Jangan Dibiarkan, Begini Cara Mengatasi Trauma Kekerasan pada Anak

Reporter : Cynthia Amanda Male
Minggu, 25 Desember 2022 16:20
Jangan Dibiarkan, Begini Cara Mengatasi Trauma Kekerasan pada Anak
Trauma akibat kekerasan sejak dini bisa membuat anak melakukan hal yang sama saat dewasa.

Dream - Hal yang terjadi di masa kecil akan membekas dan berdampak pada perilaku seseorang hingga dewasa. Begitu pula ketika anak mengalami kekerasan di masa kecil.

Kekerasan bisa menyebabkan trauma yang tidak dapat dibiarkan atau diatasi oleh orangtua. Apalagi, jika hal tersebut terjadi berulang kali.

Anak Trauma

Foto: Shutterstock

Dampak yang dialami anak pun berbeda-beda. Psikolog, Samanta Elsener, mengungkapkan bahwa trauma akibat kekerasan sejak dini bisa membuat anak melakukan hal yang sama saat dewasa.

" Kalau enggak healing, pasti anak berpotensi jadi pelaku, ya. Karena hal itu familiar buat dia. Jadi pada saat dewasa, dia mencari hal yang serupa yang mengingatkan masa kecilnya," ungkap Samanta saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Jika ingin mencegah atau mengobati trauma terhadap kekerasan, orangtua perlu mengajak anak untuk berkonsultasi dengan psikolog.

" Trauma enggak bisa ditangani sendiri, harus bantuan profesional, psikolog atau psikiater. Psikolog akan menangani dari sisi perilaku. Psikiater akan melihat dari fisik anak kalau ada hal yang perlu diatasi," tutur dia.

1 dari 4 halaman

Persalinan Bisa Memicu Trauma Jangka Panjang, Jangan Ragu Konsultasi

Dream - Hadirnya anak dalam keluarga tak selalu mulus. Banyak proses yang harus dijalani orangtua dan terkadang menimbulkan trauma. Salah satunya adalah proses persalinan.

Banyak yang menganggap proses persalinan adalah hal normal, termasuk rasa sakitnya. Faktanya, pada beberapa ibu harus melalui proses persalinan yang begitu berat, mengalami kesakitan yang luar biasa, proses pemulihan yang panjang, dan kelelahan hebat.

Hal ini pastinya berdampak pada kondisi psikologis ibu. Beberapa bahkan sampai mengalami trauma. Apa itu trauma persalinan? Audrey Susanto, seorang psikolog profesional, lewat akun Instagramnya @audreytsusanto, mengungkap trauma adalah stres yang dialami ibu selama/ setelah setelah melahirkan.

" Trauma dapat berupa penderitaan fisik maupun emosional/ psikologis. Satu dari tiga ibu mengalami trauma persalinan. Sebesar 15 hingga 20 persen ibu baru mengalama trauma berkepanjangan," tulisnya.

2 dari 4 halaman

Gejala dan Faktor Pemicu Trauma Persalinan

Menurut Audrey, jika tidak ditangani dengan baik, lalu adanya pengalaman traumatis dalam proses persalinan berikutnya, akan semakin meningkatkan kemungkinan komplikasi fisik selama kehamilan dan persalinan. Ibu yang mengalami birth trauma juga meningkatkan kemungkinan post partum depression atau yang biasa dikenal dengan baby blues," ungkap Audrey.

ibu stres

Ada beberapa gejala yang dialami ibu saat mengalami trauma persalinan. Antara lain muncul ingatan/ mimpi buruk, menghindari hal yang mengingatkan trauma/ misalnya pergi ke rumah sakit. Bisa juga merasa sedih, bersalah dan menyalahkan diri sendiri.

Untuk faktor pemicu trauma, bisa karena komplikasi persalinan, tidak mendapatkan dukungan yang cukup, proses persalinan tidak sesuai ekspektasi, perawatan tidak menyenangkan atau bayi meninggal. Bisa juga karena faktor lainnya yang sangat berdampak pada psikologis ibu.

" Jika kamu sedang atau pernah mengalami trauma persalinan segera hubungi psikolog yang kamu percayai," pesan Audrey.

 

 

3 dari 4 halaman

Bidan Ungkap Energi Cinta Suami Istri Bakal Lancarkan Persalinan

Dream - Menjalani proses persalinan tentuya jadi momen yang menegangkan tapi juga seperti akan menyambut kebahagiaan besar. Bayi yang selama ini dinanti dan berada dalam kandungan, akhirnya akan digendong dalam dekapan.

Baik ayah maupun ibu penting untuk membangun tim yang kompak agar persalinan berjalan dengan menenangkan. Banyak dari para ayah yang mungkin bingung apa yang harus dilakukan saat mendampingi istrinya menjalani proses persalinan.

Pasangan

Bukan hanya membawa barang ibu dan si kecil dan membayar tagihan rumah sakit, peran ayah justru yang sangat penting adalah memberikan dukungan mental pada ibu. Bagi ibu yang menjalani persalinan normal, ayah bisa mendampingi persalinan di ruang bersalin hingga si kecil lahir.

4 dari 4 halaman

Bidan Ony, seorang bidan profesional lewat akun Instagramnya @bidankriwil memberikan pesan untuk para ayah yang bakal mendampingi persalinan. Penting untuk memastikan ibu dalam kondisi fisik dan mental yang baik.

" Memastikan ibu makan dan minum agar ibu punya energi yang cukup. Ajak ibu fokus napas bersama," ungkap bidan Ony.

Ia juga meminta para ayah untuk tenang dan memberikan sentuhan lembut pada ibu. Ungkapkan rasa cinta melalui perkataan dan sentuhan karena bisa membantu merangsang produksi hormon oksitosin ibu yang akan membantu kelancaran persalinan.

" Pijitin elus-elus punggung ibu sambil disemangatin dan dibisikkan kata cinta," pesannya.

Bidan Ony bahkan mengungkap kalau energi cinta dari ayah efeknya begitu besar ibu. Menurutnya tak ada yang menandingi kekuatan energi cinta pasangan suami istri yang kompak saat menghadapi proses persalinan.

Ingat-ingat ya, para ayah.

Beri Komentar