Periksa Gigi Anak/ Foto: Shutterstock
Dream - Memasuki usia 6 tahun, gigi anak akan mulai goyang. Bisa berminggu-minggu atau hitungan bulan, sampai akhirnya terlepas dengan sendirinya. Biasanya, di awal goyang akan muncul sedikit nyeri dan kadang anak jadi malas makan.
Ada juga yang tak nyeri sama sekali dan tanpa keluhan apapun. Beberapa anak membutuhkan bantuan dokter gigi untuk mencabut gigi yang goyang. Joshua Calvin, dokter spesialis gigi anak, memberi penjelasan kondisi saat gigi anak yang goyang dan butuh dicabut oleh dokter.
" Ada chart yang bisa dijadikan panduan untuk mengetahui pergantian gigi susu anak ke gigi tetap sesuai usia anak. Gigi seorang anak yang memang pada usianya itu akan lepas," kata drg Joshua dalam akun Instagramnya @uncle.jo_dentist.
Menurut drg Joshua, ada tiga pemicu yang membuat gigi anak perlu dicabut, yaitu persistensi, mengganggu fungsi dan permintaan orangtua.
" Pertama, sudah timbul gigi permanen di belakangnya atau di depannya jadi terlihat seperti ada gigi yang double. Jadi ada dua bersebelahan kita sebut dengan kasus persistensi, pada kasus ini sebagian besar kasus memang harus dibantu untuk dikeluarkan supaya gigi permanennya nanti bisa tumbuh dengan baik," ungkap drg Joshua.
Kondisi kedua yaitu ketika gigi yang goyang menganggu fungsi. Pada beberapa anak, gigi yang goyang memicu sakit dan sulit makan. Beberapa bahkan menganggu pelafalan dan berbicara. Dalam kondisi ini pencabutan bisa dipertimbangkan, tapi konsultasikan dulu dengan dokter gigi anak.
Untuk yang ketiga, pemicunya lebih pada kekhawatiran. Beberapa orangtua cemas nantinya gigi yang goyang tak sengaja tertelan oleh anak.
" Ketakutan orangtua, dok, takut giginya ketelen, itu juga boleh. Jika sesuai usianya maka tidak masalah. Jika anak tidak ngeluh, tidak takut tak ada masalah. Saya lebih memilih natural saja," kata drg. Joshua.
Dream - Pertumbuhan gigi pada bayi biasanya baru dimulai di usia empat bulan. Dalam masa pertumbuhan tersebut, si kecil sangat mungkin mengalami keluhan di gusinya.
Mereka tentu saja tak bisa menyampaikan apa yang dirasakan karena belum bisa berbicara. Jangan kaget jika saat tumbuh gigi, bayi akan kehilangan nafsu makan, bahkan malas-malasnya saat menyusu.
" Segera setelah gigi pertama mulai tumbuh, area di sekitar gigi, termasuk gusi, bisa menjadi bengkak. Si kecil juga akan mulai ngiler lebih dari biasanya. Air liur perlu dibersihkan sesegera mungkin untuk menghindari infeksi. Mungkin juga terlihat beberapa ruam di dagu dan wajah bayi yang disebabkan oleh air liur," ujar drg. Toral Ardeshna, dikutip dari Trucaredentistry.com.
Tergantung pada tingkat rasa sakitnya, beberapa bayi mungkin terus menangis selama berjam-jam. Ketidaknyamanan dapat mengganggu anak selama beberapa minggu.
Bayi yang tumbuh gigi juga menunjukkan hilangnya nafsu makan dan mungkin lebih suka menyusu.
" Hal ini dianggap normal hingga bayi menjadi terlalu enggan untuk makan. Selama fase ini, bayi juga mulai mengunyah berbagai barang untuk meredakan gatal di gusi dan mencari kenyamanan," kata drg. Toral.
Memberi mainan berupa teether bisa dilakukan. Usahakan yang lembut dan berukuran besar dan tak bisa tertelan bayi. Cobalah raba gusi bayi, jika muncul bakal gigi yang tumbuh dan anak sangat rewel serta tak nafsu makan, bisa memberikan pijatan lembut.
Gunakan kassa steril, cuci tangan dan lilit jari dengan kassa. Berikan pijatan lembut pada gusi bayi menggunakan jari. Bisa juga mengompresnya dengan kassa yang telah disiram air hangat.
Dream - Pasta gigi jadi produk yang kita gunakan setiap hari untuk membersihkan gigi. Pada anak-anak, pasta gigi yang digunakan tentunya berbeda. Formulanya dibuat aman jika tertelan.
Rasanya juga cenderung manis dan tak 'pedas' seperti pasta gigi orang dewasa. Lalu kapan anak diperbolehkan beralih produk menggunakan pasta gigi dewasa?
Menurut dr. Reza Fahlevi, Sp. A, anak dapat beralih ke pasta gigi orang dewasa yang mengandung fluoride setelah mereka mampu meludah sendiri usai menyikat gigi.
“ Sebenarnya, batas penggunaan pasta gigi dewasa untuk anak tidak ada. Akan tetapi, rata-rata anak boleh menggunakan pasta gigi dewasa pada usia 3 sampai 5 tahun,” kata dr. Reza, dikutip dari KlikDokter.
Ia juga menjelaskan pasta gigi orang dewasa dengan anak-anak memang sangat berbeda. Mulai dari kandungan fluoride gigi, rasa, kemasan, dan warna.
“ Pada pasta gigi anak. seringkali ditemukan berbagai macam rasa, seperti buah-buahan. Hal ini bertujuan untuk membuat anak merasa lebih tertarik atau senang untuk menyikat gigi,” ujarnya.
Selain itu, pasta gigi anak-anak juga mengandung bahan-bahan yang tergolong aman apabila tidak sengaja tertelan. Hal ini tentu berbeda dengan pasta gigi orang dewasa. Rasa pasta gigi orang dewasa juga tergolong lebih kuat, sehingga tidak cocok untuk anak-anak yang masih terlalu kecil.
Dijelaskan oleh drg. Callista Argentina, pasta gigi orang dewasa memiliki kandungan fluoride yang cukup tinggi. Jika anak belum bisa berkumur dan meludah sendiri, bisa saja pasta gigi tersebut malah tertelan. Hal ini dapat meningkatkan risiko fluorosis.
“ Terlalu sering menelan pasta gigi dapat menimbulkan bercak keputihan di gigi. Tidak sakit dan tidak akan merusak struktur gigi, namun akan mengganggu penampilan atau estetika,” kata drg. Callista.
Selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN