Ilustrasi Hewan Kurban
Dream - Idul Adha identik dengan hewan kurban. Ada yang menyisihkan harta mereka untuk membeli hewan kurban, ada pula yang menabung demi dapat memenuhi niatnya berbagi dengan sesama.
Meski bekerja dengan harta yang pas-pasan, empat orang berikut telah menginspirasi orang-orang yang lebih mapan darinya untuk berkurban. Padahal secara profesi, mustahil orang-orang tersebut membagi kebutuhan hidup dengna tabungan hewan kurban yang harga terus menerus naik.
Kegigihan, rasa ikhlas, dan kesadaran untuk berbagi antarsesama, menjadi contoh yang patut ditiru.
Siapakah tiga orang yang dapat membeli hewan kuban dan mengikhlaskan diri berbagi?
© Dream
Dream - Jauh sebelum kesuksesan diraih Budi Harta Wijaya,pengusaha yang kini sukses, sebuah keinginan sederhana terekam dalam ingatannya.
Di 2013, keluarganya memimpikan dapat melaksanakan kurban. Sayangnya, uang miliknya hanya Rp400 ribu jauh dari kata cukup untuk membeli kambing kurban.
Uang Rp400 ribu diberikan kepada istrinya. Ditambah uang milik isterinya, dia akhirnya berhasil mendapatkan kambing kurban.
© Dream
Dream - Perjuangan penarik becak asal Pasuruan, Jawa Timur, Bambang, Patut dicontoh. Meski penghasilannya tak banyak, dia mampu membeli sapi seharga Rp13 juta untuk berkurban pada Idul Adha tahun 2015.
“ Alhamduillah, kulo tiyang mboten gadah, tesih saget kurban (Saya orang miskin, masih bisa kurban),” kata Bambang sebagaimana dikutip Dream dari laman yusufmansur.com, Senin 21 September 2015.
Sapi kurban itu telah diserahkan ke pengurus masjid di lingkungannya. Menurut Bambang, sapi itu dia beli dengan uang hasil jerih payah menarik becak lebih dari 5 tahun.
Saban hari, Bambang berangkat narik becak sekitar pukul 06.00 pagi sampai pukul 12.00. Dalam satu hari, biasanya dia mendapat hasil Rp20 ribu hingga Rp50 ribu.
© Dream
Dream - Yati dan Maman sepasang suami istri yang bekerja sebagai pemulung. Pendapatan mereka jika digabung hanya sekitar Rp 25 ribu per hari. Tapi karena tekadnya, mereka bisa membeli dua ekor kambing. Masing-masing berharga Rp1 juta dan Rp2 juta.
Saat mereka menyerahkan hewan kurban ke pengurus Masjid Raya Al Ittihad, Tebet Barat, Jakarta Selatan, suasana haru menyelimuti masjid. Pengurus masjid sempat tidak tega menerima hewan itu. Sebab Mak Yati, begitu dia biasa dipanggil, belum masuk hitungan wajib berkurban.
" Pada bilang apa tidak sayang, mending uangnya untuk yang lain. Tapi saya pikir sekali seumur hidup masa tidak pernah kurban. Malu cuma nunggu daging kurban," kata Mak Yati. Peristiwa yang mengharukan itu terjadi setahun lalu. Dream.co.id kembali menyajikan cerita ini menjelang Bulan Dzulhijjah untuk memberi semangat bagi umat muslim bersiap diri menyisihkan rejeki menjalankan kewajiban berkurban.
© Dream
Dream - Kisah pengkurban lainnya yang mengharukan datang dari Yu Timah. Seorang penjual nasi bungkus itu merelakan sebagian haknya menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk disedekahkan menjadi hewan kurban.
Alih-alih mempergunakannya untuk menyambung hidup, dia justru menabungnya dan ingin membelikan hewan kurban. Bagaimana kisah selengkapnya mengenai Yu Timah? Simak pada tautan ini.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini


Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab

Lihat Video Baut Kendur Thai Lion Air Saat Terbang yang Bikin Geger



Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu