Anak Minum Obat
Dream - Kasus gagal ginjal anak akut yang saat ini jumlahnya meningkat di Indonesia, menimbulkan kecemasan para orangtua. Badan Pengawas obat dan Makanan (BPOM) pada 20 Oktober 2022 kemarin baru saja merilis produk obat sirup anak yang mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
Ada lima produk sirup obat yang biasanya dikonsumsi anak-anak. Pihak BPOM juga sudah memerintahkan apotek tidak menjual obat tersebut dan dokter untuk sementara tidak meresepkan, selama investigasi kasus gagal ginjal anak dilakukan.
Lalu bagaimana jika anak terlanjur meminum obat yang masuk dalam daftar? Dokter Kanya Ayu, spesialis anak, lewat akun Instagramnya @momdoc.id, meminta orangtua memperhatikan kondisi anak setelah minum obat tersebut.
" Gejala akan muncul bertahap dalam 72 jam, sejak minum obat tersebut pertama kali," tulis dr. Kanya.
Keracunan EG biasanya baru terlihat 30 hingga 1 jam setelah konsumsi obat. Fungsi saraf menurun dan anak kehilangan kesadaran, juga bisa disertai diare dan muntah. Lalu dalam 12 hingga 24 jam, muncul kebiruan pada bibir, wajah dan paru-paru.
© MEN
Kondisinya bisa akan semakin parah dalam 72 jam ketika produksi urine berkurang. Hal ini menandakan sel ginjal mengalami kerusakan parah dan mengalami gagal ginjal akut.
" Kalau sampai sudah lebih dari 72 jam sejak minum obat tersebut anak kita masih Alhamdulillah sehat, ya berarti aman," ungkap dr. Kanya.
Ia juga menyarankan untuk memeriksa nomor izin edar obat yang dikonsumsi anak. Bisa saja mereknya sama tapi nomornya berbeda. Bila memang khawatir dengan kondisi anak, konsultasikan dengan dokter spesialis anak agar mendapat pemeriksaan dan rekomendasi yang tepat.
Dream - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru saja merilis sirup obat yang mengandung etilen glikol/ dietilen glikol (EG/ DEG) yang kadarnya di atas ambang. Zat tersebut merupakan bahan berbahaya dan dilarang digunakan dalam pembuatan sirup obat.
Baik EG dan DEG dicurigai jadi pemicu kasus gagal ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) di Indonesia. Lewat akun Instagram resmi @bpom_ri, BPOM menuliskan, berdasarkan pengujian terhadap 39 bets dari 26 sirup obat sampai dengan 19 Oktober 2022, ada lima produk yang menunjukkan adanya kandungan cemaran EG yang melebihi ambang batas aman.
Berikut daftarnya:
1. Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml.
4. Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml.
5. Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.
Dream - Investigasi terus dilakukan untuk mengetahui pemicu peningkatan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GgGAPA) yang menyerang anak-anak di Indonesia. Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah membentuk tim khusus.
IDAI lewat surat edaran yang mengumumkan beberapa imbauan, baik untuk para tenaga kesehatan dan masyarakat. Bagi para dokter, diminta untuk menghentikan peresepan obat sirup.
" Tenaga kesehatan menghentikan sementara peresepan obat sirup yang terduga kontaminasi etilen glikol atau dietilen glikol sesuai hasil investigasi Kemenkes dan BPOM," tulis pengumuman IDAI.
Bila anak memerlukan obat sirup khusus, misalnya obat anti epilepsi atau lainnya, yang tidak dapat diganti sediaan lain, konsultasikan dengan dokter spesialis anak/ konsultan anak. Tenaga kesehatan dapat meresepkan obat pengganti yang tidak terdapat dalam daftar dugaan obat terkontaminasi atau dengan jenis sediaan lain seperti suppositoria atau dapat mengganti dengan obat puyer dalam bentuk monoterapi.
© IDAI
Untuk orangtua, juga diimbau tak membeli dan memberikan obat yang dijual bebas pada anak. Terutama obat sirup yang banyak digunakan untuk redakan nyeri dan demam.
" Masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kemenkes dan BPOM," pengumuman IDAI.
© IDAI
Para orangtua juga diminta tetap tenang dan waspada terhadap gejala GgGAPA. Salah satu gejala khasnya adalah berkurangnya atau tidak adanya buang air kecil.
Rapi dan Cetar, Trik MUA Pasang Fake Eyelashes Rapi di Mata Oriental
Airport Style Nagita, Pakai Kaus Oblong Sambil Geret Koper Rp259 Juta
Jenita Janet Rela Kehilangan Pekerjaan Usai Berhijab: Saya Ikhlaskan karena Hidup Lebih Tenang
Tetap Memikat, Makeup Pengantin dengan Lipstik Nude
Mix and Match Kemeja Oversized Jadi 3 Outfit Berbeda
10 Potret Rumah Mewah Mandra Disulap Jadi Warung Makan, Luasnya 2 Hektar Bergaya Betawi!
Awaludin Syarif Abdulah - Menjaga Dan Mengembangkan Keberlanjutan Keuangan Haji (BPKH Talks)
15 Potret Rumah-Rumah yang Menolak Digusur ini Bikin Tepuk Jidat, Terakhir Memprihatinkan Banget!
10 Potret Anak Komedian yang Cantik Jelita, Putri Mandra Curi Perhatian Maia Estianty, Mirip Bule!
40 Ucapan Selamat Menikah Islami untuk Sahabat & Orang-Orang Terdekat, Berisi Doa Terbaik
Rapi dan Cetar, Trik MUA Pasang Fake Eyelashes Rapi di Mata Oriental