Melahirkan Normal Setelah Caesar, Simak Cerita Seru 2 Ibu Ini

Reporter : Mutia Nugraheni
Rabu, 11 Januari 2017 12:39
Melahirkan Normal Setelah Caesar, Simak Cerita Seru 2 Ibu Ini
"Alasan utamanya mau ngerasain sakitnya kaya apa sih".

Dream - Proses melahirkan apapun caranya pasti jadi cerita tersendiri bagi ibu. Baik itu secara normal maupun melalui operasi caesar. Masih banyak orang yang berpendapat, kalau anak pertama dilahirkan secara caesar, pasti anak kedua juga melalui operasi yang sama.

Nyatanya tak demikian. Para ibu yang sebelumnya melahirkan melalui operasi caesar bisa menjalani proses melahirkan secara normal. Dunia medis mengistilahkaannya dengan VBAC (vaginal birth after cesarean).

Seperti yang dialami Lutfi Dwi Pujiastuti, ibu dua jagoan ini sudah menjajal dua proses melahirkan, baik caesar maupun normal. Putra pertamanya Diffi (7) dilahirkan melalui operasi caesar karena kontraksi tak muncul sama sekali padahal kandungan sudah matang. Sementara putra keduanya, Kay (3), Lutfi lahirkan secara normal dengan proses yang cukup panjang.

" Waktu hamil Kay, pendarahan dari awal kehamilan cukup sering karena memang letak plasenta di bawah. Jelang melahirkan, pendarahan makin sering, kontraksi ada dan dokter udah gak bolehin pulang. Waktu itu pengen banget ngerasain lahiran normal, alasan utamanya yah mau ngerasain sakitnya kaya apa sih," kata Lutfi, kepada Dream.co.id.

Rasa ingin tahu sakitnya kontraksi ternyata yang membuat Lutfi kukuh ingin melahirkan normal. Hal itu mengingat saat melahirkan putra pertamanya ia sama sekali tak merasakan
kontraksi karena langsung menjalani operasi caesar.

Saat melahirkan Kay, proses pembukaan sendiri berjalan selama 3 hari. Ia berada satu minggu di rumah sakit dan membuatnya ingin menyerah.

" Waktu di rumah sakit sempat mau menyerah, karena nunggu bukaan lama berhari-hari. Apalagi, dokternya gak memperbolehkan induksi karena khawatir bisa membahayakan jahitan caesar sebelumnya. Tapi dokternya sabar, telaten, jadi semangat lagi," kata ibu berusia 32 tahun ini.

Proses melahirkan dijalaninya dengan baik, ia didampingi dokter dan pasangan yang cukup sabar. Meski sempat ingin menyerah setelah dengar tangisan Kay, Lutfi merasa kesabaran
dan usahanya terbayar. Memang setelahnya ia merasakan kelelahan luar biasa.

" Walaupun sakit tapi senang bisa lahiran normal, pas tahu kepala sudah nongol lebih semangat," ujarnya.

 

1 dari 1 halaman

Dukungan Dokter Obgyn dan Suami

Dukungan Dokter Obgyn dan Suami © Dream

Lain lagi cerita Ninit, ibu dua anak ini ingin sekali merasakan melahirkan normal karena ingin cepat pulih setelah melahirkan. Hal ini mengingat ia juga harus mengurus putra pertamanya Andra (2,5) yang sangat aktif dan butuh banyak pendampingan.

" Dokter obgyn juga menyarankan normal karena masih sangat memungkinkan. Terus ingin lahiran normal karena banyak orang memandang sebelah mata ibu-ibu yang melahirkan caesar,"  katanya.

Ninit, Andra dan Noura

Ninit juga mengungkap ternyata ada syarat khusus dari dokternya. Syarat dasarnya, baru sekali menjalani operasi c-section dan jarak kelahiran minimal 2 tahun. Kemudian, tidak ada nyeri yang terus-menerus pada bekas jahitan SC dan kondisi kehamilan normal.

Setelah itu ia pun meniatkan diri untuk menjalani proses melahirkan normal. Apalagi Huda, sang suami, mendukungnya secara penuh. Dokter yang mendampingi Ninit juga sangat sabar dan terus memberi semangat. Menurutnya mencari dokter yang mendukung VBAC merupakan faktor penting.

" Dukungan dokter sangat penting, karena kalau dokter tidak percaya diri, pasien bisa jadi ragu-ragu. Apalagi kalau pasien rajin browsing mengenai VBAC, pasti ada ketakutan robek jahitan bekas operasi sebelumnya. Kalau kata obgyn saya, robek atau tidaknya itu yang tahu Tuhan, dokter tidak bisa lihat karena di dalam," kata Ninit.

Melahirkan Noura (3 bulan) jadi pengalaman berharga bagi Ninit. Cita-citanya tercapai, meskipun tak dipungkiri saat sakit kontraksi dan kelelahan, Ninit sudah ingin menyerah.

" Saat terasa hampir pingsan, tapi saya berpikir dari kehamilan 4 bulan sudah sakit selangkangan karena SPD, berarti badan sudah menyiapkan jalan lahirnya, masa mau menyerah sudah segini jauh?," ujar ibu bekerja ini.

Ia pun bercerita perbandingan rasa sakit yang yang dirasakannya, melahirkan secara caesar dan normal. Menurutnya, rasa sakit justru lebih lama dialami setelah operasi.

" Untuk saya, tidak bisa bungkuk terlalu lama dan rendah, serta susah berdiri dari duduk di lantai selama 6 bulan. Sementara setelah lahiran normal saya sudah tidak merasakan sakit saat pembukaan 8 sampai anaknya lahir. Puas rasanya. Setelah itu, tidak ada suntikan, tidak ada obat-obatan, kecuali vitamin," ujarnya.

Ninit juga memberi tips khusus pada para ibu yang berniat melakukan VBAC. Menurutnya, langkah pertama adalah mempersiapkan mental ibu berupa rasa percaya diri dan tidak takut menjalani proses melahirkan normal. Lalu tentunya, suami yang terus mendukung.

" Minta dukungan dari lingkungan terutama dari suami, yang pastinya mendampingi kita dan menjaga kehamilan supaya tak ada masalah. Lalu survei dokter obgyn yang sabar dan memberi banyak informasi terkait VBAC .Tapi jangan memaksa juga jika pertimbangan medis tidak memungkinkan," pesannya.

Melahirkan apapun prosesnya merupakan perjuangan besar para ibu. Apapun pilihan Anda baik melahirkan secara normal maupun caesar, selalu dahulukan kondisi ibu dan kesehatan janin. Jadi para Bunda, tetap semangat, ya!

Punya pengalaman seru, menegangkan atau penuh inspirasi saat mengurus si kecil? Atau pengalaman menata rumah baru bersama pasangan? Bagi cerita Anda di parenting.dream.co.id dengan mengirimkan email ke komunitas@dream.co.id dengan subjek ParentingShare.

Beri Komentar