Berat Badan Anak
Dream - Masalah berat badan pada anak sering membuat orangtua khawatir. Bukan hanya ketika berlebihan, tapi juga saat berat badan anak di bawah standar. Penting untuk mengukur berat badan anak secara rutin dan sesuaikan dengan usianya.
Terkadang orangtua menganggap anak terlalu kurus, jika demikian jangan segan untuk konsultasi dengan dokter. Lakukan pengukuran tinggi dan berat badan. Bila memang dokter mengatakan berat badan anak di bawah standar ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkannya.
Beberapa cara berikut bisa dilakukan. Sebelumnya, pastikan berkonsultasi dulu dengan dokter.
1. Menu tinggi kalori
Metode penambah berat badan anak yang pertama adalah meningkatkan asupan kalori. Cara mudahnya, perbanyak porsi makan anak, terutama yang kaya protein dan karbohidrat. Sehingga energi yang lebih tersebut dapat digunakan oleh tubuh untuk meningkatkan berat badan.
2. Atur Proporsi Makanan
Tidak hanya sekadar meningkatkan asupan kalori, proporsi komposisi makanan anak juga perlu dipertimbangkan sesuai usia. Jangan menambah kalori dengan konsumsi karbohidrat berlebihan. Tetaplah menjaga keseimbangan konsumsi karbohidrat, lemak, dan protein.
3. Perhatikan Rasa dan Variasi Makanan
Sebagian anak memiliki asupan makanan yang kurang karena tidak suka dengan rasa makanan atau bosan dengan jenis makanan tersebut. Dalam hal ini, cara meningkatkan berat badan anak yang bisa dilakukan ialah memperbaiki rasa dan variasi asupan makanan agar ia mau makan dalam porsi cukup.
4. Penetapan Jadwal Makan
Makan tidak teratur juga terkadang membuat orangtua lalai memerhatikan asupan makanan si kecil. Untuk itu, buatlah jadwal makan agar anak makan teratur. Jadwal makan terdiri dari 3 kali makan besar, 2 kali makan selingan, dan susu sesuai usia.
5. Berikan Tambahan Nutrisi Selain Makanan Padat
Jika anak tidak mau makan makanan padat terlalu banyak atau sering merasa cepat kenyang saat diberikan makanan padat, orangtua dapat memberikan tambahan makanan misalnya keju, yogurt atau susu.
Penjelasan selengkapnya baca di KlikDokter.
Dream - Anak-anak saat disediakan atau disuapi makanan tak selalu langsung menyantapnya. Ada yang hanya menyentuh, melihat atau hanya memasukkannya ke mulut, tak dikunyah dan mendiamkannya.
Kondisi tersebut biasanya kita sebut dengan mengemut makanan. Anak membiarkan makanan yang dimakan dalam mulut dalam waktu lama hingga berantakan. Ia tak tampak ingin mengunya atau memuntahkannya. Bagi orangtua, ini tentunya sangat bikin khawatir.
Beberapa anak memiliki kecenderungan mengemut makanan. Apa sebabnya? Ternyata ada berbagai alasan mengapa anak mengemut makanan. Alison Oniboni, MS, CCC-SLP, ahli patologi bahasa wicara mengatakan bahwa balita masih mengembangkan kekuatan fisik dan keterampilan koordinasi yang diperlukan untuk mengunyah dan menelan yang efektif.
" Makanan apa pun yang tertinggal di mulut atau dimuntahkan secara tidak sengaja kemungkinan besar disebabkan oleh otot-otot mulut yang masih berkembang dalam hal kekuatan dan koordinasi, sama seperti kelompok otot lainnya," kata Oniboni, dikutip dari PopSugar.
Penyebab lainnya adalah beberapa balita mungkin gagal menelan semua makanan mereka adalah karena kondisi kepekaan sensoriknya. " Ada kemungkinan makanan dimuntahkan atau tertahan di mulut karena preferensi rasa atau tekstur," ujar Oniboni.
Banyak orangtua yang penasaran kapan anak bisa menelan makanannya dengan sempurna tidak mengemut atau memuntahkan. Rupanya, pada usia 2 tahun, anak-anak harus memiliki semua keterampilan motorik oral untuk makan lebih banyak seperti orang dewasa.
" Saat usia 2 tahun anak harus bisa mengunyah dan menelan, menggunakan peralatan, dan minum dari cangkir terbuka dan sedotan tanpa kesulitan," kata Christine Miroddi, MA, CCC-SLP, pendiri Foodology Feeding Therapy.
Bila di usia 2 tahun anak masih mengalami kesulitan makanan mungkin dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan kemampuan oral motoriknya. Bisa dilatih dengan meniup gelembung, menggunakan sedotan atau mengunyah makanan beragam tekstur.
Bisa juga berkonsultasi dengan dokter anak agar bisa dianalisis lebih detail. Pasalnya, beberapa kasus kesulitan makan pada anak dibutuhkan intervensi khusus berupa terapi.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati