Pijat Bayi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kebutuhan gizi bukanlah satu-satunya faktor penunjang tumbuh kembang anak. Setelah lahir, penting untuk merangsang panca indera bayi agar berfungsi secara optimal.
Cara terbaik untuk melatihnya adalah dengan memberikan stimulus secara rutin. Nah, stimulus yang paling efektif tentu saja berasal dari orang terdekat, yaitu sentuhan ibu.
" Skin to skin contact akan merangsang pertumbuham anak seiring dengan pertambahan usia mereka. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan memijat bayi," ujar Bernie Endyarni Medise, Dokter Spesialis Anak & Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial di acara Johnson 'Sentuhan Cinta', Jakarta, Rabu 26 Juni 2019.
Stimulasi yang diberikan oleh pijatan dapat mendorong keterampilan anak dari segi emosional dan motorik di kemudian hari. Teknik ini juga bermanfaat untuk menjaga imunitas bayi terhadap penyakit.
© Dream
Efek pijat akan membuat bayi lebih tenang sehingga memicu hormon kekebalan tubuh. Pernapasan juga menjadi lebih lancar dan membuat bayi mudah tertidur pulas.
" Setelah dipijat, bayi biasanya akan lapar. Sama seperti orang berolahraga. Enzim, pencernaan serta penyerapan makanan mereka bekerja lebih optimal," ujar Bernie.
Selain itu, memijat bayi juga menjadi momen bonding bagi ibu dan anak. Lakukan secara lembut dan gunakan baby oil agar pijatan terasa lebih halus.
© Dream
Bukan untuk Sembuhkan Penyakit
Lakukan pijat bayi 2-3 kali sehari selama 15 menit. Perlu diperhatikan bahwa pijat bayi bersifat stimulasi, bukan terapi. Itu artinya, ibu tidak bisa mengandalkan pijat untuk menyembuhkan penyakit tertentu.
" Kalau bayi sakit jangan dipijat, konsultasi dulu dengan dokter. Pijat hanya boleh dilakukan untuk bayi dengan berat di atas 2.500 gram. Khusus bayi prematur ada tekniknya sendiri dan dilakukan oleh tenaga medis," imbuhnya.
Pijat bayi berkembang pesat menjadi tren parenting belakangan ini. Khususnya di kalangan ibu yang baru memiliki bayi. Mereka cenderung haus ilmu mengenai cara mengasuh anak.
Di kesempatan yang sama, Johnson & Johnson Indonesia melakukan edukasi 'Sentuhan Cinta' guna memperkenalkan teknik pijat bayi kepada lebih dari 145.000 ibu di Indonesia.
" Kami ingin meningkatkan awareness tentang pentingnya sentuhan ibu, terutama di masa emas 1000 hari pertama untuk perkembangan bayi," tutur Lakish Hatalkar, President Director of Johnson & Johnson Indonesia.
Kampanye juga disertai dengan peresmian posyandu di Dusun Randuwongso, Gresik, Jawa Timur hasil kolaborasi dengan Habitat for Humanity Indonesia.
© Dream
Dream - Kondisi berbaring dengan telentang jadi posisi umum ibu saat melahirkan secara normal. Saat kontraksi muncul, ibu lalu diminta sedikit mengangkat punggung dengan sedikit duduk dan memegang betis.
Hal tersebut menurut banyak praktisi kebidanan bakal mempermudah bayi keluar. Rupanya hal ini tak sepenuhnya tepat. Bahkan menurut Hannah Dahlen, seorang profesor kebidanan, meminta ibu berbaring saat melahirkan sama seperti menyiksanya.
" Wanita dipaksa melahirkan dengan punggung berbaring dan ini seperti siksaan dengan rasa sakit yang tak tertahankan," katanya.
© Dream
Profesor Dahlen dari Western Sydney University mengatakan secara fisiologis posisi paling alami bagi wanita untuk melahirkan adalah bersandar ke depan atau forward. Yaitu bertumpu pada tangan dan lutut. Namun, lebih dari 90% wanita masih melahirkan dengan berbaring telentang.
Profesor Dahlen dan timnya melakukan penelitian mengamati wanita yang melahirkan di rumah, pusat persalinan dan di rumah sakit. Mereka mempelajari setiap gerakan ibu selama persalinan.
" Sangat jelas bahwa wanita yang melahirkan di rumah atau di pusat-pusat kelahiran bergerak terus-menerus dan akan condong ke depan ketika kontraksi. Secara naluriah akan akan mbersandar pada tangan mereka dan lutut," ungkap Dahlen, dikutip dari KidSpot.
© Dream
Presiden Royal Australian College of Obstetricians, Profesor Steve Robson, mengamini Profesor Dahlen. Meski ia tak mau menggunakan terminologi 'siksaan'. Menurutnya persalinan dengan posisi berbaring sebaiknya dihindari.
" Bobot bayi di dalam rahim dapat menghalangi suplai darah sehingga ada alasan fisiologis yang baik untuk menghindarinya. Saya pikir ini sepenuhnya tentang apa yang nyaman bagi ibu. Penting membiarkan ibu untuk mendapatkan posisi yang paling nyaman baginya," kata Robson.
Advertisement
Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau


5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

VinFast Beri Apreasiasi 7 Figur Inspiratif Indonesia, Ada Anya Geraldine hingga Giorgio Antonio

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari