Mengenal Zahra Cheema, Pengacara Berhijab di AS

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 10 Juni 2015 09:14
Mengenal Zahra Cheema, Pengacara Berhijab di AS
Zahra pernah mendapat perlakukan diskriminatif lantaran mengenakan hijab. Tetapi, dia berhasil menepis citra buruk Islam dengan menjadi pengacara berhijab.

Dream - Menjadi seorang Muslimah berjilbab di Amerika Serikat bukanlah perkara mudah. Apalagi Muslimah itu berkarir di bidang hukum. Masyarakat Amerika yang masih punya pandangan buruk pada Islam akan menilai dari penampilannya saja.

Hal itulah yang dialami oleh Zahra Cheema. Dia sempat mengalami perlakuan yang tidak biasa saat berada di pengadilan atau saat mendatangi wawancara kerja.

" Setiap kali aku masuk ke ruangan, pikiran mereka adalah 'ada seorang Muslim'," cerita Zahra, dikutip Dream dari onislam.net, Rabu, 10 Juni 2015.

Zahra lahir di Amerika Serikat dari pasangan imigran asal Pakistan. Dia dibesarkan di Long Island.

Keluarganya sangat sekuler. Tetapi, Zahra memutuskan mengenakan jilbab saat dirinya menjadi mahasiswi di City University of New York School of Law. Keluarganya awalnya mempertanyakan keputusannya itu.

" Mereka seolah berkata, 'Siapa yang mau mempekerjakan kamu?" kenangnya mengingat kekhawatiran orangtuanya.

Tekadnya untuk membuktikan bahwa orang tua mereka salah sangatlah kuat. Dia tetap menggunakan hijab. Namun demikian, Zahra sempat cemas terlebih saat menyusun data diri untuk melamar kerja. Sebab, Zahra menggunakan hijab pada foto profilnya di situs Facebook dan Likendln.

Untuk menghilangkan kesulitan itu, dia memutuskan untuk menghapus foto-foto berhijab miliknya. Tetapi, masalah baru dimulai.

" Aku mendapatkan panggilan, namun ketika perusahaan melihat akun Facebook dan Likendln tidak berfoto mereka berkata, 'Cari yang lain. Kamu tidak diterima'," ungkapnya.

Bahkan, seorang manajer firma hukum sempat bertanya mengenai agamanya. Manajer tersebut menanyakan apakah Zahra, Muslim atau tidak. Zahra menjawab lugas, " Ya, saya Muslim."

Pengalaman-pengalaman menyakitkan itu akhirnya berakhir saat Zahra mendapat mendapat tawaran kerja akhir Agustus lalu dari Ashish Kapoor, seorang pemilik firma hukum.

Awalnya, Kapoor khawatir apakah Zahra yang berhijab akan nyaman saat berurusan dengan klien dan muncul di pengadilan. Tetapi, kekhawatiran Kapoor hilang seketika karena Zahra dapat membuktikan kemampuannya.

" Dia sangat ambisius," kata Kapoor.

Bulan ini, pengacara Muslimah ini telah memulai firma hukum sendiri. Zahra mengkhususkan diri pada kasus hukum imigrasi dan keluarga. Orangtuanya dan Kapoor membantu Zahra menyediakan ruangan kantor dan arahan padanya.

Amerika Serikat telah menjadi rumah bagi minoritas Muslim yang berjumlah enam hingga delapan juta jiwa. Sebuah survei AS juga telah mengungkapkan mayoritas orang Amerika tahu sedikit tentang Islam dan ajaran keimanannya.

(Ism, Laporan: Maulana Kautsar)

Beri Komentar