Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Setiap anak memiliki fase pertumbuhan dengan kebiasaan yang berbeda-beda, seperti memakan benda di sekitarnya sampai dengan mengisap jari jempolnya sendiri. Terkadang para orangtua tidak memperbolehkan dengan kebiasaan bayinya yang suka isap jempol, karena khawatir akan kuman dan bakteri yang masuk ke dalam mulut.
Mengisap jempol lebih sering dilakukan ketika bayi terbangun di malam hari. Sehingga, secara refleks untuk mendapat ketenangan, bayi pun mengisap jempolnya sediri.
Memang, kebiasaan mengisap jempol juga memiliki dampak buruk bagi bayi dalam jangka panjang, seperti masalah pada kulit, kuku pada jempol, dan gigi.
Ratih Puspa Rahmani, seorang master Psikologi Terapan Anak Usia Dini dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa bayi yang suka isap jari merupakan hal wajar. Hal itu karena bayi berada pada fase oral.
" Saat anak memasukkan tangan ke mulut, itu akan membantu kemampuan oromotornya (kemampuan mulutnya mengunyah) dengan mendorong sensor lidah yang awalnya hanya aktif di bagian depan, menjadi aktif hingga pangkal lidah," kata Ratih.
Sementara menurut Betty DK Zakianto. Msi, secara psikologis bisa jadi bayi mengisap jari karena lapar. Selain itu, bayi memang memiliki kebutuhan mengisap dari lahir sampai usia 3 bulan.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ia perlu menyusu dan saat tidak melakukannya, si bayi mengisap jempol. Penjelasan selengkapnya baca di Diadona.id.
Dream - Merangkak merupakan tahapan penting dalam perkembangan bayi dan balita. Untuk itu, usahakan membantu si kecil melewati masa-masa merangkak dengan baik.Bayi biasanya mulai merangkak pada usia antara 4 dan 6 bulan.
Proses belajar merangkak menjadi hal yang cukup rumit namun di saat yang sama juga terasa mudah. Sebenarnya merangkak adalah perkembangan alami pada bayi yang terjadi saat bayi sudah siap.
Beberapa bayi mengalami keadaan di mana dia berguling lebih cepat tetapi membutuhkan waktu yang lama untuk merangkak. Dikutip dari Diadona.id, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua agar bayi cepat merangkak.
Langkah pertama agar bayi lebih cepat merangkak sendiri adalah dengan mengurangi penggunaan walker dan bouncers. Banyak kasus yang menunjukkan bahwa bayi yang jarang dibiarkan di lantai membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan kekuatan yang dibutuhkan saat merangkak.
Bayi lebih cepat mempelajari cara merangkak saat dia melihat orangtua atau saudaranya melakukannya. Bayi bisa meniru gerakan dan berusaha untuk merangkak. Orangtua juga bisa memancingnya dengan mainan agar dia mau bergerak ke arah mainan itu.
Siapkan ruang yang rapi, bersih, dan nyaman agar bayi bisa bermain dengan bebas di lantai dengan aman. Lantai tanpa karpet adalah tempat terbaik bagi bayi agar dia bisa bergerak dengan bebas.
Selengkapnya baca di sini.
Laporan Audila Rima Ndani/ Sumber: Diadona.id
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik