Perawatan Kulit Setelah Melahirkan/ Foto: Shutterstock
Dream - Hormon dan kondisi kulitibu saat hamil pastinya mengalami perubahan drastis. Ada yang menjadi kering, lebih berminyak, ada juga yang penuh jerawat. Begitu pun setelah melahirkan.
Tubuh ibu jadi memproduksi hormon untuk menyusui, setelah melahirkan kembali terjadi perubahan hormon drastis. Hal ini juga berdampak signifikan pada kulit ibu secara keseluruhan.
Berikut beberapa masalah kulit yang sering muncul setelah melahirkan. Jangan lupa untuk melakukan perawatan diri, demi membuat mood lebih stabil dan percaya diri.
1. Stretch Mark
Karena kenaikan dan penurunan berat badan secara signifikan dalam waktu singkat, kerap muncul stretch mark di banyak bagian tubuh setelah melahirkan. Stretch mark ini tidak akan hilang sepenuhnya tetapi akan menjadi lebih samarseiring waktu. Awalnya, akan berwarna merah muda, ungu, atau cokelat kemerahan. Akhirnya, pigmentasi akan hilang.
2. Bintik Hitam
Stres yang menyertai menjadi ibu dapat memiliki efek buruk pada kulit wajah. Salah satunya, bintik-bintik kecokelatan. Untuk menghambat munculnya bintik ini, lakukan perawatan dan eskfoliasi secara rutin. Wajib kenakan suncscreen.
3. Melasma
Terkadang, selama kehamilan, bercak hitam muncul di wajah. Ini disebut chloasma atau melasma. Perubahan pigmentasi ini terjadi karena tingginya kadar hormon kehamilan dalam tubuh.
Hormon-hormon ini secara bertahap menurun setelah kehamilan. Sementara beberapa flek cokelat mungkin menjadi berkurang dan yang lain mungkin menetap.
4. Lingkaran Hitam dan Mata Bengkak
Lingkaran hitam dan mata bengkak adalah akibat dari perubahan hormonal, serta kurang tidur setelah melahirkan. Mata mengekspresikan rasa lelah yang dialami tubuh setelah melahirkan. Kompres mata atau gunakan krim khusus untuk mengurangi lingkaran hitam dan bengkak.
Sumber: FirstCry
Dream - Kulit menggelap jadi kecokelatan atau kehitaman kerap dialami para ibu hamil. Kondisi ini juga disebut sebagai hiperpigmentasi. Perubahan warna kulit jadi lebih gelap cenderung terjadi pada area lipatan.
Seperti leher, paha, atau lengan. Ini termasuk munculnya termasuk linea nigra (garis gelap di sepanjang perut), melasma (bercak gelap di wajah), dan areola yang menggelap.
Bintik-bintik, tanda lahir dan bekas luka yang ada bisa membesar dan menjadi gelap selama kehamilan. Penyebab pasti penggelapan kulit atau perubahan warna kulit pada kehamilan tidak sepenuhnya diketahui.
" Ini sering dikaitkan dengan peningkatan kadar hormon tertentu selama kehamilan seperti estrogen, progesteron, dan hormon perangsang melanosit," ujar dr. Rana Choudhary, dikutip dari MomJunction.
Peregangan kulit saat hamil juga memperburuk perubahan ini. Ada beberapa faktor lain yang juga dapat meningkatkan kemungkinan penggelapan kulit saat hamil. Antara lain, faktor lingkungan seperti paparan sinar matahari, kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti hipertiroidisme (tiroid yang terlalu aktif) dan genetik.
Lebih dari 90% ibu hamil mengalami beberapa jenis perubahan kulit. Peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat berkontribusi pada peningkatan produksi melanin yang mungkin dimulai sejak trimester pertama kehamilan.
" Untuk mengurangi risiko tersebut, ibu bisa menggunakan produk perawatan kulit hipoalergenik. Pilih pembersih, pelembab, atau krim wajah yang tidak mengiritasi kulit atau memperburuk melasma," ujar dr. Rana.
Kabar baiknya, warna kulit pada sebagian besar ibu akan kembali normal setelah persalinan. Pastikan saja menjaga kelembapan kulit dengan baik.
Dream - Sedang menjalani program hamil atau menstruasi terlambat? Mungkin Sahabat Dream, berpikir untuk melakukan tes kehamilan. Apalagi, alat tes berupa testpack sangat mudah didapat dan harganya sangat terjangkau.
Kemungkinan hamil selalu ada jika aktif secara seksual, bahkan memakai kontrasepsi sekali pun. Lalu kapan waktu yang tepat melakukan tes kehamilan? Apapun hasil yang diharapkan baik negatif atau positif, sebaiknya jangan melakukan terlalu dini.
" Meskipun Anda mungkin ingin melakukan tes kehamilan sesegera mungkin, yang terbaik adalah menunggu sampai seminggu setelah periode yang terlewat untuk mendapatkan hasil yang paling akurat," ujar Anna Targonskay, seorang bidan profesional, dikutip dari Mom.com.
Diperlukan waktu yang cukup bagi tubuh untuk memproduksi human chorionic gonadotoprin (hCG). Zat hCG inilah yang akan dideteksi melalui tes kehamilan. yang cukup untuk didaftarkan pada tes.
Menurut Mary Jane Minkin, dokter spesialis kandungan dari Yale University School of Medicine, sebenarnya hanya ada dua jenis tes kehamilan yaitu darah dan urine. Jenis tes kehamilan yang paling umum adalah tes urine.
" Tes ini bila dilakukan dengan testpack yang banyak dijual bebas untuk mengukur kadar hCG dalam urine," kata Minkin.
Ia mengatakan bahwa pada saat melewatkan menstruasi, sebagian besar tespack di pasaran akan menunjukkan hasil positif jika memang hamil. Tes lainnya adalah tes darah dan hal ini hanya bisa dilakukan di laboratorium.
" Dilakukan dengan rekomendasi dokter, tes darah untuk hCG dapat bekerja lebih awal daripada tes urine, karena lebih sensitif. Tes darah juga dapat dilakukan sejak dini untuk melihat apakah tingkat HCG meningkat dengan tepat," ungkap Minkin.
Advertisement
Asam Urat di Usia Muda? Ini 7 Penyebab dan Cara Mencegahnya
Komunitas Muda Mudi Surabaya, Peduli Lingkungan Lewat Langkah Kecil Berdampak Nyata
BPKH Setor Rp2,7 Triliun ke Arab Saudi untuk DP Haji 2026
10 Usulan Dewan Pers Soal Perubahan UU tentang Hak Cipta
Arab Saudi Buat Proyek `Sulap` Sampah Jadi Energi Listrik
5 Sumber Penghasilan Amanda Manopo yang Menikah di Hotel Mewah
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Inovasi Koper Akses Ganda untuk Pengalaman Traveling Lebih Praktis dan Stylish
Ruang Aman Baru untuk Perempuan: Salon Premium yang Hadirkan Privasi dan Pemberdayaan
Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia, Saling Membantu dan Memberi Dukungan
4 Rekomendasi Susu Penambah Nafsu Makan Anak yang Bikin Lahap Lagi di 2025