Duh, Menu MPASI yang Salah Bisa Picu Stunting

Reporter : Mutia Nugraheni
Senin, 14 Oktober 2019 14:04
Duh, Menu MPASI yang Salah Bisa Picu Stunting
Protein dan zat besi kerap kali terabaikan.

Dream - Masih banyak orangtua yang tak menyadari kalau anaknya mengalami masalah kekurangan gizi gizi, sampai pada level terkena stunting. Stunting sendiri adalah masalah kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Efeknya berupa gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Bukan hanya berdampak fisik tapi juga kemampuan kognitif.

Kekurangan gizi ini,, baru akan nampak setelah anak berusia 2 tahun. Salah satu satu penyebabnya adalah pemberian menu makanan pendamping ASI (MPASI) yang kurang tepat.

Hal tersebut diungkapkan dr. Agnes dalam YouTube Channel Meet Dokter Agnes, seorang spesialis anak. Menurutnya, menu saat memberikan MPASI harus memperhatikan unsur mikronutrien dan makronutrien.

" Katanya MPASI tunggal itu adalah makanan pendamping ASI yang disarankan WHO dan diberikan pada dua minggu pertama. Padahal WHO tak pernah memberikan statement seperti itu," kata dr Agnes.

1 dari 5 halaman

MPASI Tunggal

MPASI Tunggal © Dream

Makanan pendamping ASI tunggal ini contohnya hanya memberikan satu makanan tertentu saja selama dua minggu. Misalnya hanya pisang, avokad atau apel. Padahal ini tidak tepat.

" Menu MPASI, kandungan zat gizinya harus sama dengan ASI, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral," pesan dr. Agnes.

Lemak seringkali terabaikan saat pemberian MPASI. Padahal lemak sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi.

 

2 dari 5 halaman

Sumber Protein Hewani

Sumber Protein Hewani © Dream

Untuk sumber lemak dan protein, menurut dr. Agnes bisa didapatkan dari avokad atau kacang-kacangan, tapi disarankan dari sumber hewani. Seperti ikan, daging atau ayam. Ia juga menyarankan untuk memadukan menu MPASI rumahan dengan menu makanan bayi kemasan.

Pasalnya, makanan bayi kemasan sudah terfortifikasi, yaitu mendapat zat besi tambahan yang bisa memenuhi kebutuhan bayi per hari. Jadi kebutuhan zat gizi bayi terpenuhi secara optimal.

Bukan hanya vitamin dari sayuran dan buah saja, karena dianggap sehat. Tapi juga asupan protein dan zat besi yang sangat penting bagi pertumbuhan otaknya.

 

 

 

 

 

 

 

 

3 dari 5 halaman

Lihat Video dr. Agnes Selengkapnya

Lihat Video dr. Agnes Selengkapnya © Dream

4 dari 5 halaman

Ide Menu MPASI untuk Anak Usia 6 - 12 Bulan

Ide Menu MPASI untuk Anak Usia 6 - 12 Bulan © Dream

Dream - Memasuki usia 6 bulan, bayi biasanya sudah diperkenankan untuk mencicipi makanan pendamping asi (MPASI). Di momen ini, orang tua harus mengetahui makanan padat seperti apa untuk si kecil.

Ibu tidak perlu menjadi seorang masterchef hanya untuk membuat MPASI. Hal yang perlu diperhatikan adalah memastikan si kecil mendapatkan asupan gizi lengkap.

Pastikan untuk membuat berbagai macam menu MPASI untuk diberikan setiap hari. Jangan terpaku hanya pada salah satu bahan baku. 

Tak selalu sayur, Sahabat Dream juga harus perhatikan asupan protein hewani yang penting untuk pertumbuhannya. Dilansir dari Purewow, berikut ini ide menu MPASI untuk balita:

5 dari 5 halaman

Intip Menunya

Intip Menunya © Dream

Bayi sudah diperbolehkan mengonsumsi MPASI ketika ia sudah mampu duduk dengan tegak. Mulailah dari makanan lunak seperti puree buah-buahan.

Puree

Pisang menjadi menu populer di kalangan ibu dan balita. Buah ini bersifat lembut di mulut dan perut bayi. Tapi hati-hati, terlalu banyak pisang bisa memicu sembelit.

Selain pisang, ibu juga bisa melumatkan buah alpukat. Buah ini penting untuk perkembangan otak dan motorik anak.

Selain itu, kacang polong juga bisa dijadikan sebagai menu MPASI yang mengandung vitamin A, C, protein, zat besi dan kaya akan kalsium.

Bayi 7-9 Bulan

Puree

Memasuki usia 7 bulan, bayi sudah bisa mengonsumsi banyak makanan dalam satu menu sekaligus.

Kombinasi sayur seperti kentang, wortel, kacang polong dan ikan dapat dibuat hanya dalam waktu singkat. Tekstur padat  dari sayuran dapat melatih si kecil untuk mengenal rasa.

Anda juga bisa melumatkan buah beet dan blueberry yang kaya akan antioksidan, vitamin serta serat. Campurkan dengan sereal bayi untuk mendapatkan tekstur lebih padat.

Bayi 9 - 12 Bulan

Puree

Setelah 9 bulan, bayi bisa mengonsumsi puree yang lebih kasar. Anda juga bisa menambahkan produk susu jika si kecil tidak alergi, seperti keju dan yogurt.

Cobalah memperkenalkan daging sapi pada anak. Lumatkan daging sapi sebagai asupan zat besi dan protein hewani.

Selain daging sapi, ibu juga bisa menggantinya dengan daging ayam atau ikan. Hindari pemakaian garam berlebih untuk balita ya, moms.

Beri Komentar