Bocah Gelandangan Tembus Universitas Cambridge

Reporter : Maulana Kautsar
Sabtu, 17 September 2016 12:02
Bocah Gelandangan Tembus Universitas Cambridge
Pepatah yang mengatakan di mana ada kemauan di situ ada jalan ternyata benar adanya.

Dream - Seperti pepatah itulah Jayavel merangkai kisah suksesnya. Datang dari keluarga miskin, dengan tekad bulat dia memilih pendidikan sebagai prioritas.

Kisah Jayavel dari miskin menjadi kaya ini telah menjadi cerita indah bagi orang lain yang sedang mencari motivasi untuk keluar dari kesulitan.

Keluarga Jayavel berasal dari sebuah keluarga miskin di Distrik Nellore, Andhra Pradesh, India. Musim panen yang gagal memaksa Jayavel untuk keluar dari desa dan menjadikan jalan-jalan di Chennai sebagai tempat mendapatkan penghidupan.

Jayavel adalah satu dari banyak anak yang dipaksa mengemis oleh orang tuanya.

" Kami biasa tidur di salah satu trotoar tersebut. Jika hujan akan turun, kami akan mencari tempat tinggal lain di toko-toko terdekat sampai polisi datang dan mengejar-ngejar kami," kata Jayavel, seperti dikutip India Times dari India Today.

Meskipun mendapatkan uang dari belas iba orang-orang kepadanya, penghasilan Jayavel selalu digunakan untuk memberi makan minum ibunya yang menjadi pecandu setelah kematian suaminya.

1 dari 3 halaman

Cahaya di Ujung Terowongan

Cahaya di Ujung Terowongan © Dream

Tapi kemudian muncul Uma Muthuraman dan suaminya yang mengambil Jayavel dalam asuhannya. Pasangan ini ingin membuat sebuah film dokumenter tentang anak jalanan Chennai berjudul " Pavement Flower" .

" Kami awalnya benar-benar tidak menyukai mereka. Kami bahkan mencoba untuk menyakiti mereka karena kami muak didekati dengan dalih membantu. Mereka hanya menggunakan nama kami untuk mendapatkan dana pemerintah," kenang Jayavel. Tapi pandangannya berubah setelah melihat perhatian yang tulus yang diberikan Uma untuk membantu anak-anak jalanan.

Pada 1999, melalui Suyam Charitable Trust, Uma Muthuraman dan suaminya menawarkan pendidikan yang layak untuk Jayavel.

" Semua orang di sekolah tahu tentang saya dan keluarga saya. Karena kami dulu tinggal tepat di sudut trotoar sekolah. Meskipun saya benci belajar pada awalnya dan hanya ingin bermain, sikap saya berubah ketika saya mulai melihat perbedaan antara kehidupan orang lain dan diri saya. Uma Muthuraman sedang berjuang untuk mendidik saya," kata Jayavel.

2 dari 3 halaman

Kurang Dukungan dari Pemerintah

Kurang Dukungan dari Pemerintah © Dream

Jayavel lulus dengan nilai memuaskan yang membuatnya mendapatkan donor yang akan mendanai pendidikan tingginya. Peluang tersebut semakin membuat Jayavel meraih sukses lebih jauh.

Setelah mendapatkan tempat untuk ujian masuk di Universitas Cambridge, ia akhirnya terdaftar di Glyndwr University, Wales di mana ia belajar 'Rekayasa Teknologi Peningkatan Performa Mobil'. Saat ini Jayavel sedang menempuh pendidikan lanjutan di University of Turin, Italia.

Sayangnya, tidak ada sesuatu di dunia ini yang berjalan dengan sempurna. Kurangnya dukungan pemerintah telah mengganggu jalannya Suyam Charitable Trust. Sebelumnya Uma dan suaminya meminjam 1,7 juta rupee (Rp333 juta) untuk mendanai pendidikan Jayavel di London. Sekarang mereka harus meminjam lagi 800 ribu rupee (Rp157 juta) untuk biaya tinggal di Italia.

Meski ada beberapa pejabat memberikan dukungan, namun uangnya tidak pernah cukup. Perjuangan untuk mendidik anak-anak dengan mengambil mereka dari jalanan benar-benar dilakukan dengan tulus dan sikap apatis pemerintah hanya menciptakan lebih banyak hambatan.

 

3 dari 3 halaman

Jalang Masih Panjang

Jalang Masih Panjang © Dream

Jayavel ingin kembali ke India setelah ia menyelesaikan studinya. Dia ingin membalas kemurahan hati Uma Muthuraman dan suaminya yang telah memberinya kepercayaan dan kontribusi sehingga menjadi seperti saat ini.(Sah)

Beri Komentar