Ibu Perlu Tahu, Depresi Pasca Persalinan Bisa Berlangsung 3 Tahun

Reporter : Mutia Nugraheni
Senin, 2 November 2020 16:03
Ibu Perlu Tahu, Depresi Pasca Persalinan Bisa Berlangsung 3 Tahun
Pemeriksaan dianjurkan tetap dilakukan rutin selam 3 tahun.

Dream - Kondisi psikologis ibu setelah melahirkan sangat rentan. Perubahan hormon secara drastis, adaptasi dengan kehadiran bayi, kewajiban pengasuhan, lingkungan yang kurang mendukung, dan faktor lainnya, bisa dengan mudah memicu depresi pada ibu.

Kondisi depresi ini ternyata menurut sebuah studi terbaru bisa bertahan sampai tiga tahun setelah melahirkan. Para ahli mengatakan skrining PPD (post partum depression) untuk ibu setelah tahun pertama mungkin diperlukan.

Pada beberapa ibu baru, depresi pasca melahirkan bisa bertahan hingga tiga tahun. Hal ini menurut penelitian dalam National Institutes of Health (NIH). Dikutip dari Parents, penelitian yang dipublikasi dalam Journal Pediatrics, mengamati 5.000 wanita dan menemukan sekitar 1 dari 4 wanita memiliki gejala depresi tingkat tinggi di beberapa titik dalam tiga tahun setelah melahirkan.

 

 

1 dari 4 halaman

Pemeriksaan Lebih Rutin

Pemeriksaan Lebih Rutin © Dream

Sementara ibu lainnya memiliki tingkat depresi yang rendah selama periode waktu yang sama. Hal ini memunculkan gagasan bahwa ibu mungkin memerlukan skrining yang lebih lama untuk depresi pascapersalinan daripada yang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics (AAP), yaitu satu, dua, empat, dan enam bulan setelah melahirkan.

Saat ini kesadaran tentang kesehatan mental dan psikologis ibu setelah melahirkan cukup banyak dibahas dan mulai banyak orang yang mengerti dan memberi perhatian khusus. Faktanya, depresi pascapersalinan (PPD) terjadi pada 20 persen ibu.

 

2 dari 4 halaman

Gejala

Gejala © Dream

Gejalanya antara lain suasana hati yang tertekan dan menangis terus-menerus tanpa sebab. Biasanya dimulai dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan dan juga dapat muncul di kemudian hari selama satu tahun pertama.

“ Studi kami menunjukkan bahwa enam bulan mungkin tidak cukup lama untuk mengukur gejala depresi. Data jangka panjang ini adalah kunci untuk meningkatkan pemahaman kami tentang kesehatan mental ibu, yang sangat penting untuk kesejahteraan dan perkembangan anaknya Diane Putnick, Ph.D., penulis utama dan staf ilmuwan di epidemiologi Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development (NICHD).

 

3 dari 4 halaman

Pemeriksaan

Pemeriksaan © Dream

Skrining depresi pascapersalinan, menurut peneliti, mungkin perlu dilanjutkan setidaknya selama dua tahun. Putnick mencatat tingginya depresi pasca melahirkan dianggap bulan pertama setelah lahir. Ibu yang mengalami gejala depresi pertama dua tahun kemudian umumnya menderita depresi tanpa permulaan.

" Satu-satunya perbedaan dalam kriteria diagnostik untuk episode depresi reguler dan depresi pascapartum adalah kapan mulainya dan bukan kapan berakhir," kata Dr. Putnick.

 

4 dari 4 halaman

Mereka yang Paling Berisiko

Mereka yang Paling Berisiko © Dream

Penelitian juga menemukan bahwa ibu yang memiliki kondisi tertentu, seperti gangguan mood dan / atau diabetes gestasional, memiliki peluang lebih besar untuk mengalami depresi yang lebih parah.

" Siapa pun dapat mengalami depresi pascapartum, tetapi individu tertentu mungkin berisiko lebih tinggi, termasuk mereka yang sebelumnya pernah mengalami gangguan kesehatan mental, individu dengan kondisi kesehatan kronis, dan mereka yang memiliki situasi sosial yang sulit," kata Amy Addante, MD, seorang spesialis kandungan.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More