Vaksin Anak/ Foto: Shutterstock
Dream - Kejadian luar biasa (KLB) polio di di Pidie, Aceh, membuat khawatir banyak orang, terutama para orangtua. Pasalnya anak yang terserang polio bisa lumpuh seumur hidup karena virus berbahaya tersebut.
Polio sebenarnya bisa dicegah dengan pemberian imunisasi. Juga beberapa penyakit lain seperti difteri, cacar, campak, hepatitis dan masih banyak lagi.
Coba periksa kembali buku catatan vaksin si kecil. Apakah imunisasinya sudah lengkap? Jika belum, tak perlu panik. Segera datang ke layanan kesehatan setempat dan lengkapi imunisasinya.
" Hampir semua vaksin yang terlambat / belum lengkap pemberiannya BISA DIKEJAR (kecuali vaksin Rotavirus), bahkan BCG sekalipun, walaupun nanti didahului oleh prosedur tertentu, namanya catch up immunization / imunisasi kejar," ungkap dr. Kanya Ayu spesialis anak.
Dokter Kanya, lewat akun Instagramnya @momdoc.id, mengingatkan para orangtua yang anaknya belum diimunisasi lengkap untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak. Imunisasi tak bisa diberikan langsung, tapi akan dibuatkan jadwalnya secara detail.
© MEN
" Bisa simultan 2-4 suntikan sekali datang, atau bahkan lebih, atau jarak yg diperpendek antar penyuntikan, atau malah kombinasi kedua-duanya. Nanti dokter spesialis anak akan memilihkan," ungkapnya.
Ia juga kembali mengingatkan pentingnya melengkapi imunisasi anak bukan hanya demi kesehatan keluarga, tapi juga masyarakat Indonesia. Jangan sampai kejadian seperti polio yang sempat tak ada di Indonesia muncul lagi.
" Yuk yuk kita kejar dan lengkapi imunisasi anak kita, bismillah semoga dengan herd immunity yang baik, maka SELURUH anak Indonesia terlindungi dan sehat," pesannya.
Dream - Penemuan kasus polio pada seorang anak berusia 7 tahun di Pidie, Aceh, cukup mengagetkan. Temuan pada awal November 2022 ini membuat pemerintah Kabupaten Pidie langsung menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio tingkat Kabupaten Pidie.
Pasien tersebut, dari pemeriksaan dinyatakan positif terkena virus polio itu, mengalami gejala kelumpuhan pada kaki kiri. Kasus yang ditemukan memang baru satu, tapi penetapan KLB langsung dilakukan. Apa alasannya?
© MEN
Dokter Arifianto, seorang spesialis anak, memberi penjelasan lewat akun Instagramnya @dokterapin. Ia menjelaskan kalau polio bukanlah penyakit ringan, meskipun mayoritas orang yang memiliki virus ini di dalam tubuhnya tidak bergejala.
" Tetapi dari 200 anak yang terinfeksi, 1 bisa mengalami kelumpuhan permanen sepanjang hidupnya, dan 8 anak bisa mengalami meningitis (radang selaput otak)," ungkapnya.
Dokter Apin, sapaan akrabnya, juga mengingatkan kalau sebenarnya Indonesia sudah dinyatakan bebas polio selama 8 tahun terakhir. Pencapaian tersebut harusnya masih terus bertahan.
Sayangnya, pada daerah dengan cakupan imunisasi rendah, banyak anak tidak memiliki kekebalan sama sekali, dan virus dapat masuk ke dalam tubuh dan berpotensi membuat sakit. Untuk itu cakupan imunisasi dengan target lebih dari 95% sasaran terimunisasi.
Menurutnya, polio adalah penyakit " masa lalu" yang menelan banyak korban jiwa. Pasien yang bertahan hidup dari polio mengalami penurunan kualitas hidup karena mengalami cacat tetap.
" Di awal abad 20, betapa beratnya beban penyakit ini, sehingga para ahli berlomba-lomba mencari vaksinnya, dan berhasil dibuat pada tahun 1960-an. Vaksin sudah tersedia gratis! Tinggal memastikan semua anak di negeri ini mendapatkannya, dengan cakupan imunisasi tinggi," ungkap dr. Apin.
Ia kembali mengingatkan para orangtua untuk melengkapi vaksin dasar untuk anak-anaknya, tidak hanya vaksin polio saja. Hal tersebut demi mencegah penyakit menular berbahaya dan menjaga kesehatan anak secara jangka panjang.
