Kanker Pada Anak Ternyata Lebih Sulit Dideteksi

Reporter : Gladys Velonia
Jumat, 22 Desember 2017 13:56
Kanker Pada Anak Ternyata Lebih Sulit Dideteksi
Data dari Kementerian Kesehatan RI di 2007, menyebutkan bahwa ada sekitar 4.100 kasus kanker pada anak di Indonesia.

Dream - Kanker termasuk penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Studi WHO (World Health Organization) pada akhir 2015 mencatat jumlah penderita kanker di dunia saat ini sebanyak 14,1 juta orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4 persennya merupakan anak-anak.

Masih banyak masyarakat yang beranggapan jika kanker hanya terjadi pada orang dewasa. Padahal, data dari Kementerian Kesehatan RI di 2007, menyebutkan bahwa ada sekitar 4.100 kasus kanker pada anak dengan rentang usia 5 hingga 14 tahun di Indonesia.

" Secara presentase, penyintas kanker anak memang lebih kecil dibandingkan penyintas kanker dewasa, hanya sekitar 30 sampai 40 persen. Namun, setiap 1 juta penduduk di suatu daerah di Indonesia, terdapat 120 penyintas kanker anak," tutur Ira Soelistyo, Ketua Yayasan Kasih Kanker Anak Indonesia (YKAKI), di Green Pramuka Square, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Dari jumlah tersebut, kanker darah atau leukemia menempati posisi pertama sebagai kanker yang merenggut nyawa anak-anak Indonesia. Untuk anak-anak penderita kanker yang kurang mampu YKAKI membuat rumah singgah.

" Kita menyediakan rumah singgah bernama Rumah Kita bagi anak penyintas kanker dan 1 orang pendamping untuk mendapatkan pengobatan intens. Kira-kira sebanyak 30 persen anak di Rumah Kita meninggal karena datangnya terlambat, saat sudah stadium lanjut," ujar Ira.

Kanker pada anak, diakui Ira, memang lebih sulit dideteksi dibandingkan dengan kanker pada orang dewasa. Orangtua mengetahuinya saat sudah stadium lanjut.
Untuk itulah Ira menjabarkan beberapa ciri-ciri anak yang menderita kanker kepada Dream.

" Tanda-tandanya antara lain sering mimisan, panas yang sampai bikin pusing-pusing, pembengkakan kelenjar getah bening dan abdomen, sering sesak napas, pupil berwarna putih, dan nyeri tulang," ungkap Ira.

Guna mengurangi reiiko kematian pada anak penyintas kanker, menurut Ira masyarakat sebaiknya diberi edukasi untuk menyadari tanda-tanda atau gejala awal kanker. Untuk mendukung kegiatan YKAKI di hari jadinya yang pertama, Green Pramuka Square mengadakan acara syukuran dengan mengajak anak-anak YKAKI bermain di area mal.

Termasuk memberikan donasi untuk pemenuhan kebutuhan anak-anak penyintas Kanker di rumah singgah. " Green Pramuka Square mewujudkan bentuk kepedulian dan komitmen dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk sesama. Kami ingin menjadikan peringatan hari jadi ini dengan berbuat sesuatu yang berarti bagi anak-anak penyintas Kanker yang bernaung dalam YKAKI," tegas Liza Monalisa, General Manager Green Pramuka Square di Jakarta Kamis 21 Desember 2017.

Beri Komentar