Ilustrasi
Dream - Merebaknya kasus hepatitis pada anak-anak yang menyebabkan tiga orang anak meninggal di Indonesia pastinya memicu kekhawatiran orangtua. Kasus ini awalnya terdeteksi di Amerika dan Inggris dan membuat pasiennya harus sampai melakukan transplantasi hati.
Hingga saat ini virus yang menyebabkannya disebut misterius. Hal ini karena belum diketahui secara pasti jenis virus tersebut. Profesor Zubairi Djoerban, dokter spesialis penyakit dalam, mengungkap dalam akun Instagram resminya @profesorzubairi, alasan virus ini disebut misterius.
Menurutnya, hepatitis ini bukan disebabkan oleh virus hepatitis yang sebelumnya diketahui yaitu virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Dampaknya juga begitu fatal.
Bisa menyebabkan meninggal dunia, bahkan beberapa pasien yang bisa bertahan di Inggris hingga membutuhkan cangkok/ transplantasi hati. Hingga saat ini peneliti masih mencari tahu detail dan karakteristik virus pemicunya.
" Diduga Adenovirus 42 yang sebelumnya tak pernah merusak liver kecuali imunitas buruk. Menyerang anak-anak yang notabene imunitasnya bagus," tulis Profesor Zubairi.
Ia juga menjelaskan beberapa penelitian yang menemukan hepatitis tersebut disebabkan Adenovirus 41 dan sebagian Sars Cov2. Juga beberapa kasus disebabkan kombinasi dua virus dan mungkin penyebab lain.
Untuk gejala khas, menurut Profesor Zubairi, pasien kerap mengeluhkan masalah pencernaan/ gastrointestinal. Setelah itu muncul gejala kekuningan di mata dan kulit.
" Tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah. Sebagian besar anak tidak mengalami demam," ungkapnya.
Dream - Munculnya kasus hepatitis misterius pada anak di sejumlah negara kembali memicu ketakutan. Di Indonesia sendiri, sudah tiga anak meninggal dunia karena hepatitis ini.
Kasusnya bermula pada 5 April 2022 lalu terdqpat 10 kasus Hepatitis Akut terjadi pada anak-anak di Inggris Raya.
Seluruh pasien dirawat di Rumah Sakit dengan hasil tidak ditemukannya virus Hepatitis A-E dalam pemeriksaan laboratorium.
Dua hari kemudian penyelidikan dilakukan lebih lanjut, hasilnya menunjukan 64 kasus baru di Inggris Raya. Enam pasien anak yang mengalami Hepatitis Akut ini telah menjalani transplantasi hati.
Lalu penyakit ini menyebar ke Spanyol, Israel, Denmark, Irlandia, Norwegia, Prancis, Rumania, Belanda, Italia, Amerika Serikat, Belgia, Inggris Raya, Kanada dan Irlandia Utara.
Penyakit ini pun sudah memasuki kawasan Asia Tenggara, tepatnya di Jepang dan Singapura.
Penting untuk mengenali gejala penyakit ini. Terdapat beberapa gejala yang terjadi pada pasien Hepatitis Atersebut, yaitu sebanyak 58 persen kasus mengalami mual dan muntah diare ikterus (kuning di kulit dan mata).
Lalu beberapa pasien mengalami perubahan warna tinja yang lebih pucat, mengalami demam, perubahan warna urine gelap, feses pucat, gatal, nyeri sendi atau pegal pegal, demam tinggi, mual, muntah, atau nyeri perut. Beberapa pasien juga mengalami lesu, hingga hilang nafsu makan.
Penyakit ini masih dalam pemantauan WHO. Pasalnya, pemeriksaan laboratorium tidak mendapatkan adanya virus Hepatitis A, B,C,D, dan E pada kasus ini. Melainkan beberapa kasus ditemukan virus SARS-Cov-2 atau Adenovirus.
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, peningkatan enzim hati pasien (SGOT/SGPT) menjadi >500 u/L.
Dari 81 kasus di Inggris, 43 anak sembuh, tidak ada yang meninggal, dan 7 anak mendapatkan transplantasi hati.
Menghadapi situasi ini, cobalah tetap tenang dan berhati-hati ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi ini.
Pertama mencuci tangan, lalu meminum air bersih yang matang, makan makanan yang bersih dan matang penuh dan membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya.
Sebaiknya menggunakan alat makan sendiri-sendiri, memakai masker dan menjaga jarak.
Saat terdeteksi gejala dini pada anak seperti seperti kulit kuning, mual, muntah, diare, nyeri perut, penurunan kesadaran, kejang, lesu, demam tinggi memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Sumber: IDAI
Advertisement
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal
4 Cara Top Up Roblox dengan Mudah dan Aman, Biar Main Makin Seru!