Dream - Pada 2014, Indonesia mendapatkan sertifikat negara yang bebas dari penyakit Polio. Sayangnya pada tahun akhir 2022 ini, kembali ditemukan kasus polio pada seorang anak di kecamatan Mane, Pidie, Aceh.
Hal tersebut membuat Pemkab Pidie menetapkan kasus polio di daerahnya sebagai kejadian luar biasa (KLB). Sejumlah ahli kesehatan, memberikan rekomendasi untuk kembali digelar vaksinasi polio massal di Pidie dan seluruh wilayah Aceh.
© MEN
" Penggalakkan vaksinasi dalam dua bentuknya yakni ORI (outbreak resonse immunization) dan vaksinasi massal penduduk," kata Tjandra melalui pesan elektroniknya, dikutip dari Merdeka.com.
Selain itu, menurut Guru Besar FKUI itu, perlu dilakukan surveilans setidaknya dalam dua bentuk yaitu surveilan AFP (acute flaccid paralysis) untuk menemukan kemungkinan kasus. Lalu, surveilans lingkungan untuk mencari vaccine derived polio virus (VDPV) di lingkungan, seperti yang ditemukan di Inggris walaupun tidak ada kasus pada manusia.
Surveilans merupakan suatu kegiatan yang sistematis dan terus menerus, terdiri dari proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data, serta penyebarluasan informasi kepada unit yang membutuhkan untuk pengambilan tindakan.
" Nama virusnya adalah vaccine derived polio virus (VDPV) karena memang asalnya dari vaksin, bukan seperti virus polio liar," tutur dia..
Virus Polio, dikutip dari Kemkes.go.id, termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Virus Polio terdiri dari 3 strain yaitu strain-1 (Brunhilde), strain-2 (Lansig), dan strain-3 (Leon), termasuk family Picornaviridae.
© Shutterstock
Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus. Virus polio yang ditemukan dapat berupa virus polio vaksin/sabin, virus polio liar/WPV (Wild Poliovirus) dan VDPV (Vaccine Derived Poliovirus). VDVP merupakan virus polio vaksin/sabin yang mengalami mutasi dan dapat menyebabkan kelumpuhan.
Polio dapat menyerang pada usia berapa pun, tetapi polio terutama menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Pada awal abad ke-20, polio adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti di negara-negara industri, melumpuhkan ratusan ribu anak setiap tahun.
Pada 1950an dan 1960an polio telah terkendali dan praktis dihilangkan sebagai masalah kesehatan masyarakat di negara-negara industri. Hal ini setelah pengenalan vaksin yang efektif.
Pada 1988, sejak Prakarsa Pemberantasan Polio Global dimulai, lebih dari 2,5 miliar anak telah diimunisasi polio. Sekarang masih terdapat 3 negara endemis yang melaporkan penularan polio yaitu Afganistan, Pakistan dan Nigeria.
Pada Juni 2018, dilaporkan adanya kasus polio di negara tetangga Papua New Guinea, sehingga diperlukan adanya peningkatan kewaspadaan dini terhadap masuknya virus polio ke Indonesia.
5 Doa Orang Terdzolimi Sesuai Sunnah, Menguatkan Iman dan Jadi Penolong dalam Kesulitan
Prilly Latuconsina Jadi 'Emily in Paris', Total Nilai Outfitnya Bikin Tercengang
Berpotensi Malapraktik, MUI Larang Subsidi Biaya Haji dari Dana Jemaah yang Belum Berangkat
Doa Mau Belajar Agar Dimudahkan dan Dilancarkan dalam Menyerap Ilmu
Penangkapan Penjahat di Awal Tahun, Bos Mafia Buronan Nomer Satu Italia
Doa Mau Belajar Agar Dimudahkan dan Dilancarkan dalam Menyerap Ilmu
5 Doa Orang Terdzolimi Sesuai Sunnah, Menguatkan Iman dan Jadi Penolong dalam Kesulitan
Deretan Artis yang Ngaku Pernah Tinggal Serumah Saat Pacaran!
Wajah Titi DJ Berubah usai Jalani Operasi Plastik Anti Penuaan
Curhat Bubah Alfian Rias Angel Pieters di Hari Pernikahan, Sampai Susah Tidur
Sabrina dan Deddy Corbuzier Bangun Rumah Impian, Lihat Potretnya