Maya: Aku Berhijab Setelah Mengantar Adikku

Reporter : Eko Huda S
Sabtu, 12 September 2015 00:01
Maya: Aku Berhijab Setelah Mengantar Adikku
Hijab membuat hidupku berubah dan itu berawal ketika aku mengantar adikku.

Dream - Karena tidak berhijab, peserta Dream Girls 2015 asal Bandung ini, Maya Nurazizah, sempat mendapat perlakuan tidak sopan dari seorang lelaki yang tak ia kenal. Namun ia belum juga menyadarinya bahwa itu disebabkan oleh auratnya sendiri. Waktu berjalan, dan hidayah itupun turun hadir ketika ia mengantarkan adiknya ke sekolah pesantren. Bagaimana kisah selengkapnya? Berikut kisah inspiratif dari Maya. Bila Anda suka silahkan beri suara untuk Maya DI SINI

Kapan kamu berhijab? Belum siap. Kapan kamu berhijab? Ah nanti saja kalo sudah nikah. Kapan kamu berhijab? Kalo ada hidayah. Mungkin itu adalah beberapa dari sekian banyak jawaban yang kita katakan ketika seseorang bertanya kepada kita. Entah itu orang tua, saudara, ataupun teman yang sudah berhijab. Begitu pula dengan saya. Saya bukan perempuan yang telah memakai hijab sejak kecil. Walaupun sejak kecil selain sekolah dasar, sore harinya saya sekolah agama atau sekarang mungkin disebut madrasah. Tetapi hanya ketika sekolah saja saya menggunakan hijab.

Menginjak SMP, saya masuk sekolah Islam. Dominan semua siswinya memakai hijab tetapi ada yang belum menggunakan hijab. Sekolah hanya mewajibkan berhijab bagi siswi yang mengikuti pesantren dan asrama, dan saya adalah salah satu siswa yang hanya mengikuti pendidikan formalnya saja tanpa pesantren. Tetapi, karena dominan semua perempuan berhijab saat sekolah, maka saya pun ikut berhijab. Jika di rumah dan beraktivitas yang tidak ada hubungannya dengan sekolah saya kembali melepas hijab.

Masuk SMA, ternyata saya bukan semakin menginginkan untuk berhijab, karena masuk sekolah negeri biasa tentunya dominan siswinya tidak memakai hijab. Pergaulan semakin melupakan saya untuk berhijab. Mungkin pada saat itu saya merasa lebih percaya diri tanpa menggunakan hijab.

Gaya dan penampilan teman-teman di sekolah bermacam-macam. Begitu juga dengan berbagai mode yang berkembang semakin membawa saya mengikuti yang lebih banyak di lingkungan saya. Gaya rambut yang beragam, memakai rok mini, bahkan memakai celana pendek saat pergi liburan ke pantai.

Sekitar kelas tiga SMA, ketika saya berangkat sekolah, dari rumah saya berjalan kaki melewati gang kecil untuk menuju jalan raya. Ketika sedang berjalan saya mendengar suara motor, tanpa ada pikiran apapun saya terus berjalan dengan santai. Suara motor semakin mendekat. Dan yang terjadi adalah laki-laki yang mengendarai motor itu dengan tangannya berusaha meraih bagian dada saya. Saya berteriak dan sangat terkejut. Bahkan saya sempat menangis. Sampai sekolah pun saya menangis, karena tidak terima diperlakukan seperti itu. Saya merasa dilecehkan,.Yang saya pikirkan saat itu, apa salah saya? Walaupun saya tidak berhijab, saya memakai seragam dengan rok panjang.

Masuk Perguruan Tinggi, saya pun belum juga menggunakan hijab. Dan semakin dewasa tentunya semakin sering pula orang tua dan teman yang sudah berhijab bertanya kapan menggunakan hijab. Ya jawaban saya adalah, Insyaallah nanti kalau sudah menikah. Atau menjawab hanya dengan senyuman.

Semakin dewasa, pemikiran pun semakin berubah. Banyak hal yang secara tidak langsung membuat saya semakin sadar dan semakin ingin menjadi lebihbaik dalam segala hal, terutama memperbaiki diri dan agama. Terlebih tren hijab sedang berkembang saat itu. Semakin banyak perempuan dan bahkan teman yang mulai menggunakan hijab. Setiap saya melihat wanita berhijab, saya merasa mereka sangat cantik sekali dan aura kelembutan ada dalam diri mereka.

Pakaian hijab pun semakin banyak dengan berbagai style yang menarik perhatian saya. Dan mereka terlihat indah dan tetap stylish menggunakan pakaian hijab. Tetapi hal itu tetap belum menggerakan hati dan diri saya untuk mengenakan hijab.

Saya terlalu banyak memikirkan hal-hal yang tidak penting. Apa kalau saya menggunakan hijab saya akan terlihat jelek, apa saya pantas menggunakan hijab, apa ketika saya memakai hijab akan dijauhi teman, apa ketika saya berhijab pria tidak akan tertarik dengan saya, dan banyak hal lainnya yang selalu ada dalam pikiran saya.

