Kualitas Udara Buruk, Biasakan Anak Pakai Masker

Reporter : Cynthia Amanda Male
Selasa, 6 Agustus 2019 12:06
Kualitas Udara Buruk, Biasakan Anak Pakai Masker
Jangan sampai anak-anak mengalami masalah pernapasan berulang.

Dream - Buruknya kualitas udara di Jakarta membuat banyak orangtua khawatir terhadap kondisi kesehatan buah hatinya. Terutama yang anak-anaknya memiliki penyakit asma. Sesak napas jadi hal sangat mungkin terjadi saat udara dalam kondisi buruk.

Tak ada salahnya, mulai dari sekarang Sahabat Dream membiasakan si kecil untuk menggunakan masker. Saat keluar rumah, ketika naik motor atau berada di lingkungan dengan level polusi yang tinggi.

Dalam memilih masker untuk anak, sesuaikan ukurannya. Penyangga hidung di masker sangat penting agar perlindungan jadi lebih efektif. Hal ini diungkapkan oleh dr. Agus Dwi Susanto, Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI di Aston Jakarta Selatan, Senin 5 Agustus 2019.

" Sesuaikan dengan bentuk maskernya. Yang ada di atas itu yang ada penyangga hidungnya," ujarnya.

Selain itu, ia juga menganjurkan untuk mengganti masker setelah terpapar udara selama 6-8 jam. Ingat, jangan pernah mencuci masker sekali pakai.

" Kalau dicuci nanti pori-pori maskernya melebar dan fungsinya kurang efektif," ungkapnya.

Maske untuk anak ini salah satunya dikeluarkan oleh 3M, yaitu Daily Kids Mask. Masker ini berbahan lembut dengan motif lucu yang biasanya lebih disukai anak-anak.

1 dari 6 halaman

5 Cara Mengatasi Sesak Napas pada Anak

5 Cara Mengatasi Sesak Napas pada Anak © Dream

Dream – Sesak napas bisa menyerang siapa siapa saja. Baik itu orang dewasa, balita hingga bayi.
Sesak napas merupakan gangguan pernapasan yang terjadi secara tiba-tiba.

Sebenarnya, sesak napas yang terjadi pada orang dewasa dan anak adalah hal yang sama. Bisa jadi dipicu banyak hal, salah satunya asma. Gejala asma yang menyerang pada anak akan mirip seperti gejala penyakit pernapasan lainnya. 

Anak yang mengalami sesak napas atau asma akan merasa gelisah, bibir tampak biru, percepatan frekuensi pernafasan, hingga tampak tarikan pada dinding bawah. Jika sudah parah, biasanya sesak napas bisa sampai membuat kejang, muka membiru hingga menurunnya kesadaran si kecil.

Para orangtua bisa mengurangi gejala yang timbul pada anak dengan mengikuti sejumlah cara berikut. Penasaran apa saja? 

Jangan Panik

Ini merupakan hal mendasar saat menghadapi anak yang sesak napas. Ketika sang anak mengalami sesak napas, jangan pernah tunjukan rasa panik.

Para orangtua sebaiknya tetap tenang dengan cara apapun misalnya seperti memberikan si kecil air hangat. Air minum hangat dipercaya mampu untuk membantu menenangkan kondisi tubuh. Dengan kondisi yang tenang, proses penyembuhan si kecil juga menjadi cepat.

2 dari 6 halaman

Cara Mengatasi Sesak Napas: Tempat yang Nyaman

Cara Mengatasi Sesak Napas: Tempat yang Nyaman © Dream

Sesaat setelah menemukan sang anak mengalami sesak napas, sebaiknya pindahkan si kecil ke tempat yang nyaman. Para orangtua bisa membawanya ke dalam kamar atau ruangan yang memang tempat tersebut merupakan tempat ternyaman bagi si kecil. 

Mengapa demikian? Dengan membawa sang anak ke tempat yang membuatnya nyaman, si kecil dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman pula. Kondisi nyaman yang dirasakan mampu untuk mempercepat kesembuhan si kecil.

3 dari 6 halaman

Cara Mengatasi Sesak Napas: Posisi Anak

Cara Mengatasi Sesak Napas: Posisi Anak © Dream

Setelah membawanya ke tempat yang nyaman bagi sang anak, aturlah posisi si kecil menjadi duduk dan bersandar. Jangan pernah sekali-kali memposisikan si kecil menjadi berbaring pada saat mereka terserang sesak napas. Hal tersebut akan membuat si kecil lebih kesulitan lagi untuk mencari pasokan udara sebab saluran pernapasan mereka menjadi tersumbat.

4 dari 6 halaman

Cara Mengatasi Sesak Napas: Pakai Alat Bantu Pernapasan

Cara Mengatasi Sesak Napas: Pakai Alat Bantu Pernapasan © Dream

Gunakanlah alat bantu pernapasan jika sang anak terlihat semakin kesusahan untuk bernapas. Alat bantu pernapasan yang paling sering digunakan adalah inhaler serta nebulizer.

Kedua alat bantu ini sama-sama bermanfaat untuk dapat mengendalikan dan meredakan sesak napas pada anak bahkan orang dewasa.

Namun, sebagian besar anak akan menggunakan alat bantu pernapasan berupa nebulizer. Nebulizer akan menghasilkan uap yang lebih kecil daripada inhaler sehingga obat yang dimasukkan menjadi lebih cepat meresap ke dalam paru-paru. Pada umumnya memakai nebulizer akan memakan waktu sekitar 15-20 menit.

5 dari 6 halaman

Cara Menggunakan Nebulizer

Cara Menggunakan Nebulizer © Dream

  1. Mencuci tangan terlebih dahulu dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir
  2. Siapkan obat yang akan digunakan dengan meraciknya sesuai anjuran dokter
  3. Tuang obat tersebut ke dalam wadah obat di nebulizer
  4. Tambahkan cairan saline jika telah diresepkan oleh dokter dan diperlukan
  5. Menghubungkan wadah obat ke mesin serta masker dengan bagian atas wadah
  6. Pasangkanlah masker di wajah anak dengan baik dan benar
  7. Pastikan masker untuk menutupi hidung dan mulut anak
  8. Pastikan pinggiran masker tersegel baik di wajah anak
  9. Menghidupkan mesin nebulizer
  10. Instruksikan sang anak untuk tarik nafas dengan hidung dan keluarkan secara perlahan melalui mulut
  11. Matikan mesin nebulizer jika dirasa sudah tidak ada uap yang keluar
6 dari 6 halaman

Cara Mengatasi Sesak Napas: Pijat Ringan

Cara Mengatasi Sesak Napas: Pijat Ringan © Dream

Bantulah sang anak untuk mendapatkan akses bernapas yang lebih besar dengan melonggarkan pakaian yang digunakannya. Para orang tua juga boleh untuk melakukan pijatan ringan ke daerah atas jempol kaki dimana syaraf paru-paru terhubung disana.

Lebih tepatnya pijatlah bagian antara jempol kaki dengan jari telunjuk pada kaki sang anak. Perlu diingat, lakukanlah pijatan ini secara perlahan dan lembut saja. 

Jika kondisi sang anak tidak mengalami peningkatan, segeralah membawanya ke rumah sakit terdekat. 

Ayah bunda juga bisa membawanya ke dokter terdekat untuk dapat dilakukannya penanganan atau tindakan yang tepat. Untuk mengatasi kejadian tersebut terulang kembali, ada baiknya jika para orang tua melakukan konsultasi dengan para dokter mengenai cara mengatasi dan pencegahan yang sesuai dengan kondisi si kecil. (mut)
 
 
 
(Sumber: doktersehat dan hellosehat)

Beri Komentar