Warga Di Yaman (Foto: Shutterstock)
Dream - Warga di Hodeidah, Yaman, terpaksa mengonsumsi makanan dari pembuangan sampah karena terperangkap perang. Kota ini merupakan titik masuk utama untuk makanan dan pasokan medis di Yaman.
Dikutip dari laman The Independent, Jumat 1 Februari 2019, banyak di antara warga Hodeidah yang mati karena pendarahan akibat rumahnya dibom.
Kondisi ini terjadi setelah kota pelabuhan itu terjadi lantaran gagalnya gencatan senjata yang diajukan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Seorang dokter yang bertugas di kota itu, Ashwaq Moharram, mengatakan, warga terjepit di antara letusan senjata dan hidup yang sulit. Ashwaq, yang saat ini di Mesir, menyebut telah menyaksikan warga sipil tewas di ambulans saat perjalanan evakuasi.
Menurut Ashwaq, pesimis dengan jaminan kesepakatan gencatan senjata antara Houthi dan pemerintah Abd-Rabbu Mansour Hadi. Dia menyebut kesepakatan itu telah gagal sebelum dimulai perundingan.
" Wilayah yang mengalami serangan dan pertempuran antara kedua kubu tidak dapat dijangkau, bahkan oleh pasukan militer. Tempat seperti Dremy, tetap menjadi target. Ketika ada orang ditembak di sana, ambulans tak dapat menjangkau," kata dia.
“ Di satu daerah di sepanjang pantai, seluruh keluarga terluka karena serangan dan semuanya meninggal," tambah Ashwaq.
Ashwaq mengatakan, persediaan kebutuhan pokok menipis, dan harganya melonjak tajam. Kondisi ini membuat banyak keluarga mengeruk sampah untuk mencari makanan.
Selama empat tahun terakhir, Ashwaq telah menjalankan klinik keliling untuk menyediakan bantuan dan perawatan medis bagi orang-orang di desa-desa dan kota-kota terpencil tetapi banyak lokasi sekarang tidak terjangkau.
“ Di sepanjang pantai ada daerah yang biasa saya kunjungi untuk membawa makanan. Tetapi, beberapa lokasi itu tidak bisa saya capai sejak April," kata dia.
Awal pekan ini PBB mengatakan faksi-faksi yang bertikai tak mengindahkan permintaan menarik diri dari Hodeidah yang berakhir pada 7 Januari.
Menurut kesepakatan yang ditandatangani di Swedia pada Desember 2018, pemerintah seharusnya mengambil kendali dan menerima pengawasan oleh misi khusus PBB. Tapi, sejauh ini kedua belah pihak gagal untuk mencapai kesepakatan.
Utusan khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffiths, mengatakan, dia sangat prihatin dengan pertikaian baru yang muncul. Dia mendesak " penugasan cepat" sesuai dengan kesepakatan damai.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya