Konsultasi Dengan Dokter/ Foto: Shutterstock
Dream - Beberapa ibu hamil, sangat berusaha untuk melahirkan secara normal, bahkan yang sebelumnya sudah pernah menjalani persalinan caesar. Persalinan normal setelah caesar dikenal dengan istilah VBAC (vaginal birth after caesarean).
Banyak ibu yang berhasil menjalani persalinan VBAC, kondisi ibu dan dan janin pun dalam keadaan sehat. Hal ini salah satu faktor keberhasilannya adalah ibu serta janin dalam keadaan fit, dan pengawasan oleh tim medis yang cukup intensif.
Risiko VBAC tak dipungkiri bisa membahayakan kesehatan ibu. Salah satunya adalah robekan di bekas operasi caesar sebelumnya. Untuk itu, jika ibu berencana melahirkan VBAC, lakukan di rumah sakit dan dalam pengawasan dokter secara ketat.
Hal ini ditekankan oleh dr. Purnawan Senoaji, spesialis obstetri dan ginekologi lewat akun Instagramnya @purnawansenoaji_dr. Ada alasan penting mengapa VBAC harus di rumah sakit.
" Saya selalu semangatin pasien untuk lahir VBAC jika memang bisa dilakukan dan pasiennya mau. Nah tapi perlu tau bahwa VBAC harus dipersiapkan dengan matang, termasuk tempat bersalinnya," ungkap dr. Purnawan.
Menurutnya, risiko robekan bisa saja muncul dan terjadi dengan cepat. Hal ini perlu diatasi segara agar ibu dan bayi bisa terselamatkan dan persalinan berjalan lancar.
" Mencoba persalinan normal pada riwayat caesar itu harus di rumah sakit, itu lebih ke antisipasi jika terjadi suatu komplikasi, terus harus tindakan segera. Kejadian komplikasi yang paling sering dikhawatirkan adalah robek, tempat kejadian yang dulu, udah ada tanda-tanda ke situ, dan itu bisa cepat sekali. Pedarahan segala macam," ujarnya.
Dengan melakukan persalinan di rumah sakit, tindakan bisa dilakukan lebih cepat dan segera. Tidak perlu lagi menunggu transportasi dan faktor lain, karena hitungan menit bahkan detik, sangat berharga untuk menyelamatkan ibu dan janin.
Dream - Menjalani kehamilan selama 9 bulan, tubuh ibu mengalami perubahan yang sangat pesat dalam waktu singkat. Bukan hanya fisiknya saja, tapi juga hormon dan juga psikologisnya.
Setelah janin cukup umur, persalinan pun terjadi. Dalam proses melahirkan, ibu lalu mengalami kontraksi yang memunculkan rasa nyeri hebat. Belum lagi setelahnya harus menjalani jahitan bila terdapat robekan.
Bagi yang harus menjalani operasi caesar, rasa nyeri setelah operasi akan lebih intens. Terutama beberapa hari setelahnya dan waktu pemulihan juga lebih lama. Dengan banyaknya perubahan dan rasa sakit, membuat para ibu mengalami risiko mengalami kesehatan setelah persalinan.
Dokter Emma Rees, seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi, memaparkan beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada ibu setelah melahirkan. Untuk itu, ia mengingatkan agar ibu tetap melakukan konsultasi dan mencari pendampingan setelah bayi lahir.
Apa saja keluhan tersebut?
1. Kelelahan hebat/ fatigue
Kebanyakan ibu yang baru melahirkan menerima bahwa rasa lelah setelah melahirkan adalah hal yang wajar. Tubuh memang baru saja melewati " perjalanan panjang" selama melahirkan hingga melahirkan.
" Kurang tidur, merawat bayi, menyusui dan ibu jadi lupa untuk mengurus dirinya sendiri, bahkan merasa bersalah jika meninggalkan bayinya hanya untuk mandi," kata Rees.
Hal tersebut terjadi terus menerus. Bila tak ada dukungan dari pasangan atau orang lain di sekitarnya, ibu akan mengalami kelelahan luar biasa. Tubuhnya akan selalu merasa tegang, nyeri, sulit tidur dan emosinya tak stabil.
Jika ibu merasa lelah hebat, pastikan konsultasi dengan dokter atau bidan. Bisa juga karena tubuh kekurangan zat besi, pemberian suplemen dengan dosis tepat bisa jadi solusi.
Melahirkan anak memberi tekanan ekstrem pada dasar panggul dan ini sering menyebabkan masalah kemih dan atau usus. Bisa berupa prolaps (penonjolan organ panggul ke dalam vagina), wasir (pembengkakan pembuluh darah yang terasa seperti benjolan di sekitar anus), sembelit karena dehidrasi dan sering buang air kecil.
Beberapa gejala ini akan hilang seiring waktu dan perubahan pola makan dan asupan cairan. Bila tak kunjung mereda, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter. Bisa jadi ibu membutuhkan bantuan fisioterapis untuk membantu merehabilitasi dasar panggul.
3. Mental yang labil
Selama kehamilan, melalui persalinan dan setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan hormonal yang sangat besar. Hal ini pastinya berdampak pada kesehatan mental.
Baby blues merupakan hal yang banyak dialami ibu ada minggu pertama setelah melahirkan. Bagi beberapa ibu, 'baby blues' atau perasaan putus asa dan rendah diri terus berlanjut setelah minggu pertama, bulan pertama, dan bahkan hingga tahun pertama.
Depresi pascakelahiran dapat terjadi kapan saja di tahun pertama setelah melahirkan, jadi penting bagi ibu untuk berkonsultasi dengan psikolog/ psikiater bila merasa kondisi mental tak stabil. Seperti sedih berkepanjangan atau tertekan.
4. Terisolasi
Rasa ini adalah yang sering dialami ibu yang baru melahirkan dan mereka sering menyimpannya rapat-rapat. Ibu tak bisa melakukan banyak hal, karena harus mengurus bayi.
" Bagi sebagian wanita, hal ini menyebabkan hilangnya identitas yang pada gilirannya menyalurkan rasa keterasingan atau terisolasi. Sebagai dokter saya harus mengingatkan setiap ibu yang baru melahirkan untuk tidak lupa merawat dirinya sendiri, tak perlu merasa egois. Ibu yang bahagia sangat dibutuhkan keluarga," pesan Rees.
Sumber: KidSpot
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas