Anak Sakit Cacingan/ Foto: Pixabay
DREAM.CO.ID- Kasus meninggalnya seorang balita di Sukabumi, Jawa Barat, membuka mata banyak orang kalau penyakit cacingan bisa jadi mematikan. Terutama jika diketahui terlambat dan cacing sudah berkembang biak di seluruh organ tubuh.
Anak-anak bisa dikatakan usia yang paling rentan terkena cacingan terutama yang masih berusia lima tahun. Hal itu karena mereka belum bisa menjaga kebersihan dirinya dengan baik. Dikutip dari Halodoc.com, anak berusia di bawah dua tahun memiliki risiko 4,7 kali lipat lebih tinggi untuk terinfeksi.
Angkanya lebih tinggi dibandingkan anak berusia 3 hingga 5 tahun yang hanya memiliki risiko 2,6 kali lipat. Ternyata penyakit cacingan ini sering tak diketahui orangtua, sampai muncul gejala yang cukup parah. Dokter Kevin, spesialis anak dari Universitas Indonesia menjelaskan kalau penyakit cacingan biasanya disebut Askariasis dan ada proses yang cukup panjang sebelum seorang anak terinfeksi.
" Askariasis atau cacingan itu pertama berasal dari telur dulu. Telur yang belum matang, keluar dari feses manusia yang terkontaminasi dari askariasis, kemudian pada suhu dan kelembapan, terutama pada iklim yang lembab, akan mature. Jadi telur yang belum dibuahi menjadi telur yang mature dengan berisi larva. Kemudian telur yang berisi larva tersebut pada kondisi yang terkontaminasi, akan dikonsumsi oleh manusia lewat makanan dan minuman," ujar dr. Kevin dikutip dari video Youtube RS Universitas Indonesia.
Kemudian, telur tersebut akan menetas di seluruhan cerna, dan larva yang sudah menetas tersebut akan menyebar di pembuluh darah. Dari pembuluh darah akan bisa menyebar ke esofagus, terakea, sampai ke seluruhan pernapasan dan akhirnya kembali lagi ke seluruhan cerna sebagai cacing dewasa. Telur cacing itu dapat berkembang biak secara cepat di suhu udara yang lembap.
Menurut dr. Kevin, di Indonesia angka cacingan prevelensinya sekitar 28 persen dan sangat dipengaruhi kondisi lingkungan yang kotor. Kondisi sekitar rumah dan tempat main anak, jadi faktor utama.
Untuk gejala cacingan, dr. Kevin menjelaskan, gejalanya sangat luas, bukan hanya sekedar gejala saluran napas saja. " Utamanya adalah anak menjadi lesu, karena tidak nafsu makan, kemudian bisa sampai mengalami penurunan berat badan, hingga berubah menjadi gizi kurang sampai gizi buruk," kata dr. Kevin.
Nah, untuk mendeteksi adanya cacingan atau tidak pada tubuh seorang anak, memang harus dilakukan pemeriksaan tinja. Hal tersebut untuk mendeteksi adanya telur yang sudah dibuahi, atau bahkan cacing dewasa.
Jika si kecil mengalami gejala di atas, jangan tunda untuk segera memeriksakannya ke dokter untuk pemeriksaan tinja dan konsultasi ya, ayah bunda.
Advertisement
Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

3 Rekomendasi Salt Bread Enak di Jakarta, Sudah Coba?


Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Lihat Video Baut Kendur Thai Lion Air Saat Terbang yang Bikin Geger



Kondisi Kulit Wajah Viral, Wulan Guritno: Bersyukur Jejak Digital Itu Ada

Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya