Foto : Dok Laman Itb.ac.id.
Dream - Namanya terdengar unik. Grandprix Thomryes Marth Kadja. Nama depannya yang identik dengan ajang adu balap memang pantas disandangnya. Bayangkan, dalam usia 24 tahun, pemuda asal Kupang, Nusa Tenggara Timur itu sudah menyandang gelar doktor.
Gelar untuk pendidikan S3 itu didapatnya bukan dari universitas ternama. Grandprix tercatat sebagai mahasiswa S3 Kimia Institut Teknologi Banding (ITB).
Kecerdasan disertai kecepatannya menyelesaikan pendidikan membuat Grandprix diganjar gelar sebagai doktor termuda di Indonesia dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Perjalanan pendidikan Grandprix memang cukup gemilang. Di usia lima tahun, dia masuk Sekolah Dasar (SD). Kecerdasan Grandprix kecil membuatnya bisa langsung lompat kelas. Hingga pendidikan SMA, Grandprix menjadi langganan kelas akselerasi.
Tak mengherankan, Grandprix remaja sudah menjadi seorang mahasiswa. Dia masuk kuliah pada usia 16 tahun. Selama tiga tahun, dia menghabiskan waktu kuliah dan berhak menyematkan gelar sarjana di usia 19 tahun.
Lulus sarjana, Grandprix langsung melanjutkan pendidikan master (S2) dengan menerima beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Kemenristekdikti. Sebelumnya akhirnya berlabuh menjadi mahasiswa S3 ITB.
Selama menjadi mahasiswa, perjalanan Grandprix menjadi doktor tidaklah semulus gelar yang digapainya. Pria yang telah menerbitkan 9 publikasi ilmiah berskala nasional dan internasional ini mengakui proses yang sulit dan memakan waktu menjadi kendala utamanya.
“ Atau jika ada instrumen analisis yang tidak tersedia atau hasil penelitian yang tidak sesuai ekspektasi,” kata Grandprix seperti dikutip dari laman laman itb.ac.id, diakses Dream, Kamis 21 September 2017.
Namun kecintaan pada ilmu yang dipilihnya membuat rintangan tersebut bisa dilalui. Kepuasan muncul manakala Grandprix bisa membutkikan hipotesisnya.
Dengan gelar sebagai doktor termuda di Indonesia, Grandprix berharap akademisi Indonesia, khususnya dari generasi muda, dapat ikut terdorong memajukan dunia penelitian.
“ Jangan minder karena masih muda. Justru (yang muda) yang harus menjadi contoh bagi orang lain,” ujarnya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak