

Dream - Status seorang ayah dalam agama Islam memiliki peran yang begitu besar dalam hal tanggung jawab. Masih banyak yang beranggapan kalau tanggung jawab tersebut hanya sekadar nafkah atau kebutuhan material dan finansial.
Makna nafkah sendiri lebih luas daripada uang dan keperluan sehari-hari, tapi juga kebutuhan psikologis dan emosi, yang sangat dibutuhkan anak-anak. Dalam tahap tumbuh kembang, anak membutuhkan sosok yang mereka anggap sebagai teladan yang baik. Hal inilah yang dilihat dari orangtuanya, baik ibu dan ayahnya.
Seringkali dalam banyak kondisi, ayah terpaksa tak bisa menghabiskan waktu bersama anak-anaknya karena kesibukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Bagi para ayah, dibutuhkan kebijaksanaan dan usaha untuk membagi waktu yang optimal antara pekerjaan dan waktu berkualitas untuk anak.
Sebagai pemimpin keluarga, ayah juga harus terlibat dalam pendidikan anak-anaknya. Hal tersebut, dikutip dari KonsultasiSyariah.com, teladan sebagai seorang ayah yang baik bisa dilihat dari Nabi Ibrahim AS.
Banyak contoh dari para Nabi engajak anak mereka dalam melakukan ketaatan. Seperti Nabi Ibrahim mengajak anak beliau, yaitu Nabi Ismail, untuk membangun Ka’bah. Allah ta’ala berfirman:
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui“” (QS. Al-Baqarah: 127).
Demikian juga para ulama terdahulu, mereka mengajak anak-anak mereka untuk beribadah dan melibatkan mereka dalam amalan-amalan saleh.
Di antara contohnya, Amr bin Salamah didapuk menjadi imam shalat ketika usia beliau 7 tahun. Dari Amr bin Salamah radhiyallahu’anhu, ia berkata:
لَمَّا رَجَعَ قَوْمِي مِنْ عِنْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا إِنَّهُ قَالَ : لِيَؤُمَّكُمْ أَكْثَرُكُمْ قِرَاءَةً لِلْقُرْآنِ . قَالَ : فَدَعَوْنِي فَعَلَّمُونِي الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ ، فَكُنْتُ أُصَلِّي بِهِمْ
Artinya: “Ketika kaumku kembali dari sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka menyampaikan sabda Nabi: hendaknya yang mengimami suatu kaum adalah yang paling banyak hafalan Qur’annya. Maka mereka pun memanggilku dan mengajarkan aku rukuk dan sujud, kemudian aku mengimami mereka” (HR. Al-Bukhari no. 4302).
Para ulama juga melatih dan mencontohkan anak-anak mereka dalam berpuasa. Dari Ar-Rubayyi’ binti Al-Mu’awwidz radhiyallahu’anha, ia berkata:
أَرْسَلَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ غَدَاةَ عَاشُورَاءَ إلى قُرَى الأنْصَارِ: مَن أصْبَحَ مُفْطِرًا، فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَومِهِ ومَن أصْبَحَ صَائِمًا، فَليَصُمْ، قالَتْ: فَكُنَّا نَصُومُهُ بَعْدُ، ونُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا، ونَجْعَلُ لهمُ اللُّعْبَةَ مِنَ العِهْنِ، فَإِذَا بَكَى أحَدُهُمْ علَى الطَّعَامِ أعْطَيْنَاهُ ذَاكَ حتَّى يَكونَ عِنْدَ الإفْطَارِ
Artinya: “Bahwa di pagi hari Asyura, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus beberapa sahabat ke kampung-kampung Anshar (ketika puasa diwajibkan). Untuk menyampaikan: “Siapa yang hari ini sudah sarapan, hendaknya dia puasa di sisa harinya. Dan siapa yang berpuasa, hendaknya dia lanjutkan puasanya”. Ar-Rubayyi’ berkata, “Kami pun berpuasa setelah itu, dan kami mengajak anak-anak kami untuk berpuasa. Kami membuatkan untuk mereka boneka dari kapas. Jika mereka menangis karena minta makan, kami berikan boneka tersebut. Demikian terus sampai datang waktu berbuka” (HR. Bukhari no. 1960).
Dalam momen-momen spesial bagi anak usahakan untuk mendukungnya dengan mendampingi dan sengaja hadir untuknya. Anak pun akan merasa dicintai dan disayangi.
Level kepercayaan dirinya akan naik, begitu pun emosinya jadi lebih positif. Usahakanlah memanfaatkan waktu yang sempit dengan berkualitas dengan anak, hal ini jauh lebih mengena di hatinya kelak. Tentunya akan jadi contoh yang baik untuknya sesuai yang diajarkan Rasulullah. Selengkapnya baca di sini.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua bocah itu tampak mengiyakan ucapan sang ayah seolah mengerti
Baca SelengkapnyaKakak pria gedek adiknya ditipu dan dituding psikopat
Baca Selengkapnya"Ayah adalah cermin pertama anak laki-laki tentang bagaimana menjadi manusia".
Baca SelengkapnyaDengan penataan yang menarik serta buku yang mudah dijangkau anak, mereka akan jadi suka membaca.
Baca SelengkapnyaTak pedulikan tangisan anaknya, lelaki tersebut ingin meninggalkan ruangan sambil menggandeng si selingkuhan yang tertunduk.
Baca SelengkapnyaSeiring berjalannya waktu, anaklah yang akan bertanggung jawab terhadap segala kebutuhan orang tuanya.
Baca SelengkapnyaSahabat Dream, kalian pasti pernah kan membayangkan bekerja di Jakarta bakal enak? Harapan seringkali tak sesuai kenyataan lho.
Baca SelengkapnyaAnak perempuan juga membutuhkan pendidikan dan kasih sayang yang setara.
Baca Selengkapnya