudah menjadi cagar budaya, sayang kalau tidak dijaga dan diberdayakan,” kata Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Sultan Amay, Syamsuri Kaloku, sebagaimana dikutip Dream dari laman kemenag.go.id.

Syamsuri mengatakan, perhatian pemerintah terhadap masjid kuno ini masih kurang. Pemerintah sebenarnya pernah mengucurkan dana operasional. Namun saat ini sudah terhenti.

“ Sekarang kami swadaya menutupi kebutuhan operasional masjid,” tambah dia. Warga sekitar berharap Kementerian Agama memberi bantuan untuk mendirikan Perpustakaan Islam di salah satu ruangan yang ada. (Ism)

Beri Komentar