Ilustrasi
Dream - Kemerdekaan selalu menjadi kisah heroik bagi setiap masyarakat Indonesia. Ini karena kemerdekaan didapat bukan atas dasar pemberian, melainkan lewat perjuangan berdarah-darah.
Banyak putra bangsa gugur demi meraih kemerdekaan itu. Tidak hanya golongan tertentu, perjuangan meraih kemerdekaan itu dijalankan oleh seluruh bangsa Indonesia baik warga biasa hingga ulama.
Terdapat kisah menarik di balik kemerdekaan Indonesia. Sebelum Soekarno membacakan teks proklamasi, ternyata ada tiga ulama yang telah memprediksi kapan kemerdekaan akan diraih Indonesia.
Kisah tiga ulama dalam memprediksi kemerdekaan ini diceritakan kembali oleh Milal Biwazie dalam bukunya berjudul 'Masterpiece Islam Nusantara: Sanad dan Jejaring Ulama Santri 1830-1945'.
Dream - Ulama pertama yang memprediksi kemerdekaan Indonesia adalah KH Abdus Syakur Senori Tuban yang wafat pada 1940. Syakur merupakan teman akrab KH Hasyim Asy'ari yang dikenal menguasai ilmu kasyf.
Beberapa tahun sebelum meninggal, Syakur pernah membuat syair dalam bahasa Arab. Syair tersebut berisi pertanda bangsa Jepang akan datang ke Tanah Air dan kemerdekaan Indonesia akan terjadi pada 1945. Berikut isi syair tersebut dalam bahasa Indonesia.
" Tarikhkanlah bahwa Jepang akan menjinakkan Nusantara pada tahun ghisysyisa (Jika dihitung dengan hisabul jummal adalah 1361 H/1942 M). Dia sebagai kolonial yang menyengsarakan bangsa Indonesia. Silih berganti, peperangan, adu senjata dan perihnya mengarungi samudera. Ketika bulan Rajab (1365 H/Juni 1945) telah terjadi keajaiban, kemudian semakin lumpuh pada bulan Sya’ban (Juli 1945). Kemudian pada bulan Ramadan (17 Agustus 1945) datanglah masa gembira ria (proklamasi) bagi bangsa Indonesia. Dan pada bulan Syawwal (September 1945), penderitaan Nusantara semakin membaik. Posisi Indonesia semakin tenang dengan kemerdekaannya pada bulan Zulqadah (Oktober 1945). Di bulan inilah Allah menampilkan sosok pemimpin yang dapat mengayomi masyarakatnya (Soekarno), seorang pemimpin sejati yang tidak ada duanya."
Dream - Ulama kedua yang memprediksi kemerdekaan Indonesia adalah Syaikh Ibrahim bin Husain Buengcala Kuta Baro Aceh. Pada 1288 H atau 1871 M, Ibrahim membuat tulisan berisi tentang kisah datangnya segolongan orang bermata sipit ke Tanah Air.
" Negeri di bawah angin (Nusantara) istimewanya akan lepas daripada tangan Holanda (Belanda), sesudah China bangsa lukid (mata sipit, maksudnya bangsa Jepang). Maka Insya Allah ta’ala pada tahun 1365 H (1945 M) lahir satu kerajaan yang adil dan bijaksana dinamakan Al Jumhuriyah Al Indunisiyah yang sah."
Dream - Ulama ketiga adalah KH Chasbullah Sa'id Jombang. Ulama yang merupakan ayah dari KH Wahab Chasbullah ini meninggalkan pesan kepada santrinya beberapa bulan sebelum meninggal dunia.
" Lek misale aku mati, omongno nang Wahab kongkon buka tulisan nak menara tahun 1948 (Jika semisal saya meninggal, katakan kepada Wahab suruh dia buka tulisan di menara tahun 1948)."
Sepeninggal Chasbullah, Wahab memenuhi wasiat tersebut. Dia lalu membuka secarik kertas di hadapan para santrinya di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Jombang pada 1948.
Di kertas tersebut hanya berisi tulisan pendek dalam bahasa Arab berbunyi 'hurrun tammun'. Kata itu ternyata berarti 'kemerdekaan sempurna'.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR