Dream - Kulit selama hamil cenderung jadi sangat berbeda kondisinya. Untuk itu, perawatan kulit tetap dibutuhkan, termasuk penggunaan skincare rutin. Nah, saat hamil, perlu lebih selektif dalam memilih produk skincare.
Hal tersebut karena beberapa produk mengandung formula yang bisa membahayakan kondisi janin. Menurut studi yang dilakukan oleh EWG (Environmental Working Group), lebih dari 200 lebih bahan kimia beracun ditemukan dalam darah tali pusat bayi baru lahir, hal ini disebabkan oleh produk perawatan kulit dan bahan makanan yang digunakan ibu.
Untuk meminimalisir hal tersebut, perhatikan benar-benar formula produk skincare yang digunakan sehari-hari saat hamil. Ada 4 formula yang sebaiknya dihindari. Ingat-ingat ya, saat belanja skincare, jika ada formula ini sebaiknya tak dibeli.
Retinoid memang sangat efektif untuk memerangi jerawat dan tanda-tanda awal penuaan. Sayangnya, bagi ibu hamil, bahan kimia ini lebih berbahaya dari yang diperkirakan sebelumnya.
Misalnya, isotretinoin, tretinoin, dan retinol telah dikaitkan dengan cacat lahir dan kelainan otak jika diturunkan ke bayi.
Penelitian juga menemukan hubungan antara tretinoin, khususnya, dengan embriopati atau kerusakan pada janin. Untuk sementara, jangan dulu gunakan pelembap, serum, atau masker yang mengandung retinoid ya, bunda.
Asam salisilat umumnya digunakan untuk mengobati jerawat dan peradangan. Meskipun dianggap relatif aman bila digunakan dalam jumlah kecil oleh ibu hamil, penelitian menunjukkan adanya hubungan potensial antara penggunaan asam salisilat dosis tinggi dan peningkatan risiko cacat jantung atau rendahnya cairan ketuban.
Oleh karena itu, ada baiknya untuk menghilangkan produk dengan asam salisilat dari rutinitas perawatan kulit ketika sedang hamil. Bila memang ingin memakainnya, konsultasikan dulu dokter untuk mendapat dosis yang tepat.
Sunscreen termasuk skincare wajib yang tak boleh dilewatkan. Nah, selama hamil ibu harus lebih selektif saat memilih sunscreen. Akan lebih baik menggunakan produk physical sunscreen dan hindari chemical sunscreen.
Pasalnya, chemical sunscreen mungkin mengandung bahan kimia seperti benzofenon, oksibenzon, dan avobenzon, yang dikaitkan dengan gangguan hormonal.
Penelitian juga menyebutkan benzofenon sebagai agen pengganggu endokrin. Hal ini juga dapat mengganggu perkembangan janin dan meningkatkan kerentanan terhadap jenis kanker tertentu.
Formaldehida
dan bahan pengawet yang melepaskan formaldehida, yang biasa digunakan pada sebagian besar produk perawatan kulit, dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan ibu hamil.
Penelitian telah mengaitkan bahan kimia ini dengan peningkatan risiko kanker dan keguguran spontan. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk menghindari produk apa pun yang mengandung formaldehida atau bahan pengawet untuk meminimalkan paparannya.
Laporan Aykaputri Amalia/ Sumber: Times of India