Suatu ketika, saya memiliki adik yang akan masuk SMP, dan orang tua saya menyekolahkannya ke sebuah sekolah sekaligus pondok pesantren di luar kota. Ketika mengantarkan adik saya, dia tidak menginginkan saya untuk turun dari mobil jika tidak menggunakan hijab. Entah malu atau apa yang adik saya pikirkan. Karena kejadian itu, di waktu berikutnya ketika mengantarkan adik saya untuk kembali ke pesantren, saya dari rumah sudah berniat menggunakan hijab. Walaupun saya sudah keluar dari lingkungan sekolah dan pesantren adik saya, saya tetap memutuskan untuk tidak membuka hijab yang saya pakai sampai pulang kembali ke rumah.

Dari situ, saya mulai merasakan kenyamanan menggunakan hijab. Dalam cuaca yang panas saat itu, saya malah merasa teduh. Setelah itu saya pergi ke kampus menggunakan hijab dengan sedikit keraguan. Sampai kampus dengan masih merasa malu, saya bertemu dengan berapa teman. Mereka terkejut tetapi mereka berkomentar kalau saya lebih terlihat cantik apabila menggunakan hijab.

Walaupun masih tidak percaya diri tapi saya semakin senang ketika mendengar komentar baik dari mereka. Sejak itulah, saya benar-benar memutuskan untuk tetap menggunakan hijab.

Dengan niat baik saya, banyak jalan yang memberikan hal positif dalam diri saya. Banyak yang hal yang dapat meluruskan pemikiran saya. Walau dulu tahu menutup aurat dengan hijab itu adalah sebuah kewajiban, tetapi saya acuh dengan hal itu, karena pemikiran masih beranggapan walaupun tidak berhijab yang penting hatinya dulu yang baik. Dan ternyata semua itu salah.

Hijab dan perilaku adalah hal yang berbeda. Berhijab merupakan kewajiban bagi wanita muslim, entah akhlaknya baik atau buruk. Tetapi memang jika sudah berhijab alangkah baiknya akhlak pun semakin baik. Dan dengan berhijab. tidak perlu menunggu hidayah untuk melakukan sebuah kebaikan apalagi suatu kewajiban.

Hidayah itu bukan ditunggu, tetapi dijemput. Mungkin jika saya terus berfikir untuk menunggu saja, sampai sekarang mungkin saya belum berhijab. Niat itu harus diiringi dengan tindakan. Walau niat tapi tidak bertindak apalagi hanya menunggu, hidayah itu entah kapan akan datang. Bahkan mungkin tidak akan datang jika kita tidak membuka mata hati dan telinga kita. Saya memakai hijab sejak kuliah semester tiga, dan sekarang saya sudah semester enam di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran.

Dua tahun saya baru memakai hijab. Tetapi banyak keberkahan yang saya rasakan datang dalam hidup saya setelah berhijab.

Hijab tidak menjauhkan kita dari apapun, bahkan mencegah kita dari hal yang tidak baik. Selain menjadi pelengkap hijab juga sebagai pelindung wanita. Dan saya sadar, mungkin kejadian yang pernah terjadi ketika saya kelas tiga SMA itu merupakan salah satu hal penyebabnya karena pakaian saya dan tampilan diri saya yang kurang tertutupi yang akhirnya menimbulkan niat orang berbuat jahat selagi ada kesempatan walaupun orang itu tak berniat. Banyak pemikiran yang berubah dan semakin baik dalam diri saya setelah memakai hijab. Hijab, sangat mempengaruhi dalam kehidupan saya.

Dengan hijab teman tidak menjauh tetapi semakin banyak. Bahkan yang lebih baik. Dengan berhijab, semakin bisa mencegah dan menjaga diri untuk tidak melakukan hal yang kurang pantas dilakukan oleh perempuan. Dengan hijab, semakin banyak orang yang kita kenal yang membawa kebaikan. Dengan hijab, diiringi dengan akhlak yang baik, akan mendekatkan kita dengan jodoh yang baik. Dengan hijab, semakin mudah dalam menjemput rejeki dan meraih rejeki. Rejeki bukan hanya sekedar materi, tetapi mendapatkan dan mengenal orang yang baik adalah rejeki. Memiliki lingkungan yang baik adalah rejeki. Masih memiliki waktu untuk terus memperbaiki diri dan beribadah adalah rejeki.

Banyak kesempatan yang menghampiri saya ketika saya berhijab. Rejeki terus mengalir. Setelah berhijab saya sempat bisnis membuat dan menjual hijab dan membawa keuntungan secara materi bagi saya. Walau sekarang sudah tidak melakukannya lagi.

Beberapa tawaran untuk menjadi model hijab pun diberikan kepada saya walau saya tidak mengambilnya. Dan saat ini, saya kuliah menyelesaikan semester akhir sambil bekerja sebagai Public Relations di salah satu perusahaan Fashion Hijab dengan berbagai brand, yang semakin menambah pengalaman dan pengetahuan saya khususnya mengenai dunia fashion hijab. Dan masih banyak keberkahan yang mengalir yang saya rasakan setelah berhijab.

Walaupun berhijab, itu tidak membatasi saya dalam pergaulan. Bergaul dengan siapapun dan kalangan manapun asalkan kita memiliki filter yang baik dicontoh dan yang kurang baik jangan diikuti.

Dengan berhijab tidak membatasi saya dalam melakukan apapun. " Hijab Isn’t stopping me from doing anything in anyway. I’m proud to wear hijab!" Semoga semakin banyak perempuan muslim di luar sana yang dapat menjemput hidayah Nya untuk berhijab.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More