Risiko Gagal Jantung Mematikan Saat Hamil, Ketahui Gejalanya

Reporter : Mutia Nugraheni
Rabu, 25 Januari 2017 20:00
Risiko Gagal Jantung Mematikan Saat Hamil, Ketahui Gejalanya
Seorang ibu hamil yang berprofesi dokter harus kehilangan nyawa, begitu juga janinnya karena gagal jantung.

Dream - Tak banyak yang tahu kalau ibu hamil bisa mengalami gagal jantung mematikan. Nyawanya dan janin dalam kandungan bisa terancam. Kondisi ini memang merupakan kasus yang tidak umum. Tapi bukan berarti tak perlu diwaspadai.

Sebuah kasus tragis baru saja terjadi di Texas, AS. Seorang ibu hamil yang berprofesi dokter harus kehilangan nyawa, begitu juga janinnya karena PPCM. Lihat ceritanya di sini. Profesor kedokteran, Lili Ayala Barouch, dari Johns Hopkins University mengungkap, kondisi tersebut dikenal dengan peripartum cardiomyopathy (PPCM).

" PPCM merupakan bentuk tidak umum dari gagal jantung yang terjadi selama trimester akhir kehamilan. Bisa terjadi ketika usia kandungan 20 minggu. Gejalanya sangat mirip dengan keluhan-keluhan ibu hamil di trimester akhir, jadi memang sangat sulit didiagnosis," kata Borouch.

PPCM membuat jantung membesar dan melemahkan bilik jantung. Hal ini menyebabkan aliran darah jadi berkurang dalam ventrikel kiri. Jantung pun tidak dapat memompa darah ke organ-organ vital. Lalu apa saja gejalanya?

" Gejala yang mungkin muncul antara lain, sakit kepala, jantung berdegup kencang, buang air kecil sangat sering pada malam hari, napas pendek, sering terengah, bengkak di bagian kaki dan adanya pembengkakan di pembuluh darah bagian leher," ujar Borouch.

Dikutip dari American Heart Association, ada faktor-faktor risiko tertentu yang membuat ibu hamil berisiko tinggi mengalami PPCM. Faktor risiko tersebut yaitu, obesitas, riwayat penyakit jantung, penggunaan obat tertentu, merokok, minum minuman beralkohol, hamil lebih dari satu kali dan kurangnya asupan nutrisi.

" Ada beberapa jenis obat yang bisa dokter dapat resepkan. Dokter juga bisa saja mungkin merekomendasikan diet rendah garam, pembatasan asupan cairan, atau membatasi kenaikan berat badan," kata Borouch.

 

Beri Komentar