Kondisi Ibu dan Janin yang Indikasikan Persalinan Caesar

Reporter : Mutia Nugraheni
Kamis, 28 Oktober 2021 14:07

Persalinan/ Foto: Shutterstock

Keputusan operasi caesar tentunya mempertimbangkan keselamatan ibu dan janin.

Dream – Persalinan jadi momen yang mendebarkan sekaligus ditunggu. Terdapat dua metode persalinan yang dapat ditempuh oleh sang ibu yakni persalinan melalui vagina atau biasa disebut normal dan melalui operasi caesar.

Operasi caesar merupakan metode kelahiran bayi melalui insisi atau sayatan perut ibu. Dokter Rima Irwinda, SPOG(K), seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan fetomaternal menjelaskan, sayatan biasanya mengikuti lipatan kulit (transversal).

" Proses persalinan caesar biasanya memakan waktu selama 40 – 50 menit. Sang ibu akan dibius secara regional terlebih dahulu baik melalui epidural atau pun spinal," ujar dr. Rima, dalam webinar yang digelar Danone Specialized Nutrition Indonesia, pada 27 oktober 2021.

Setelah ibu tidak bisa merasakan nyeri di daerah perut, dokter akan melakukan sayatan di kulit dan perut sekitar 10 cm untuk bayi cukup bulan. Sementara untuk bayi kurang bulan, kemungkinan panjang sayatan akan lebih kecil. Setelahnya, bayi dan plasenta akan dikeluarkan. Terakhir, dokter akan menutup rahim dan perut dengan melakukan penjahitan bersama dengan lapisan-lapisan perut yang lain.

1 dari 2 halaman

Indikasi Operasi Caesar

© Dream

Menurut Journal Plos One pada 2020, angka kelahiran Caesar di Indonesia mencapai 21,15%. Deokter Rima menjelaskan, ada beberapa indikasi yang tidak bisa ditawar sehingga sang ibu diharuskan untuk melakukan persalinan caesar, yaitu:
- Apabila panggul sang ibu tidak cukup besar untuk dilewati kepala janin
- Hipertensi dalam kehamilan atau preeklamsia
- Terinfeksi penyakit akut yang bisa menularkan bayi seperti herpes dan HIV
- Bekas caesar pada kelahiran sebelumnya lebih besar dua kali
- Persalinan macet
- Kehamilan kembar dua atau lebih
- Gagal induksi persalinan
- Ruptur uteri atau terjadi robekan di rahim ibu pada saat bayi belum dikeluarkan

Selain itu, terdapat pula persalinan caesar yang dilakukan atas keinginan sendiri. Hal ini biasanya terjadi bila sang ibu memiliki trauma terhadap persalinan pervaginam (normal). Ada juga yang menganggap kelahiran caesar lebih aman bagi ibu dan bayi serta beberapa alasan lain.

“ Ini boleh dikerjakan asalkan seorang ibu hamil dan keluarganya telah mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian dari kelahiran normal atau caesar,” ujar dr. Rima.

2 dari 2 halaman

Risiko melahirkan caesar

© Dream

Operasi caesar pastinya dilakukan oleh dokter profesional, walau demikian setiap operasi tentu memiliki risiko. Dokter Rima menjelaskan apa saja risiko yang bisa muncul dalam operasi caesar, yakni:

- Risiko kematian 13 per 100 ribu. Lebih tinggi dari persalinan normal yang 3,5 per 100 ribu.
- Infeksi luka operasi
- Pendarahan
- Perlukaan organ sekitar
- Perlekatan setelah operasi
- Komplikasi akibat anestesi
- Bekuan darah yang menyumbat paru
- risiko yang terjadi pada sang bayi adalah kesulitan bernapas sementara neonates sehingga membutuhkan observasi atau tambahan oksigen dari luar

Tes Potensi Caesar
Risiko yang sama juga dapat terjadi pada kelahiran normal sehingga diperlukan pertimbangan yang matang serta pengetahuan yang cukup untuk memilih metode kelahiran.

Saat ini, berbagai negara mulai membuat tools untuk memprediksi kelahiran termasuk Indonesia. Danone Specialized Nutrition Indonesia meluncurkan tools Tes Potensi Caesar versi terbaru yang bisa membantu orangtua dalam memudahkan deteksi dini potensi caesar.

Melalui www.nutriclub.co.id, masyarakat awam bisa menggunakan tools ini dengan menjawab pertanyaan di setiap trimester kehamilan. Hasil akhirnya akan berupa persentase potensi caesar yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih metode kelahiran.

Laporan: Elyzabeth Yulivia