Dua Gadis Dari Bantaran Sungai Ciliwung Yang Mendapat Beasiswa Menari Ballet (instagram/@ballet.id)
Dream - Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, menari balet kerap dihubungkan dengan strata sosial kelas atas. Tetapi, baru-baru ini dua orang anak dari bantaran sungai Ciliwung menabrak anggapan ini.
Dua anak itu bernama Yunda dan Yulianti. Karena bakat menari baletnya, dua gadis itu mendapatkan beasiswa menari balet di sekolah Namaria.
Prestasi dua gadis asal bantaran Sungai Ciliwung ini diketahui dari akun Instagram Ballet.ID. Melalui unggahannya sehari lalu, komunitas balet Indonesia menuliskan prestasi ini.
" To continue with our Ballet at Ciliwung initiative with @kedubesaustralia in #indoballetgala, we have held weekly dance class in Ciliwung community, and we granted two scholarships to Yunda and Yulia to the nearest ballet school @namarina_dance_academy in Tebet," tulis akun Ballet.ID.
Kisah membanggakan ini bermula ketika bakat menari Yunda dan Yulianti ditemukan dari program kepedulian sosial Kedutaan Besar Australia yang bekerja sama dengan Komunitas Ciliwung Merdeka. Dalam program itu, seorang pebalet asal Australia Julia Bennet melatih puluhan anak di bantaran Sungai Ciliwung.
Dinilai berbakat, dua orang gadis itu kemudian diberi beasiswa untuk mengembangkan kemampuannya. Menurut informasi, Yunda dan Yulianti akan resmi berlatih minggu depan.
Rencananya, hasil dari pelatihan balet kepada anak-anak Komunitas Ciliwung Merdeka ini ditampilkan dalam pertunjukan berjudul 'Healing HeARTs' pada 28 November di Tugu Kunstkring. Mereka akan menampilkan kombinasi tarian Sunda dan ballet bernama Ciliwung Larung. (Ism)
Dream - Seorang gadis asal Thailand bernama Mint Kanistha, 17, baru-baru ini menjadi perbincangan netizen. Ini lantaran kisah hidup dan kepribadiannya yang luar biasa.
Dalam foto-foto yang dirilis di laman siakapkeli.my, terlihat keseharian Mint yang bekerja membantu ibunya sebagai pemulung. Meski dengan ekonomi yang pas-pasan Mint ternyata tak malu menjalani hidupnya.
Dengan penuh perjuangan, dirinya kemudian mengikuti ajang bernama Miss Uncensored News Thailand. Ajang itu merupakan kesempatan bagi para perempuan untuk bersaing tanpa memedulikan latar belakang sosial mereka.
Dalam ajang yang digelar itu Mint berhasil keluar sebagai pemenang utama. Dia pun berhak memeroleh hadiah utama sebesar 200 ribu bath (Rp 77 juta).
Meski menjadi pemenang, dia tak lupa dengan ibunya. Setelah menjadi juara, dirinya kemudian terlihat bersujud kepada sang ibu. (Ism)
Dream - Kisah tragis dialami mantan juara dunia tinju kelas berat, Mike Tyson. Dinyatakan bangkrut, Tyson kini hidup jauh dari kemewahan bahkan sempat menjadi tunawisma.
Namun dengan kondisi seperti itu, mantan petinju yang dijuluki " Si Leher Beton" justru mengaku kini kehidupannya jauh lebih baik. Hal itu disampai aktor Hollywood yang juga sahabat Tyson, Jamie Foxx.
Menurut pemeran " Django Unchained" , sekarang Tyson justru merasa sangat baik meski tak lagi punya uang. Itu diungkapkan setelah dia bertemu dengan Tyson dan bertanya mengenai kabar. Tyson mengaku senang dan itu semua berkat Allah dan teman.
" Saya tidak punya uang, jadi saya senang. Tidak ada orang yang menginginkan sesuatu dari saya," kata Foxx menirukan mantan juara dunia tinju kelas berat, Mike Tyson yang dua tahun sebelumnya menangis ketika mengunjungi Masjid Al-Nabawi di Madina, Arab Saudi.
Kata Foxx, maksud dari ucapan itu karena jika Tyson memiliki uang banyak maka akan melakukan hal-hal buruk dan semua orang selalu berharap dari kepadanya. Saat ini, lanjut Foxx, petinju kelahiran Brooklyn, New York, hanya ingin tetap dicintai semua orang.
Dalam pertemuan itu, Foxx sempat meminta izin kepada Tyson untuk membuat film perjalanan hidup petinju yang memilih menjadi seorang mualaf. " Itu akan menjadi cerita luar biasa," ujar pemeran Electro dalam " The Amazing Spiderman-2" ini.
Diketahui, penampilan Mike Tyson kini lebih Islami. Yang terbaru dia bersama sang istri, Lakiha 'Kiki' Spicer menyaksikan laga tinju antara Floyd Mayweather Jr melawan Marcos Maidana, 4 Mei 2014.
Tyson tampak mengenakan peci putih dipadu dengan baju muslim putih yang terlihat lebih santai, bersama istrinya yang juga putri seorang tokoh muslim di AS. (Sumber: ABCnews)
Dream - Senin, 29 Juni 2015 menjadi hari yang tidak biasa bagi seluruh jajaran anggota Polda NTB. Di hari itu, seorang tukang sapu bisa berdiri di hadapan ribuan anggota polisi, sejajar dengan Kapolda Nusa Tenggara Barat NTB pada apel pagi.
Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono sengaja menghadirkan tukang sapu pada apel pagi itu. Dia ingin mengingatkan kepada seluruh anggotanya tentang pentingnya menghargai mereka yang berprofesi lebih rendah.
Umar ingin menunjukkan bagaimana kisah keteladan itu datang. Tidak melulu dari orang-orang besar, keteladanan bisa hadir dari orang-orang kecil.
" Di mana dunia, tukang sapu mungkin adalah strata terendah, tapi di mata Tuhan beliau ini lebih tinggi dari saya, bahan mungkin dari kalian semua," ujar Umar di hadapan seluruh anggotanya.
Ikuti : Berita Jatuhnya Pesawat Hercules
Umar mengatakan, tukang sapu tersebut sudah mengabdi sejak lama di lingkungan Mapolda NTB. Berpendapatan Rp500 ribu perbulan dan bekerja sejak pukul 04.30 WITA, tukang sapu tersebut begitu ikhlas meski banyak anggota polisi yang membuang sampah.
" Apa kita tidak malu seperti itu? Bahkan kita telah menzolimi beliau," kata dia.
Lebih lanjut, Umar mengingatkan tugas yang diemban oleh setiap polisi merupakan titipan Tuhan. Sejatinya, melalui tugas tersebut dia berpesan kepada anggotanya agar menjalankan pekerjaan sebagai bentuk ibadah.
Baca Juga : Menantang Allah, Dewi Sandra Temukan Mukjizat
Sumber: facebook.com/Divisi Humas Mabes Polri
Dream - Penasaran. Inilah yang membuat Muhammad Firmansyah Kasim mengejar gelar doktor di bidang fisika hingga ke Universitas Oxford, Inggris. Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini merasa ilmu yang diperoleh masih belum banyak.
“ Saya mengejar gelar doktor ini karena masih penasaran dengan ilmu fisika,” kata Firman sebagaimana dikutip Dream dari BBC, Selasa 24 Februari 2015.
Usianya masih sangat muda. Baru 24 tahun. Namun dia sudah kenyang pengalaman. Lihat saja, dia menjadi satu dari tiga mahasiswa Indonesia yang berkesempatan magang di organisasi penelitian nuklir Eropa, CERN, di Jenewa, Swiss, pada pertengahan tahun 2013.
Pada saat magang itulah putra Makassar ini mendaftar ke Universitas Oxford. “ Diwawancara pagi, siang diterima,” kata Firman yang melakukan penelitian laser plasma dan melakukan eksperimen untuk fisika partikel di Wolfson College, Universitas Oxford, ini.
Selain di CERN, Firman juga diterima magang di Universitas Teknologi Malaysia (UTM). “ Magang di UTM dan di CERN itulah yang mungkin membantu saya diterima di Oxford,” tambah dia.
Firman mengaku tak akan buru-buru balik ke Indonesia. Dia masih merasa perlu menimba ilmu di luar negeri sebelum mengabdikan diri di Indonesia. “ Kemungkinan besar saya masih akan cari pengalaman dulu di luar negeri beberapa tahun soalnya ilmu yang saya pelajari masih belum seberapa.”
“ Inti dari yang saya rasakan dari pengalaman-pengalaman saya adalah tetap berusaha dan berpikir positif,” tutur Firman.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta