Mengenal 'Pasukan Khusus' Meninggal dalam Sepi

Reporter : Sandy Mahaputra
Kamis, 9 April 2015 09:31
Mengenal 'Pasukan Khusus' Meninggal dalam Sepi
Dalam melakukan tugasnya, pasukan itu bekerja sesenyap mungkin agar tidak diketahui orang. Mereka mendapatkan upah lumayan besar.

Dream - Di Jepang ada 'pasukan khusus' yang bertugas membersihkan apartemen para lanjut usia yang meninggal sendirian.

Para orangtua yang meninggal sendirian di apartemen mereka ini seringkali tidak diketahui oleh anggota keluarga atau tetangga selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Kasus seperti ini di Jepang biasa disebut 'meninggal dalam sepi'.

Beroperasi di sekitar Tokyo, pasukan Meninggal Dalam Sepi akan membersihkan bekas tempat tinggal para lanjut usia yang meninggal sendirian.

Setelah polisi mengangkat jenazah mereka, yang seringkali sudah membusuk, pasukan Meninggal Dalam Sepi akan membereskan sisa-sisanya.

Bulan Maret lalu, jenazah seorang kakek 85 tahun ditemukan di apartemennya di Tokyo. Dia diduga telah meninggal satu bulan yang lalu. Para tetangga baru mengetahui ada yang meninggal di blok apartemen mereka setelah mencium bau busuk.

Di negara dengan populasi mencapai 127 juta itu, kasus meninggal dalam sepi semakin banyak terjadi. Menurut survei, satu dari empat orang di Jepang telah berusia di atas 65 tahun. Mereka biasanya terisolasi hingga ajal menjemput, setelah tidak mendapat perhatian dari keluarganya.

Jika ada korban meninggal dalam sepi, pengelola apartemen akan menyerahkan proses pembersihan kamar dan pemakamannya kepada Hirotsugu Masuda dan krunya.

" Hal ini semakin umum di dunia dan pekerjaan ini menjadi semakin dikenal," kata Masuda dikutip Dream dari Daily Mail, Kamis 9 April 2015.

Masuda mengaku pasukannya bisa 3-4 kali dalam seminggu mengosongkan dan membersihkan kamar apartemen. Terutama musim panas ketika jasad lebih cepat membusuk.

Dalam melakukan tugasnya, Masuda dan pasukan butuh sekitar enam jam yang dilakukan sesenyap mungkin agar tidak mengganggu tetangga lainnya.

Untuk pekerjaannya, Masuda menerima upah antara 450-2.000 pound sterling (Rp 5-38 juta), tergantung pada ukuran kamar apartemen.

Di negara di mana sekitar lima juta orang tua tinggal sendirian, kasus meninggal dalam sepi diperkirakan akan terus meningkat. Data menunjukkan korban cenderung laki-laki.

" Saat ini diperkirakan ada 40.000 kasus dan sepertinya dalam 10 tahun ke depan, jumlahnya bisa lebih dari 100.000 kasus," kata Hideto Kone, dari lembaga swadaya masyarakat yang bekerja dalam isu meninggal dalam sepi.

Ketika selesai melakukan pekerjaannya, Masuda akan berdoa dan menaruh bunga di lokasi jasad kakek itu ditemukan. Setelah itu, dia akan memakamkan jasad kakek yang meninggal dalam sepi itu di pemakaman orang tak dikenal.

Beri Komentar