Balita Suka Meledak-ledak Saat Marah, Bisa karena Mencontoh Orangtua

Reporter : Editor Dream.co.id
Jumat, 16 Februari 2024 09:12
Balita Suka Meledak-ledak Saat Marah, Bisa karena Mencontoh Orangtua
Anak usia dini seringkali menunjukkan kemarahannya dalam bentuk mengeluarkan tangis yang meronta-ronta atau emosi yang meledak-ledak.

1 dari 14 halaman

Balita Suka Meledak-ledak Saat Marah, Bisa karena Mencontoh Orangtua

Balita Suka Meledak-ledak Saat Marah, Bisa karena Mencontoh Orangtua © Balita Suka Meledak-ledak Saat Marah, Bisa karena Mencontoh Orangtua Shutterstock

2 dari 14 halaman

© Balita Suka Meledak-ledak Saat Marah, Bisa karena Mencontoh Orangtua Shutterstock

Dream - Menghadapi emosi anak yang masih berusia di bawah lima tahun (balita) memang kadang bikin orangtua bingung. Mereka bisa menangis berjam-jam, mengamuk atau tantrum dan sulit ditenangkan.

3 dari 14 halaman

© Balita Suka Meledak-ledak Saat Marah, Bisa karena Mencontoh Orangtua Shutterstock

Hal yang tak kita duga kerap memicu rasa marah si kecil. Diperlukan kesabaran dan terus mengenali karakter anak dan menghadapinya ketika ia  marah. 

4 dari 14 halaman

Hal yang juga sangat penting adalah selalu ingat kalau rasa marah adalah salah satu bentuk emosi alami dan normal yang dapat dirasakan oleh manusia di berbagai rentang usia, termasuk anak-anak usia dini.

Anak usia dini seringkali menunjukkan kemarahannya dalam bentuk mengeluarkan tangis yang meronta-ronta atau emosi yang meledak-ledak secara tiba-tiba. 

5 dari 14 halaman

Menurut Putri Bayu Gusti Megantari Pratiwi, pendidik di Rumah Main Cikal Lebak Bulus, marah atau kekesalan yang dimunculkan oleh anak usia dini secara tiba-tiba perlu dipahami secara utuh dan menyeluruh.


" Di usia dini, fungsi kontrol diri anak masih berposes untuk berkembang secara optimal," kata Putri dalam siaran pers yang diterima Dream. 

6 dari 14 halaman

© Dream

Ada banyak hal yang membuat anak balita marah dengan meledak-ledak. Apa saja?

7 dari 14 halaman

1. Proses Belajar Mengenali Emosi dan Mengontrol Diri

Marah adalah emosi dasar, sehingga rasa marah yang dirasakan anak adalah hal yang normal. Kita perlu memahami bahwa marah adalah rasa yang muncul karena ada yang menghalangi kita untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.

8 dari 14 halaman

" Oleh karena itu, anak-anak akan menunjukkan emosi marahnya jika keinginannya tidak terpenuhi. Namun, berbeda dengan orang dewasa, anak-anak belum memiliki kemampuan mengelola emosi yang baik sehingga menunjukkannya dengan amarah tiba-tiba," kata Putri.


Ia juga menambahkan bahwa secara neurologis, fungsi eksekutif otak anak usia dini yang bertanggung jawab dalam kontrol diri memang belum berkembang secara optimal.

9 dari 14 halaman

2. Terbatasnya Kemampuan Berkomunikasi Anak Usia Dini

Amarah yang ditunjukkan secara meledak-ledak menjadi sebuah cara mengekspresikan diri karena masih terbatasnya kemampuan komunikasi anak usia dini. Bicaranya masih belum jelas dan ia belum bisa mengungkapkan keinginannya dengan baik.

10 dari 14 halaman

" Menangis, berteriak, berguling-guling, atau melempar barang adalah caranya berkata 'aku marah!'. Masih belum optimalnya kemampuan-kemampuan anak usia dini dalam hal ini memengaruhi bagaimana anak merespon pada hal-hal yang membuatnya frustasi," kata Putri.

11 dari 14 halaman

3. Temperamen Bawaan Lahir

3. Temperamen Bawaan Lahir © Dream

Kondisi ketiga yang membuat anak-anak usia dini mudah marah meledak-ledak adalah temperamen bawaan lahir. 

12 dari 14 halaman

Temperamen bawaan lahir ini, menurut Putri, adalah sebuah kondisi bawaan lahir yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan/atau budaya.

13 dari 14 halaman

4. Melihat Orangtua/ Orang Dekat

Anak usia dini adalah peniru ulung dan pengamat sejati yang mudah mengikuti perilaku yang dilakukan oleh orang terdekatnya, misalnya lingkungan keluarga. Putri menyebutkan bahwa mencontohkan perilaku orang terdekatnya saat marah dapat menjadi salah satu bentuk momen copy-paste yang diterapkan anak.

14 dari 14 halaman

Untuk itu usahakan ya Ayah Bunda untuk lebih belajar mengontrol emosi terutama ketika marah di depan anak. Mereka kelak bisa dengan mudah menyerap dan mencontoh apa yang dilihatnya sehari-hari.

Beri Komentar