Miris, Lebih dari Separuh Bayi Indonesia Tak Dapat ASI Eksklusif

Reporter : Mutia Nugraheni
Jumat, 26 Oktober 2018 12:36
Miris, Lebih dari Separuh Bayi Indonesia Tak Dapat ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif berarti hanya memberikan ASI secara penuh tanpa memberikan asupan lain pada bayi usia 0 hingga 6 bulan.

Dream - Pemberian air susu ibu (ASI) secara ekslusif, ternyata masih sangat 'eksklusif' bagi sebagian besar anak-anak Indonesi. Hal ini terungkap dari survei Demografi Kesehatan di 2017.

Dalam survei tersebut terungkap, hanya 47 persen dari 4,8 juta anak yang lahir setiap tahun di Indonesia yang mendapatkan ASI eksklusif. Menurut konselor laktasi, dokter Ameetha Drupadi, faktor edukasi jadi salah satu penyebab hal ini terjadi.

" Salah satunya pengetahuan ibu-ibu tentang ASI ini belum maksimal," kata Ameetha dalam peluncuran suplemen alami pelancar ASI, Lactaboost, di Jakarta Pusat, beberapa hari lalu.

Padahal memberikan ASI eksklusif kepada bayi memiliki manfaat luar biasa dan terbukti menurunkan angka kematian bayi.

" Data membuktikan, ASI Eksklusif mampu menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88 persen, terutama pada bayi berusia kurang dari 3 bulan," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Kirana Pritasari pada Puncak Peringatan Pekan ASI Sedunia (PAS) 2018 di Kementerian Kesehatan beberapa saat lalu.

Beberapa studi ilmiah juga menyebutkan pemberian ASI eksklusif menurunkan risiko obesitas dan penyakit kronis di kemudian hari.

Pemberian ASI eksklusif berarti hanya memberikan ASI secara penuh tanpa memberikan asupan lain pada bayi usia 0 hingga 6 bulan. Pada usia tersebut ASI sudah cukup memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.

Sumber: Benedikta Desideria/ Liputan6.com

1 dari 2 halaman

Bermasalah Saat Menyusui? Segera Cari Konselor Laktasi

Bermasalah Saat Menyusui? Segera Cari Konselor Laktasi © Dream

Dream - Proses menyusui bukan persoalan mudah, dibutuhkan usaha keras dan dukungan dari pasangan serta keluarga untuk bisa berhasil menyusui hingga dua tahun. Banyak para ibu merasa stres karena produksi air susu ibu (ASI) dirasa menurun, payudara sakit, tak lagi bersemangat menyusui, hingga masalah mastitis (peradangan atau penyumbatan kelenjar susu).

Jika Anda mengalami masalah-masalah tersebut jangan segan untuk berkonsultasi dengan konselor laktasi. Konselor ini adalah orang-orang yang sudah menjalani pelatihan khusus.

Salah satu organisasi yang melakukan pelatihan ini adalah AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia). Para konselor ini bisa ditemui di klinik laktasi di rumah sakit, puskesmas, atau bisa dihubungi di media sosial milik AIMI.

Para konselor sudah mempelajari proses menyusui, permasalahan, hingga solusinya dan bisa datang dari beragam latar belakang dan bukan hanya dokter. Mereka memiliki kemampuan untuk memberikan solusi terkait masalah menyusui, dan sangat membantu jika Anda membutuhkan dukungan psikologis.

Lalu kapan harus mencari konselor laktasi ini? Pertama jika Anda merasa sangat kesulitan menyusui di hari-hari pertama setelah persalinan.

ASI tidak keluar, payudara sangat sakit, hingga lecet dan berdarah, jadi masalah yang sering muncul. Masa-masa ini memang sangat kritis, Anda membutuhkan dukungan agar bisa menyusui dengan nyaman, dan memenuhi nutrisi bayi.

Cobalah tanya pihak rumah sakit, apakah mereka memiliki konselor laktasi. Biasanya di rumah sakit bersalin atau rumah sakit ibu dan anak, tersedia klinik laktasi dan pastinya konselor laktasi yang mumpuni. 

Lalu kedua, segera cari konselor ketika Anda merasa berat bayi menurun, atau tetap rewel setelah 30 menit menyusu. Bisa jadi proses latching (pelekatan) tidak pas, atau bayi mengalami tongue tie atau lip tie (kondisi lidah atau bibir bayi yang pendek sehingga sulit menyusu pada payudara) .

Oleh konselor Anda akan diajarkan bagaimana posisi-posisi menyusui yang tepat dan membuat nyaman ibu serta bayi. Sementara untuk masalah tongue tie, biasanya konselor akan merujuknya pada dokter anak atau dokter bedah jika masalahnya cukup kompleks.

Ketiga, saat semangat menurun atau Anda mengalami baby blues, konselor laktasi ini juga bisa jadi teman diskusi yang sangat baik. Mereka bukan hanya dibekali seputar hal teknis menyusui tetapi juga menghadapi kondisi psikologis ibu.

Untuk masalah mastitis, bisa langsung ke dokter umum atau yang lebih khusus, dokter laktasi, yang biasanya tertulis IBCLC (International Board Certified Lactation Consultant) di belakang gelarnya. Masalah ini dibutuhkan penanganan medis secara menyeluruh. (Ism)

 

2 dari 2 halaman

Sukses Menyusui di 3 Hari Pertama

Sukses Menyusui di 3 Hari Pertama © Dream

Dream - Beberapa hari pertama setelah melahirkan, hal yang pasti dirasakan oleh ibu adalah rasa sakit, pegal serta kelelahan di seluruh tubuh. Tubuh memang sedikit mengalami trauma setelah proses persalinan.

Kondisi tak nyaman tersebut diperparah dengan fluktuasi hormon ibu. Sensitif, muncul rasa senang sekaligus sedih, serta stres bisa saja muncul. Hal ini bisa menghambat proses awal 
menyusui yang sangat krusial bagi bayi.

Bagi Anda para ibu yang sedang bersiap menyambut si kecil dan menanti proses persalinan, ada trik penting yang diketahui. Trik ini agar Anda bisa bisa berhasil menyusui setelah melahirkan.

Hari pertama
Lakukan banyak kontak kulit (skin to skin) dengan bayi secepat dan sebanyak mungkin setelah lahir. Kontak fisik ini akan merangsang bayi untuk mencari payudara dan membuat ibu lebih 
rileks dan mengurangi level stres. Ketika ibu dan bayi merasa tenang, produksi ASI cenderung lebih lancar.

Penting diketahui cairan yang pertama keluar dari payudara bukan berwarna putih. Tapi sedikit transparan atau berwarna kekuningan, yang disebut kolostrum. Kolostrum mengandung zat 
protein tinggi yang sangat ideal bagi bayi baru lahir.

Hari kedua
Bayi akan menginginkan ASI setidaknya 8 kali dalam kurun waktu 24 jam. Ini berarti ibu harus siap menyusui setiap 2 jam sekali. Pola tidur ibu akan sangat berantakan dan terus bangun di 
malam hari. Tapi kondisi ini bisa disesuaikan seiiring pertambahan usia bayi. Payudara mungkin akan terasa sangat nyeri di awal-awal menyusui. Mengoleskan ASI di sekitar areola (area 
hitam payudara) atau mengaplikasikan krim puting bisa jadi solusi.

Hari ketiga
Susu ibu mulai berwarna putih dan jumlahnya akan semakin banyak. Bayi juga harus terus disusui agar makin pintar mengisap payudara. Masalah yang mungkin muncul biasanya payudara bengkak.

Untuk mengatasinya bisa dikompres air dingin lalu air hangat secara bergantian. Solusi payudara bengkak adalah menyusui lebih sering agar kelenjar ASI tetap sehat dan tak terasa 
nyeri. Jika memang bayi terasa kenyang, ASI bisa dipompa dan disimpan dalam kulkas.

Laporan: Awalendi Ema

 

 

Beri Komentar