Salut! Baru 24 Tahun, Grandprix Sudah Bergelar Doktor

Reporter : Amrikh Palupi
Kamis, 21 September 2017 20:06
Salut! Baru 24 Tahun, Grandprix Sudah Bergelar Doktor
Grandprix Thomryes Marth Kadja meraih gelar doktor muda dan memecahkan rekor MURI sebagai dokter termuda di Indonesia.

Dream - Namanya terdengar unik. Grandprix Thomryes Marth Kadja. Nama depannya yang identik dengan ajang adu balap memang pantas disandangnya. Bayangkan, dalam usia 24 tahun, pemuda asal Kupang, Nusa Tenggara Timur itu sudah menyandang gelar doktor. 

Gelar untuk pendidikan S3 itu didapatnya bukan dari universitas ternama. Grandprix tercatat sebagai mahasiswa S3 Kimia Institut Teknologi Banding (ITB).

Kecerdasan disertai kecepatannya menyelesaikan pendidikan membuat Grandprix diganjar gelar sebagai doktor termuda di Indonesia dari Museum Rekor Indonesia (MURI). 

Perjalanan pendidikan Grandprix memang cukup gemilang. Di usia lima tahun, dia masuk Sekolah Dasar (SD). Kecerdasan Grandprix kecil membuatnya bisa langsung lompat kelas. Hingga pendidikan SMA, Grandprix menjadi langganan kelas akselerasi. 

Tak mengherankan, Grandprix remaja sudah menjadi seorang mahasiswa. Dia masuk kuliah pada usia 16 tahun. Selama tiga tahun, dia menghabiskan waktu kuliah dan berhak menyematkan gelar sarjana di usia 19 tahun.

Lulus sarjana, Grandprix langsung melanjutkan pendidikan master (S2) dengan menerima beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Kemenristekdikti. Sebelumnya akhirnya berlabuh menjadi mahasiswa S3 ITB. 

Selama menjadi mahasiswa, perjalanan Grandprix menjadi doktor tidaklah semulus gelar yang digapainya. Pria yang telah menerbitkan 9 publikasi ilmiah berskala nasional dan internasional ini mengakui proses yang sulit dan memakan waktu menjadi kendala utamanya.

“ Atau jika ada instrumen analisis yang tidak tersedia atau hasil penelitian yang tidak sesuai ekspektasi,” kata Grandprix seperti dikutip dari laman laman itb.ac.id, diakses Dream, Kamis 21 September 2017. 

Namun kecintaan pada ilmu yang dipilihnya membuat rintangan tersebut bisa dilalui. Kepuasan muncul manakala Grandprix bisa membutkikan hipotesisnya. 

Dengan gelar sebagai doktor termuda di Indonesia, Grandprix berharap akademisi Indonesia, khususnya dari generasi  muda, dapat ikut terdorong memajukan dunia penelitian.

“ Jangan minder karena masih muda. Justru (yang muda) yang harus menjadi contoh bagi orang lain,” ujarnya.

Beri Komentar