Kisah Kakek yang Tetap Ikhlas Bekerja Sebagai Sopir Angkot

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 14 Mei 2015 11:02
Kisah Kakek yang Tetap Ikhlas Bekerja Sebagai Sopir Angkot
Di usia senjanya, Yusuf Supriyatna memilih terus mencari nafkah. Ia pun berusaha selalu ikhlas dalam menjalani pekerjaannya.

Dream - Yusuf Supriyatna sudah berusia uzur, 72 tahun. Lazimnya pria seusia itu selalu menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah dan menikmati hari tua dengan kegiatan ringan.

Tetapi, bagi Yusuf hal itu tidak berlaku. Meski sudah uzur, ia tetap mencari nafkah sebagai sopir angkot.

Tidak hanya itu, Yusuf ternyata cukup berbeda dengan sopir lainnya. Ia begitu ikhlas dalam menjalani hari-harinya sebagai sopir.

Kisah tentang Yusuf disaksikan sendiri oleh Meirna Nurdini Thomas. Ia menceritakan keikhlasan Yusuf dalam tulisan yang diunggah di akun facebook miliknya.

Meirna bertemu Yusuf saat ia bepergian di pagi hari menggunakan angkot Elang Gedebage, angkot yang dikemudikan Yusuf. Saat itu, ia melihat seseorang menghampiri angkot dan memasukkan air kemasan.

Yusuf memasukkan air itu ke dashboard. Ia memilih untuk tidak menyentuh air itu.

" Air ini enggak saya minum, Neng. Haram. Kenapa haram? karena bukan dari hasil jual beli atas kesepakatan, tapi pemaksaan. Filosopi jual beli adalah si pembeli membutuhkan, dan penjual memiliki barang yang kita butuhkan. Ini, saya tidak butuh, karena saya bawa minum dari rumah. Ini namanya jual paksa. Tapi, ya, bapak mah ikhlas aja, karena rejeki bapak sudah diatur oleh Allah. Tidak akan berkurang karena itu," kata Yusuf.

Beberapa saat kemudian, angkot tersebut berhenti tidak jauh dari perempatan Pondok Kelapa. Seorang anak turun dari angkot itu dan memberikan beberapa keping uang.

Yusuf menerima uang itu. Jumlah uang itu masih kurang dari ongkos yang telah ditetapkan. Tapi Yusuf tidak menagih sisa ongkos yang belum dibayar.

Hal itu membuat Meirna jengkel kepada si anak. " Dasar anak-anak, dimaklumi ya pak," katanya kepada Yusuf.

Yusuf malah membalas dengan jawaban mengejutkan. Ia justru mengingatkan kesalahan itu tidak layak ditimpakan ke anak tadi.

" Anak itu enggak salah, Neng. Namanya anak-anak, tergantung ajaran orang tuanya. Nggak apa-apa, kan rezeki bapak mah sudah diatur oleh Allah," kata dia.

Terlibat perbincangan antara Yusuf dengan Meirna. Wanita itu bertanya mengapa Yusuf masih mau mengemudikan angkot di usia senjanya.

Yusuf kemudian menunjukkan identitasnya berupa KTP dan kartu Pensiunan TNI Angkatan Darat.

" Alhamdulillaah, selalu dikasih sehat oleh Allah, namanya kerja ngeluarin tenaga pasti fisik mah capek, tapi sepanjang kita ikhlas Insya Allah sehat terus. Namanya ikhtiar kita harus sabar dan ikhlas. Dan yang utamanya adalah harus yakin kepada Allah. Kalau kita tidak yakin, percuma. Pasti yang kita dapat hanya capek, dan jangan lupa ngado'a," katanya,

Selain itu, Yusuf memiliki alasan sendiri mengapa masih bekerja meski sebenarnya dia punya dana pensiunan. Baginya, meski mendapat uang pensiun, kewajibannya mencari nafkah tidak lantas hilang.

Kisah selengkapnya, simak pada tautan ini. (Ism) 

Baca Juga: Tertidur di Acara Kim Jong-un, Menhan Korut Dieksekusi Mati Kisah Ikhlasnya Tukang Becak Tutup Lubang di Jalan Raya Saat-saat Terakhir Andrie Djarot Sosok Andrie Djarot di Mata Tina Talisa Status Terakhir Andrie Djarot: Akrablah dengan Kata `Maaf...`

Beri Komentar