Bentuk Mental Anak Untuk Menjadi Gigih
Dream - Pernah berada dalam situasi, ada dua orang yang memiliki masalah sama. Satu orang dengan gigih mencari jalan keluar sampai masalah selesai. Sementara, ada juga yang berusaha lalu gagal dan tak mencobanya lagi.
Mental gigih atau mudah menyerah, tak terbentuk dalam semalam. Anak-anak yang gigih, terus berusaha sampai sudah tak sanggup lagi, sejak kecil ternyata memang dilatih demikian.
Motivasi dari keluarga dan lingkungan jadi 'modal awal' anak-anak gigih.
Tim dari Universitas Stanford, Amerika Serikat pernah melakukan studi tentang motivasi dan kegigihan pada 1960an. Diketahui ada dua kategori terkait mental anak:
- Anak yang memiliki sudut pandang kalau kesuksesan adalah hasil dari talenta dan kepintaran (fixed mindset)
- Anak yang berpandangan kalau kesuksesan adalah hasil kerja keras (growth mindset)
Anak dengan fixed mindset percaya kalau kepintaran yang merupakan bawaannya adalah penentu masa depan. Begitu juga talenta yang dimilikinya. Mereka cenderung beranggapan kalau dirinya harus bersikap seperti apa yang diharapkan orang-orang di sekitar terkait kepintaran dan talentanya.
Anak-anak ini juga cenderung menghindari tantangan karena takut membuat dirinya jadi tak terlihat pintar. Sementara anak dengan growth mindset percaya kalau makin ia bekerja keras
maka ia akan semakin sukses, atau makin diberi tantangan maka akan semakin pintar.
" Apa yang membuat anak demikian? Ternyata pujian yang sering dilontarkan orangtua sejak anak usia 1 tahun. Mungkin banyak orangtua yang tak menyadarinya. Tapi menurut studi yang dilakukan tim Stanford hal ini sangat berpengaruh pada mental tahan banting dan kegigihan anak di kemudian hari," ungkap Tracy Cutchlow, praktisi pengasuhan dan penulis buku The Coolest and Easiest Book for New Parents.
Mental anak yang terbiasa dengan pujian " wah, nilainya bagus, kamu anak pintar ya" akan berbeda dengan mental anak yang mendapat pujian " wah, nilainya bagus, kamu pasti belajar sangat keras ya" . Anak yang mendapat pujian karena kepintaran akan cenderung berkembang jadi fixed mindset. Sementara anak yang dipuji karena usahanya cenderung akan menjadi growth mindset.
" Tak ada kata terlambat, mulai sekarang pujilah anak karena usaha keras dan kegigihannya berusaha, bukan karena apa yang dimilikinya, ini akan berdampak signifikan pada perkembangan mentalnya kelak," ujar Cutchclow.
Sumber: Huffingtonpost
Advertisement
Kenalan dengan Satu-satunya Nahkoda Perempuan di Dishub Jakarta

GenBI, Komunitas Penerima Beasiswa Bank Indonesia

Kemenag Bakal Monitoring Jaminan Produk Halal MBG

Menkeu Purbaya Salurkan Rp200 Triliun ke Bank Himbara, Ini Tujuannya

7 Benda di Kamar Tidur yang Wajib Dibersihkan Lebih Sering dari yang Kamu Kira


Dukung Kreator & UMKM, Shopee Hadirkan Pengalaman Belanja Baru bersama Meta
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab


Viral Penampakan Pantai Kelingking Bali, Konstruksinya Bikin Rusak Pemandangan


Kenalan dengan Satu-satunya Nahkoda Perempuan di Dishub Jakarta

