Dream - Menyusui bisa menjadi pengalaman yang baru bagi seorang ibu yang baru saja melahirkan, terutama jika ini adalah anak pertamanya.
Bagi para ibu yang sedang mengandung dan bersiap-siap menyambut buah hati pertama, pertanyaan kapan air susu pertama kali akan keluar mungkin menghantui pikiran.
Air susu yang keluar pertama kali setelah melahirkan memang tidak keluar banyak, namun air susu tersebut sangat penting untuk sang bayi. Penting bagi ibu tahu tahapan-tahapan kapan air susu keluar untuk pertama kalinya. Simak penjelasan berikut.
Menurut Dokter Kandungan, Taniqua Miller ada tiga tahap pengembangan air susu ibu yang terjadi setelah kelahiran, yaitu kolostrum, air susu transisi, dan air susu matang.
" Pada tahap ini, air susu yang dihasilkan lebih kental dan berwarna kuning gelap. Air susu ini juga mengandung protein dan antibody untuk melawan infeksi pada sang bayi," kata Miller.
Menurut ahli konsultan laktasi, Abrie McCoy, payudara sudah memproduksi kolostrum jauh sebelum ibu melahirkan. Tepatnya di sekitar trimester kedua kehamilan.
Asi transisi adalah air susu yang keluar 2 hingga 5 hari pasca melahirkan.
Asi transisi biasanya lebih ringan dan tipis daripada kolostrum. Air susu ini mengandung lemak tambahan untuk menopang bayi sampai air susu matang tiba dan dapat bertahan hingga 2 minggu pasca melahirkan.
Tahap terakhir adalah air susu matang, yaitu air susu yang lebih tipis daripada air susu transisi, terutama saat pertama kali keluar.
Kemudian, air susu matang bisa menjadi lebih kental seiring peningkatan kandungan lemak menuju akhir tahap menyusui.
Beberapa tanda yang dapat menunjukkan ASI akan segera tiba atau berubah menjadi air susu matang. Tanda-tanda tersebut termasuk peningkatan ukuran, berat, dan kekenyalan payudara.
" Orang tua yang baru melahirkan dan menyusui dapat merasakan kapan produksi air susu dimulai berdasarkan sensasi yang mereka alami," kata Amanda P. Williams, Direktur Medis di Mahmee.
Menurutnya, perubahan dalam kekenyalan payudara dapat menyebabkan tekanan dan rasa sakit, sementara payudara dan puting susu dapat terasa hangat dan sensitif ketika disentuh.
Beberapa wanita juga dapat mengalami demam ringan selama 24 jam.
Selain itu, sebagian ibu mengalami perubahan pada cara air susu keluar, mulai dari bocor hingga menyemprot saat waktu menyusui.
Selama menyusui, payudara akan terasa berat ketika penuh dan kosong setelah bayi disusui.
Dr. Williams juga menyoroti indikator perubahan pada bayi, termasuk jumlah popok basah dan kotor, serta kemampuan bayi untuk tidur dalam periode waktu yang lebih lama, sebagai tanda bahwa aliran susu telah berubah dari kolostrum menjadi air susu matang.
Ada beberapa ibu menyusui yang mengalami keterlambatan keluarnya ASI. Apa saja yang menyebabkan hal tersebut?
Menurut McCoy, volume air susu biasanya mulai meningkat dalam 30 jam pertama setelah kelahiran. Jika tidak terjadi peningkatan dalam 72 jam postpartum, hal itu dianggap sebagai onset laktasi yang tertunda (DOL). Beberapa faktor yang dapat menyebabkan DOL termasuk persalinan dengan operasi caesar, diabetes gestasional, sindrom ovarium polikistik (PCOS), obesitas, masalah tiroid, serta persalinan prematur.
Dr. Williams menyebutkan bahwa persalinan prematur dapat mengganggu sinyal hormonal bahwa bayi sudah lahir dan perlu diberi makan. Bayi prematur cenderung kurang sadar, lebih lelah, sulit mengisap.
Akhirnya, keterlambatan dalam laktasi juga dapat disebabkan oleh fragmen plasenta yang tertahan. Pengiriman plasenta memicu pergeseran hormon dari estrogen ke prolaktin yang merangsang produksi susu.
Oleh karena itu, pasokan susu dari kolostrum ke air susu transisi hingga air susu matang dapat tertunda jika terdapat fragmen plasenta yang belum dikeluarkan setelah kelahiran.