Biar Anak Suka Belajar, Psikolog Minta Orangtua Terapkan Mindful Learning

Reporter : Mutia Nugraheni
Selasa, 7 Juni 2022 10:12
Biar Anak Suka Belajar, Psikolog Minta Orangtua Terapkan Mindful Learning
Adaptif terhadap teknologi saja belum cukup untuk mendampingi anak dalam belajar.

Dream - Orangtua memegang peran penting dalam memancing minat anak untuk belajar. Sayangnya, kesibukan pekerjaan sehari-hari seringkali membuat orangtua merasa kurang bisa memandu anak-anaknya.

Adaptif terhadap teknologi saja belum cukup untuk mendampingi anak dalam belajar. Orangtua juga harus memahami bagaimana menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga mampu menumbuhkan minat anak untuk belajar. Salah satunya adalah melalui konsep “ makna belajar” atau meaningful learning.

Apa itu pembelajaran bermakna atau meaningful learning? Samanta Elsener, seorang psikolog anak, menjelaskan konsep tersebut sangat berkaitan dengan membentuk mental anak.

" Mindful learning atau pembelajaran bermakna merupakan keadaan ketika kita memiliki kesadaran mental mengenai apa yang sedang terjadi, fokus terhadap hal yang sedang dipelajari, dan menerima apa yang sedang diajarkan, termasuk perbedaan pendapat di dalamnya," ujarnya dalam acara webinar ZeniusLand dikutip dari rilis yang diterima Dream.co.id.

 

1 dari 5 halaman

Aspek Penting

Aspek Penting © Dream

Meaningful learning terdiri dari beberapa aspek. Antara lain Acceptance, Awareness, dan Attention atau disebut Triangle of Mindfulness. Samantha memberikan penjelasannya.

- Acceptance
Acceptance dalam makna belajar adalah situasi di mana anak sudah mampu menerima berbagai pandangan dan pendapat orang lain. Cara melatihnya dapat dilakukan melalui diskusi secara terbuka.

- Awareness
Hal yang mampu membuat anak merasakan belajar bermakna adalah ketika mereka menyadari kegunaan dari ilmu yang dipelajarinya dalam mencapai cita-cita. Misalnya, agar bisa menakar dosis obat dengan benar, anak-anak harus menguasai matematika. Dengan kesadaran akan manfaat yang bisa mereka miliki, anak akan terpacu untuk terus belajar.

- Attention
Attention dalam konsep belajar bermakna adalah mengkondisikan anak agar bisa fokus belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. Samanta mencontohkan bahwa jika anak memiliki gaya belajar auditori (memahami materi melalui suara dan instruksi), orangtua dapat sering-sering mengajaknya berdiskusi untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki anak.

 

2 dari 5 halaman

Coba Terapkan Hal Ini

Coba Terapkan Hal Ini © Dream

Bagaimana orangtua dapat menciptakan pembelajaran bermakna bagi anak? Menurut Yudhistira Laturiuw, Head of Academics Primary Zenius, ada beberapa hal yang dapat diterapkan orangtua.

1. Tanamkan bahwa belajar adalah hak, bukan kewajiban
Yuujisensei mencontohkan, ketika anak-anak menjalankan kewajibannya untuk membantu orangtua, misalnya mencuci piring atau menyapu, umumnya anak tidak benar-benar menyukai kegiatan itu. Sadar bahwa membantu orang tua adalah kewajiban, mereka akan tetap menjalankan kewajibannya secara sukarela.

" Jika konsep kewajiban ini kita aplikasikan ke kegiatan belajar, maka anak pun hanya belajar karena keharusan. Oleh karena itu, posisikan belajar sebagai hak agar anak tahu bahwa mereka berkesempatan untuk menggali ilmu sebanyak mungkin guna mewujudkan cita-citanya," ujar Yudhistira.

2. Dampingi anak saat belajar
Hal ini dapat dilakukan orangtua melalui kegiatan sederhana, seperti mengajak mereka menonton video pembelajaran, lalu berikan beberapa pertanyaan untuk melatih problem solving-nya. Jika anak belum mampu memahami materi dari video, ajak mereka untuk mempelajarinya kembali bersama-sama.

3. Jangan paksa anak belajar
Selain dua cara di atas, Yuuji dan Samanta sepakat bahwa metode pembelajaran konvensional berupa punishment and reward sudah tidak relevan lagi. Carilah apa yang menjadi ketertarikan untuk anak dan adaptif pada hal tersebut.

Untuk menciptakan meaningful learning, orangtua juga bisa dibantu dengan beberapa tools, misalnya ZeniusLand. ZeniusLand merupakan aplikasi belajar yang dirancang khusus untuk anak usia 7-12 tahun yang dilengkapi dengan kurikulum Zenius dan video konsep yang dipandu oleh karakter Tiga Sekawan dan cerita-cerita menarik dari Disney.

3 dari 5 halaman

Kenali Tanda-tanda Saat Anak Mulai Kelelahan Belajar

Kenali Tanda-tanda Saat Anak Mulai Kelelahan Belajar © Dream

Dream - Tugas utama anak-anak memang belajar, tapi tak dipungkiri mereka juga kadang merasa jenuh dan lelah. Memaksa anak atau bahkan mengancamnya untuk terus konsisten belajar hanya akan sia-sia atau malah berdampak buruk bagi psikologisnya.

Sangat wajar saat anak merasa lelah dengan rutinitasnya di sekolah. Semangat belajar memang akan naik turun dan orangtua sebaiknya mengerti hal tersebut.
Anak-anak cenderung tak bisa mengungkapkan hal tersebut karena merasa takut dengan orangtua.

Untuk itu cobalah lebih peka dengan perubahan yang terjadi pada anak. Kenali tanda-tandanya saat mereka mulai kelelahan belajar, seperti dikutip dari KlikDokter.

1. Menghindar Ketika Membahas Sekolah
Hal ini perlu diamati dan diwaspadai, terutama jika anak biasanya selalu terbuka tentang masalah sekolah. Jika melihat tanda-tanda ini, jangan langsung memaksa anak untuk menceritakan masalahnya.

Cobalah mengerti kondisi anak dan menunggu sampai ia siap berbicara. Sembari menunggu, bisa mencoba terlibat dalam pekerjaan rumah atau PR anak dengan tujuan memancingnya bercerita.

 

4 dari 5 halaman

2. Mengeluh Sakit

2. Mengeluh Sakit © Dream

Ketika anak mulai susah tidur, pola makannya berubah, dan mengeluh sakit, mereka mungkin terlalu lelah di sekolah atau saat belajar. Sebagai contoh, anak mungkin berpura-pura sakit kepala atau sakit perut setiap berangkat sekolah.

Hal ini dapat menjadi cara anak untuk menggambarkan bahwa mereka sedang tidak berada dalam keadaan sehat atau baik-baik saja untuk belajar. Anak-anak biasanya menggambarkan emosi mereka dengan cara menjelaskan berbagai gejala yang muncul di tubuhnya saat sedang lelah dengan aktivitas sehari-hari.

 

5 dari 5 halaman

3. Tidak Punya Waktu untuk Bersenang-Senang

3. Tidak Punya Waktu untuk Bersenang-Senang © Dream

Jika anak terus sibuk mengerjakan tugas sekolah sampai tidak memiliki waktu istirahat cukup, maka itu bisa tanda sekaligus penyebab anak kelelahan belajar.
Dijelaskan oleh Gracia Ivonika, M.Psi., seorang psikolog tanda anak kelelahan belajar adalah kurang memiliki waktu main atau me time.

Mereka biasanya juga tidak memiliki waktu untuk melakukan hal menyenangkan karena sibuk belajar. “ Tanda-tanda lainnya itu anak mengeluh kelelahan fisik dan belajar, suasana hati anak buruk atau anak jadi jarang bisa diajak quality time bersama keluarga atau teman,” ujar Gracia.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More