Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini
Dream - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengusulkan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di wilayahnya tidak diperpanjang. Dia ingin menekan penularan Covid-19 dengan memperketat protokol kesehatan.
" Mudah-mudahan usulah saya diterima. Kita tidak lakukan itu (perpanjangan PSBB) tapi protokol kesehatan harus diperketat," ujar Risma, dikutip dari Merdeka.com.
Risma mengatakan beberapa alasan yang mendasari usulannya yaitu masalah ekonomi dihadapi masyarakat akibat penerapan PSBB. Juga tren pasien positif Covid-19 yang sembuh terus meningkat.
Protokol kesehatan, kata Risma, harus diperketat karena juga menyangkut masalah ekonomi warga. " Jangan sampai kemudian dia tidak bekerja dan tidak bisa bekerja juga," kata dia.
Sementara persoalan yang menjadi kekhawatiran Risma yaitu para pegawai hotel, restoran, mal, dan pekerja yang terdampak PSBB. Jika PSBB kembali diperpanjang, bukan tidak mungkin akan terjadi pemberhentian kerja.
" Kan tidak mungkin membayar orang tapi nganggur, sedangkan hotel, restoran, mal, dan toko-toko itu tidak ada pendapatan," ucap Risma.
Risma melanjutkan meski nanti PSBB dilonggarkan, protokol kesehatan tetap harus dijalankan. Tidak hanya di hotel, restoran dan mal melainkan juga warung makan dan berbagai sektor usaha lainnya.
" Bahkan, nanti kita juga atur pembayarannya, cara menggunakan uang dan cara menerima uangnya itu," terang Risma.
Selanjutnya, Risma juga mengupayakan rapid test massal khusus untuk pegawai mal, toko swalayan, pasar swalayan, serta toko-toko yang ada di Surabaya. Sehingga ketika berlaku new normal, tidak ada kekhawatiran lagi pada warga saat berbelanja.
" Mudah-mudahan nanti kami punya alat uji cepat, nanti kita akan prioritaskan mereka-mereka ini. Jadi, kita tahu positioningnya, sehingga para pengunjung itu akan merasa aman, termasuk petugas kebersihan, satpam dan pegawai lainnya," kata dia.
Sumber: Merdeka.com/Erwin Yohanes
Dream - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, murka mendengar kabar pengalihan dua mobil laboratorium bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ke daerah lain. Sedianya, dua mobil tersebut dikirim khusus untuk Kota Surabaya.
Risma segera menghubungi sejumlah pihak yang sebelumnya dimintai bantuan mendatangkan mobil tersebut. Dia juga melaporkan peristiwa tersebut kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat, Letjen Doni Monardo.
Dia juga menunjukkan bukti percakapannya dengan Doni melalui aplikasi. Risma menegaskan dua unit mobil tersebut merupakan permintaannya yang langsung disampaikan kepada Doni untuk mempercepat pelaksanaan tes Covid-19.
" Teman-teman lihat sendiri, ini bukti permohonan saya dengan Pak Doni, jadi saya sendiri yang memohon kepada beliau, kasihan pasien-pasien yang sudah menunggu," kata Risma, dikutip dari Liputan6.com.
Dalam percakapan tersebut, Risma juga menyampaikan kepada Doni mengenai pengalihan mobil laboratorium yang seharusnya khusus untuk Surabaya ke daerah lain. Doni pun menyatakan akan memeriksa keberadaan mobil tersebut karena diprioritaskan untuk Surabaya.
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Febria Rachmanita, menjelaskan, awalnya mobil tersebut dijadwalkan untuk pemeriksaan di Kota Surabaya pada Kamis, 28 Mei 2020.
Beberapa saat setelah tiba, mobil itu langsung digunakan untuk pemeriksaan pasien karantina di Hotel Asrama Haji dan Dupak Masigit yang di tempat tersebut ada warga Krembangan Selatan.
" Jadi, bantuan dari BNPB itu dua unit mobil laboratorium dan sudah kami tentukan titik-titiknya selama mobil itu berada lima hari di Kota Surabaya," kata Febria.
Setiap titik, kata dia, disiapkan 200 orang untuk menjalani tes swab, baik mereka yang belum menjalani swab maupun yang swab ulang. " Supaya cepat selesai penanganannya," kata dia.
Tetapi, jadwal terpaksa dimundurkan pukul 13.00 WIB karena mobil ternyata diarahkan ke Rumah Sakit Unair, bukan ke Hotel Asrama Haji. Sehingga, pasien disiapkan menjalani tes mulai pukul 12.30 WIB.
" Ternyata, mobil itu tidak datang-datang hingga kami menunggu sekitar lima jam dan mobil itu baru datang sekitar pukul 18.30 WIB. Dan ternyata kemarin dua mobil itu dibawa ke Unair satu dan satu mobil lagi dibawa ke daerah lain," kata Febria.
Dia memastikan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr. Joni Wahyuadi, menjanjikan mobil digunakan di Surabaya setelah dari daerah lain. Alhasil, pihaknya menyiapkan warga Kelurahan Tanah Kali Kedinding sebanyak 200 orang untuk tes.
" Kami sudah siapkan sejak pukul 07.00 WIB dan warga sangat antusias untuk mengikuti tes tersebut. Tapi tak lama kemudian saya mendapatkan kabar bahwa dua mobil itu sama-sama dialihkan ke luar daerah. Akhirnya, kami dua kali membubarkan pasien untuk melakukan tes swab," kata dia.
Advertisement
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya