Anak Makan Sendiri (Foto: Shutterstock)
Dream - Anak yang masih berusia lima tahun atau balita, cenderung selalu disuapi saat makan. Sesekali, cobalah hidangan makanan di hadapannya. Potong makanan tersebut agar mudah digenggam anak, atau sering disebut finger food.
Biarkan anak duduk dan sediakan makanan tersebut. Si kecil akan penasaran dan memegang, kemudian mencicipinya. Memang, saat anak makan sendiri kondisinya bakal sangat berceceran dan berantakan.
Sebenarnya, dalam momen tersebut anak akan belajar banyak hal. Seluruh inderanya akan terstimulasi termasuk juga kemampuan motoriknya. Menurut beberapa pakar perkembangan anak, ajaran untuk makan sendiri sudah bisa mulai diterapkan saat anak berusia 12 bulan. Ini artinya anak sudah harus dikenalkan pada kebiasaan tersebut sejak sangat dini.
Beberapa orangtua mungkin bertanya-tanya, apa pentingnya mengajari anak makan di usia yang sangat dini? Ternyata ini sebabnya.
Saat anak mulai makan sendiri, dia akan lebih penasaran dan ingin mencoba berbagai jenis makanan. Melihat warna, penyajian, merasakan tekstur akan membangkitkan hasrat untuk mencicipi makanan baru yang ada di hadapannya.
Hal ini akan membuat atau merasakan banyak rasa dan tekstur, mengembangkannya menjadi food explorer. Efeknya adalah, kelak anak tak menjadi picky eater atau sangat pemilih dalam hal makanan.
Anak jadi lebih punya tanggung jawab sendiri atas tubuhnya. Saat dia lapar dia akan makan dan saat kenyang dia akan berhenti makan.
Anak juga bisa terhindar dari kemungkinan obesitas karena dia bisa mengukur kapasitasnya sendiri. Jika selalu disuapi orangtua, anak kurang merasakan kepekaan ini.
Baca manfaat lainnya saat anak balita makan sendiri di Diadona.id.
Dream - Membiasakan mengonsumsi gizi seimbang bagi anak harus dimulai sejak dini. Hal ini berguna untuk meningkatkan kualitas hidup anak, seperti kecerdasannya.
Kebutuhan gizi anak dan dewasa tentu saja berbeda. Begitu pula kebutuhan gizi anak berbeda setiap tahapan usianya. Maka dari itu, orangtua perlu memerhatikan asupan gizi anak sejak 1.000 hari pertama.
Nestle melalui program Nestle for Healthier Kids (N4HK), mengajak orangtua untuk menerapkan kebiasaan sehat melalui '6 Kebiasaan Baik'.
" Setiap stage usia akan membutuhkan asupan gizi yang berbeda, jenis makanan yang berbeda, dan yang pasti cara pemberiannya pun berbeda-beda. Jadi, kita tidak bisa mengeneralisir pemberian makanan pada setiap usia," ujar Corporate Nutritionist Nestle Indonesia, Eka Herdiana, saat perayaan International Chefs Day, di Almond Zucchini, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019.
Mengonsumsi beragam jenis makanan, berguna untuk memenuhi gizi seimbang anak. Makanan bergizi seimbang adalah yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.
Menurut Eka, semua makanan sebenarnya memiliki manfaatnya masing-masing. Sehingga, orangtua sebaiknya tidak melarang anak untuk mengonsumsi suatu makanan. Tetapi, cukup membatasinya saja sesuai porsi yang dibutuhkan.
" Ada beberapa penelitian yang menyatakan kalau kita tidak menghargai pemberian makanan, misalnya kalau kita mengatakan makan permen itu jahat, itu malah membuat si anak berambisi untuk mencoba makanan tersebut. Ini juga dapat membuat mereka mempunyai masalah eating disorders," ujar Diana.
Oleh karena itu daripada melarang, orangtua lebih baik memberikan alasan yang spesifik mengapa anak boleh atau tidak boleh mengonsumsi sesuatu.
" Ajak mereka untuk mencoba banyak hal nanti kita kasih tahu bahwa yang ini harus dibatasi, yang ini bisa dikonsumsi sekian banyak. Jadi beragam jenis makanan dan porsi harus dikombinasi," ungkap Diana.
Tidak lupa peran orangtua juga dibutuhkan untuk memberikan informasi terkait makanan yang anaknya konsumsi. Sehingga, hal tersebut akan menumbuhkan persepsi kepada anak bahwa makanan bisa menjadi sehat jika kombinasinya tepat.
" Kita harus membangun persepsi yang tepat. Misalnya, sayuran itu sehat tapi akan lebih baik lagi kalau kita katakan sayuran hijau itu membantu kita untuk apa sih," ujar Diana.
Hal yang juga tak kalah penting adalah membantu anak mengatur porsi makan yang tepat. Pastikan anak mengonsumsi jenis makanan yang beragam, memenuhi kebutuhan gizi seimbang, dan mengonsumsi asupan energi yang cukup.
Membiasakan mengatur porsi makan, akan membuat anak terbiasa pada pola asupan sehat dan seimbang.
" Saat ini, angka malnutrisi itu cukup tinggi ya. Tidak hanya kekurangan gizi tapi juga kita menghadapi yang namanya gizi lebih. Maka dari itu, penting untuk membiasakan kebiasan baik sejak dini. Itu, akan membantu mereka tumbuh menjadi dewasa yang lebih baik dan lebih sehat," ungkap Diana.
Advertisement
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal